Ajaran ke-tritunggal-an Allah atau yang sering disebut dengan trinitas sering salah dipahami. Bagi sebagian orang menganggap bahwa Tuhan yang disembah oleh umat Kristen ada tiga, bahkan barangkali umat Kristen sendiri belum memahami hal ini dengan baik. Saya bukan seorang pakar dogmatika. Namun dalam kesempatan ini, saya mencoba menerangkan apa yang saya pahami dan imani terhadap ke-tritunggal-an Allah. Dalam tulisan ini saya akan mencoba memahami ajaran trinitas melalui konfessi HKBP Tahun 1996. Di dalam konfessi HKBP Tahun 1996, pasal 1 poin B tentang ke-tritunggal-an Allah disebut: “Kita mempercayai dan menyaksikan Allah itu esa dan di dalam penyataanNya yang tritunggal, yaitu Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus, yang tidak berawal dan tidak berakhir. Dengan ajaran ini kita menolak ajaran triteisme yang mengatakan Allah orang Kristen itu ada tiga. Konfessi HKBP Tahun 1996 juga menguraikan pemahaman tentang Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus tersebut.
Allah Bapa
Allah Bapa atau disebut juga Allah Khalik diimani sebagai pencipta, pemelihara dan memerintah segala yang kelihatan dan tidak kelihatan. Kekuasaan-Nya mutlak dan keberadaan-Nya dari masa kekal hingga masa kekal (sebelum masa penciptaan hingga masa parousia. Allah Bapa inilah yang telah memilih Abraham (Kejadian 12:1-3) sebagai bapa leluhur bangsa Israel. Melalui Musa, Allah memperkenalkan diri-Nya (Keluaran 3:14). Dalam perjalanan sejarah, Allah berulangkali berfirman dengan pelbagai cara (Ibrani 1:1), bahkan Dia sendiri yang berinisiatif untuk memperkenalkan diri-Nya dalam rupa manusia. Firman telah menjadi daging (Yohanes 1:1). Demikianlah penulis Injil Yohanes memberi kesaksian tentang tindakan Allah. Manusia dengan seluruh keberadaannya tidak dapat mengenal Allah. Penalaran serta pengalaman tidak cukup untuk pengenalan akan pribadi Allah. Penghayatan serta pengenalan akan pribadi Allah hanya dapat diketahui sejauh penyataan Allah. Penyataan Allah hanya ditemukan melalui kesaksian orang-orang percaya di dalam Alkitab. Sifat serta kehendak TUHAN, Allah semesta alam diketahui sejauh bagaimana Dia sendiri dalam keber-ada-an-Nya memperkenalkan diri-Nya menurut kemampuan manusia.
Allah Anak
Menurut kamu, siapakah aku ini? (Lukas 9:20). Demikianlah pertanyaan Yesus Kristus kepada murid-murid-Nya. Petrus dengan tegas menjawab: “Mesias dari Allah”. Menurut anda, siapa Yesus Kristus? Sejak pewartaan kerajaan Allah oleh Yesus Kristus, orang-orang di sekitar Galilea, bertanya-tanya, siapa gerangan yang bernama Yesus Kristus itu. Bahkan hingga saat ini, pertanyaan ini masih terus ditanyakan dan digumuli. Bagi sebagian orang, Yesus Kristus adalah Juru Selamat, Anak Allah Yang Tunggal, bahkan Dia adalah Allah. Bagi sebagian orang, dia adalah seorang pahlawan kecil dari sebuah desa yang mencoba mengangkat harkat dan martabat rakyatnya dari penindasan bangsa Romawi. Bagi sebagian orang dia adalah seorang nabi yang diutus oleh Tuhan. Bagi sebagian orang Dia tidak ada bedanya dengan manusia-manusia lainnya yang mengajar dan mencoba mengarahkan manusia kepada kehidupan spiritual. Bagi anda sendiri, siapakah Dia?
Yesus Kristus adalah firman yang menjadi manusia (Yohanes 1:14). Allah dengan segala keber-ada-an-Nya yang tidak terselami dan tidak terkatakan mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa seorang hamba (Filipi 2:7). Dalam diri Yesus Kristus Allah hadir secara lebih nyata dalam sejarah manusia. Di dalam diri Yesus Kristus, Allah turut mengambil bagian dalam penderitaan manusia. Dia menderita sengsara, mati, bangkit dan naik ke surga untuk membuktikan kesetiaan-Nya serta pengorbanan-Nya bagi penderitaan manusia. Dia adalah persembahan untuk pendamaian antara Allah Bapa dengan manusia. Yesus Kristus berseru ya Abba, ya Bapa” (Markus 14:36) yang menunjuk serta mengajarkan bagaimana kedekatan kepada Allah khalik. Di dalam doa bapa kami, serta pengajaran-Nya tentang meminta bahwa mintalah kepada Bapa di dalam namaKu (Yohanes 16:23b).
Yesus Kristus adalah firman yang menjadi manusia (Yohanes 1:14). Allah dengan segala keber-ada-an-Nya yang tidak terselami dan tidak terkatakan mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa seorang hamba (Filipi 2:7). Dalam diri Yesus Kristus Allah hadir secara lebih nyata dalam sejarah manusia. Di dalam diri Yesus Kristus, Allah turut mengambil bagian dalam penderitaan manusia. Dia menderita sengsara, mati, bangkit dan naik ke surga untuk membuktikan kesetiaan-Nya serta pengorbanan-Nya bagi penderitaan manusia. Dia adalah persembahan untuk pendamaian antara Allah Bapa dengan manusia. Yesus Kristus berseru ya Abba, ya Bapa” (Markus 14:36) yang menunjuk serta mengajarkan bagaimana kedekatan kepada Allah khalik. Di dalam doa bapa kami, serta pengajaran-Nya tentang meminta bahwa mintalah kepada Bapa di dalam namaKu (Yohanes 16:23b).
Allah Roh Kudus
Roh Kudus adalah cara ber-Ada Allah yang terakhir. Allah Roh Kudus adalah penyataan Allah melalui Roh-Nya. Melalui Roh Kudus manusia dimampukan untuk percaya serta menyatakan kebenaran tentang Yesus Kristus (Yohanes 15:26). Roh Kudus adalah Roh yang memampukan, memberi semangat, kekuatan, memberi pengeahuan untuk memahami kebenaran, hukum serta dosa (Yohanes 16:8-11).
Rumusan kepercayaan Kristen tentang tritunggal itu di rangkum di dalam pengakuan iman apostolicum (rasuli). Dalam sejarah gereja, dogma Allah Tritunggal telah diuji keabsahannya. Melalui Konsili Athanasianum, hakekat Yesus Kristus sebagai manusia seutuhnya dan Allah seutuhnya dirumuskan. Tentunya persoalan ini tidak dapat dipecahkan oleh logika manusia. Bahkan dalam kesempatan ini, saya tidak sedang berusaha memberikan penjelasan yang rasional tentang hal ini.
Memang doktrin tentang Allah Tritunggal tidak pernah secara eksplisit disebutkan dalam Alkitab. Namun bukan berarti ajaran ini tidak dapat dipertahankan. Beberapa nas dimengerti secara utuh dalam kaitannya dengan nas yang lain serta mempertimbangkan latar belakang konteks dari nas itu, menguatkan ajaran ini. Sebuah petunjuk yang saya tawarkan adalah rumusan doa berkat di dalam Bilangan 6:24-26, TUHAN disebutkan 3 kali. Ini merupakan sebuah petunjuk di mana Allah menyatakan diri melalui tiga cara ber-ada yang berbeda. Hal itu sepadan dengan 2 Korintus 13:13. Melalui Matius 28:19, yang adalah rumusan baptisan, telah terlihat bahwa sejak zaman mula-mula, orang-orang percaya telah memahami 3 cara ber-ada Allah atau 3 cara penyataan Allah.
Apakah persoalan tentang Allah Tritunggal ini sudah terjawab? Tentu tidak. Namun, kiranya iman kita semakin diteguhkan melalui penjelasan singkat terhadap tiga cara Allah untuk menyatakan kasih-Nya. Hakekat Allah tetap satu adanya sebagaimana credo bangsa Israel: “Dengarlah hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa” (Ulangan 6:4). Allah yang esa itulah yang menyatakan diri-Nya melalui tiga cara yang berbeda untuk menyakinkan manusia tentang keberadaan-Nya. Logika manusia tidak akan dapat sepenuhnya memahami hal ini. Penjelasan teologis oleh pakar teologi dogmatika sekali pun tidak akan pernah memuaskan pemikiran manusia yang tidak dinaungi Roh Kudus untuk berkata sebagaimana Rasul Tomas berkata: “Ya TUHAN-ku dan Allah-ku” (Yohanes 20:28).
Sumber: http://pargodungan.org
ืฉืืื/ shalom. Mari kita belajar membaca teks Ibrani Ulangan 6 ayat 4 berikut ini ๐๐ป
BalasHapusTeks Ibrani, " ืฉืืข ืืฉืจืื ืืืื ืืืืื ื ืืืื ืืื. "
Cara membacanya, " Shema Yisrael YHWH ( Adonai ) Eloheinu YHWH ( Adonai ) ekhad. "
ืืจืื ืฉื ืืืื ืืืืืชื ืืขืืื ืืขื
Barukh Shem kevod malkuto le'olam va'ed
๐✡️๐๐๐๐ป✝️ืฉ๐บ️๐️๐พ๐๐๐