Jumat, 21 Juni 2013

Tentang Pelayanan Pelepasan

Catatan:
Artikel ini merupakan dokumen yang tersimpan dalam arsip VEM/UEM (United Evangelical Mission) mengenai pelayanan pelepasan dari Roh Jahat. Dokumen ini adalah hasil diskusi dari sejumlah ahli teologi dari gereja-gereja yang tergabung dalam organisasi UEM, yaitu: Wahyu Adipamungkas (GKJW), Eric Calgas (UCCP), RosaCamba (UCCP), Angelico Cofreros (UCCP), Patrick Kwan (CRC), Humala Lumantobing (GKPI), Juliman Harefa(BNKP), Elvilina Hulu (BNKP), Lope Robin (UCCP), Jaharianson Saragih (GKPS), Riana Kartika Sari (GKPI), Rainer Scheunemann (GKI-TP), Apeliften Sihombing (HKBP),Togar Simatupang (GKPA), Nirmala Sinaga (GKPS), Sutarto (GKJTU), Wesley Thavakumar (MC-SL), Claudia Währisch-Oblau (UEM). 


Tulisan ini dipublikasikan kembali sebagai bahan referensi maupun diskusi. Oleh sebab itu, Anda dapat mengakses dokumen ini lewat link berikut: 
http://www.vemission.org/fileadmin/redakteure/


HASIL PETUNJUK TEOLOGI
Apakah arti dari pelepasan?
Dibebaskan dari nama dan kekuatan Yesus bagi siapa saja yang kerasukan, dikuasai dimanfaatkan atau dipengaruhi oleh kekuatan iblis atau setan

Mengapa gereja-gereja anggota UEM harus terlibat dalam pelayanan pelepasan?
Sebab Kristus sendiri terlibat dalam pelayanan pelepasan tersebut dimana dia membebaskan orang-orang yang dirasuki setan, seperti yang disaksikan didalam Kitab Suci. Terlebih lagi, Yesus memberi kuasa bagi orang-orang percaya untuk mengusir setan (Markus 16:17; Matius 28:18-20; Markus 3:15; Markus 6:7-13; Markus 9:14-29; Markus 16:7-13; Kis 16-32; Efesus 1:16-23; Efesus 6:10-20). Dan pelayanan pelepasan juga telah dilakukan sepanjang sejarah gereja.
Gereja-gereja di Asia hidup di tengah-tengah budayaberanekaragam yang dipengaruhi juga dengan okultisme, seperti jimat-jimat, praktek ilmuhitam dan ilmu putih, dll. Bahkan beberapa anggota gereja secara aktif maupun pasif terlibat dalam praktek-praktek okultisme tertentu. Beberapa anggota gereja sebenarnya masih mempercayai dan memiliki pengalaman dengan kekuatan-kekuatan setan dalam kehidupan mereka. Danmasalah yang muncul karena mempercayainya, bahkan terjadi dan meningkatnya jumlah kekerasan oleh karena tuduhan praktek-praktek okultisme (contohnya memiliki Begu Ganjang, Memiliki Bekhu Soma, melakukan santet, Melakukan Barangatau menjadi Suanggi) yang akhirnya dapat mengarah kepada masalah yang lebih serius dalam suatu komunitas, bahkan contohnya terjadi pembunuhan.

Apakah pengertian dari kekuatan setan/iblis dalam latar belakang budaya dan teologi kita? Apa pengertian/pemahaman konteks teologi kitaakan kekuatan tersebut?
Dalam konteks kita yang berbeda (karena berasal dari berbagai Negara), maka kita juga memiliki pengertian yang berbeda akan apa itu yang mencakup kekuatan setan/iblis. Dalam kebudayaan tradisional kita, ada berbagai roh yang berbeda-beda yang dapat menjadi roh yang jahat ataupun menjadi roh yang baik.
Sebagai orang Kristen kita memiliki pendekatan yangberbeda-beda:
Bagi sebahagian orang mengakui adanya kekuatan setan/iblis/roh yang dapat mempengaruhi seluruh manusia dan bahkan orang Kristen secara fisik, sosial, psikologis dan spiritual dalam cara yang negative (Keluaran 20:1-6; Ulangan 18:9-15 danUlangan 28:1-46).
Bagi sebahagian orang lainnya meyakini bahwa roh-roh yang demikian tidak dapat menyakiti/mencelakai orang-orang percaya. Bagi sebagian lainnya, kekuata iblis dimanifestasikan dalam oppressive dan eksplotitative struktur-struktur sosial yang membuat korban orang-orang miskin dan kaum yang lemah secara sosial dalam masyarakat.
Bagi sebagian orang dari kita, roh lain diluar dariRoh Allah terlihat seperti iblis dan berbahaya, sementara yang lainnya mempercayai bahwa ada roh-roh yang menguntungkan.
Beberapa orang mempercayai bahwa roh nenek-nenek moyang yang sudah mati dapat menjadi roh yang jahat ataupun baik.
Yang lain mempercayai pandangan teologi bahwa tidak ada hubungan antara yang hidup dan yang mati. Dan oleh karena itu, roh yang sepertinya roh nenek moyang sesungguhnya adalah kekuatan setan atau iblis (2 Korintus 11: 14) yang sudah dikalahkan oleh Yesus (Markus 9:14-29, dll)
Dalam konteks dimana terdapat ketakutan yang besar terhadap roh-roh setan, ketidakpedulian akan pelayanan pelepasan tidak akan menjawab kebutuhan dari orang-orang percaya dalam cara yang holistic.

Apakah jenis praktek okultisme yang masih ada dalamkonteks kehidupan kita? Apa akibat yang terjadi/ditimbulkannya dalam kehidupan gereja kita?
Dalam konteks Asia kita, masih dipercayai tentang kekuatan/ilmu hitam dan ilmu putih. Kebanyakan dari kita menganggap bahwa keduanya berasal dari sumber yang sama dan faktanya mencelakakan orang-orang yang mempraktekkannya seperti orang lain. Akan tetapi tidak juga praktek-praktek penyembuhan secara tradisional dianggap sebagai bentuk okultisme.
Seluruh gereja kita menganggap bahwa praktek-praktek okult tidak dapat diterima. Mengikuti Kristus bukan hanya termasuk kembali kepada Yesus, tetapi juga meninggalkan dan menolak praktek-praktek okultisme yang sangat jelas bertentangan dengan pengajaran kekristenan.
Ini dapat menjadi proses sesuai dengan perkembanganpengertia akan pengajaran alkitab (1 Johanes 4:1; Kisah Para Rasul 19:18-19 dan 26:18).
Akan tetapi anggota gereja bertindak dengan cara yang berbeda.
Di beberapa gereja, anggota gereja tidak terikat dengan praktek okultisme. Di gereja-gereja lainnya, beberapa anggota gereja terikat dalam praktek okultisme seperti mencari pertolongan dari seorang shaman/dukun ketika merekamemerlukan kesembuhan, sukses, atau ketika mereka ingin menyakiti/mencelakai orang lain. Dalam kehidupan mereka, mereka juga memberikan makanan di kuburan, pada pohon-pohon yang dianggap keramat ataupun ke danau; mereka juga memakai atau menggunakan jimat-jimat dan berhubungan kepada roh-roh nenek moyang sebelum atau selama acara pernikahan atau penguburan, dll, sebab mereka khawatir akan kutukan-kutukan apabila mereka tidak mengikuti praktek yang demikian. Beberapa anggota gereja bahkan dapat juga menjadi seorang dukun itu sendiri.
Akibat dari praktek-praktek yang demikian dalam kehidupan spiritual orang Kristen itu parah:
Orang Kristen yang demikian tidak akan tumbuh imannya bahkan cendrung menjadi takut, menjauh dari Tuhan Yesus dan gereja dan akhirnya mengalami kematian spiritualitas. Bagi kehidupan jemaat, akan terjadi konflik dan keselurahan hidup spiritualitasnya tidak akan berkembang. Bahkan kehidupan ekonomi dan sosialnya orang-orang yang mempraktekkan demikian dan komunitas dari gereja itu dapat dipengaruhi, khususnya ketika ada tuduhan-tuduhan praktek okult.

Apabila terdapat pelayanan pelepasan: Apakah dasar teologi bagi pelayanan ini?
Para pendeta dan gereja-gereja yang terlibat dalam pelayanan pelepasan mendasarkannya atas dasar-dasar teologi berikut:

  • Yesus sendiri mengusir setan (Markus 9:14-29; Lukas8:26-39 dll) 
  • Yesus datang ke dunia ini dan mati bagi kita dan bangkita kembali pada hari ketiga dan mengalahkan musuh-musuhNya (Kol 2:15). Namun begitupun, iblis masih memiliki kekuatan tertentu atas dunia ini (Mat 4:8-9; 16:21-23; Efesus 6:11-12). Iblis itu mengintai (1 Pet 5:8; Johanes 8:44; 2 Timotius 2:25-26; 2 Korintus 11:14), menindih manusia (Matius 12:22); menyalahkan manusia (Wahyu 12:9-10). Tetapi segala kekuatan dan kekuasaan dalam dunia dan surgeakan tunduk dalam kuasa Yesus
  • Orang-orang percaya dipanggil untuk mengusir setan (Markus 6:7-13; Lukas 9:1 dan 10:1-2; Markus 16:17; Matius 10:1). Olehnya kita harus membuka mata kitakepada kebenaran dan membawa mereka keluar dari ikatan-ikatan kegelapan (Kisah Para Rasul 26:18)
  • Orang-orang percaya secara spiritual telah diperlengkapi untuk melakukan hal yang demikian (Efesus 6:10-18)

HASIL PETUNJUK PASTORAL
Persiapan Pelayan
Siapa yang dapat melakukan pelayanan pelepasan?
Pelayanan pelepasan pada dasarnya terbuka untuk setiap orang percaya. Tetapi harus ada persiapan dan pelatihan sebelum seseorang itu benar-benar melakukannya.
Apakah kemampuan melakukan pelayanan itu merupakan suatu karunia, panggilan atau tugas?
Kekuasaan melakukan pelepasan diberikan kepada setiap orang percaya. Tetapi pada alasan-alasan praktis, persiapan dan hubungan akan praktekkepada jemaat dan pelayanan pastoral diperlukan. Tidak ada kesepakatan di antara peserta apakah kemampuan melakukan pelepasan merupakan karunia atau charisma.
Pengalaman actual apa yang diperlukan sebelum seseorang terlibat dalam pelayanan pelepasan?
Persiapan apakah yang harus dimiliki seseorang sebelum dia terlibata dalam pelayanan pelepasan?
Pelatihan apa yang diperlukan bagi orang-orang yang berencana terlibat dalam pelayanan pelepasan?
Dianjurkan kepada orang-orang yang terlibat dalam pelayanan-pelayanan pelepasan menerima pelatihan dan persiapan sebelum mereka melakukannya. Pelatihan tersebut hendaknya termasuk memperdalam iman, pendalaman wawasan (budaya, psikologi, kesehatan mental, sosiologi dan teologi) dan kemampuan konseling dan pengalaman melihat pelayanan pelepasan yang dilakukan oleh orang lain dan pada masa pelatihan dan prakteksecara langsung dibawah bimbingan seseorang yang sudah berpengalaman dalam pelayanan pelepasan
Persiapan pribadi apa yang diperlukan seseorang yang terlibat dalam pelayanan pelepasan?
Seseorang yang mempersiapkan diri dalam pelayanan pelepasan harus hidup dalam kehidupan spiritualitas yang berdisiplin dengan pembacaan Alkitab serta doa secara teratur; Dia harus menjadi anggota dari kelompok yang mempelajari ALkitab dan persekutuan doa bersama, yang mengkoreksi dan menguatkan dia. Sebelum pelepasan dilakukan, penting membuat seseorang itu menyadari akan ketergantungan terhadap kekuatan Tuhan, secara keseluruhan berserah kepada Tuhan; dan berdoa khususnya kepada seseorang yang akan dilayani, keluarganya.

Diagnosa masalah
Bagaimanakah kita mengetahui bahwa seseorang itu memerlukan pelayanan pelepasan?
Kehadiran kekuatan setan dapat diidentifikasi melalui tanda-tanda psikologi (Mata yang merah ataupun tidak focus, suara berubah, mulut berbusa, tubuh bergetar, rasa sakit di bagian tubuh tertentu, enggan untuk dibersihkan, diganggu oleh mimpi buruk yang dialami berbeda-beda tergantung dari budaya mana dia berasal). Oleh karena itu penting untuk mengetahui kebudayaan tertentu seseorang. Untuk mengetahui akar penyebab masalah dari seorang klien, penting kiranya untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi dengan mendengarkannya secara seksama, dan barangkali juga dari anggota keluarga atau bahkan orang-orang terdekatnya. Questionnaire juga dapat membantu selama proses itu berlangsung, secara khusus untuk menguakkan keterlibatan praktek-praktek okultisme. Dan akhirnya, karunia spiritualitas untuk mengetahui roh itu harus digunakan, sebab klien tidak selalu mengatakan yang sebenarnya.

Ritual Pelepasan yang aktual
Apa rumusan dasar dalam pelepasan?
Apa langkah-langkah untuk memimpin pelepasan?
Langkah-langkah yang disarankan: (Dalam kasus struktur pelayanan dalam kelompok: Penjelasan tentang okultisme berdasarkan Pemahaman Alkitabiah)

  • Mengumpulkan informasi. Apabila klien tidak sadar, mintalah informasi dari keluarga dan para sahabatnya (penjelasan singkat dari proses: Apa yang menjadi akar permasalahan, dalam kuasa siapakah kita melakukannya, apa yang mungkin dan tidak mungkin terjadi) 
  • Menyanyikan lagu pujian, berdoa
  •  Doa termasuk doa pengakuan dosa 
  • Usir kuasa iblis di dalam nama Tuhan Yesus 
  • Tanyakan kepada si klien apa yang dia rasakan dan alami selama proses itu berlangsung 
  • Terkadang, proses bertanya, membaca Alkitab, bernyanyi, berdoa dan pengusiran harus diulangi beberapa kali 
  • Berkati orang tersebut dan berdoalah untuknya agar dipenuhi Roh Kudus dan untuk menyerahkan hidupnya kepada Tuhan Yesus Kristus 
  • Pendekatan yang fleksibel diperlukan tergantung dari situasi yang dialami 
  • Pada beberapa langkah dalam proses ini, manifestasidari kekuatan iblis mungkin terjadi (seperti berteriak, terjatuh, suara berubah, menangis dan reaksi kekerasan)
Petunjuk bagi Pelayanan Pelepasan

  1. Apabila memungkinkan, bekerjalah dalam tim. Pastikan bahwa yang wanita melayani yang wanita, dan demikian juga untuk yang pria. Apabila ada tim, disarankan hanya satu orang yang melakukan pengusiran sementara yang lainnya memberikan dukungan melalui doa dan nyanyian 
  2. Ketika mengusir setan, teriakan hanya dilakukan apabila memang benar-benar dibutuhkan. Dalam beberapa kasus, suara yang tenang lebih baik. 
  3. Bersiaga untuk reaksi kekerasan yang tak terduga. Pastikan bahwa tidak ada kemungkinan bagi sang klien menyakiti dirinya. Apabila diperlukan, izinkan tim memegang atau menahan seseorang tanpa menggunakan kekerasan dan tidak menyakiti sang klien. Waspada senantiasa, tetap tenang,. Dalam menemui kasus reaksi kekerasan, juga dimungkinkan meninggalkan sang klien untuk sementara waktu dan pergi ke tempat lain untuk berdoa, sebelum melanjutkan kembali ritual pelepasan. Bersiap-siap akan kemungkinan pasien terjatuh. Pastikan dapat mencegah dia jatuh untuk menghindari luka dan persiapkan tempat untuk dia berbaring dan memulihkan diri. 
  4. Jangan berbicara terlalu banyak dengan setan yang menguasai klien. Waspadalah bahwa setan berbohong dan ingin menciptakan kebingungan. Sering lebih baik bila kita cukup melakukan pelepasan saja. Tetapi terkadang penting juga menanyakan namanya untuk mengusir dia. 
  5. Bersikap peka dan berhati-hati dalam menyentuh si klien. Sentuhan dapat menjadi agresif, ataupun dapat menciptakan rasa nyaman dan menyembuhkan, tergantung dengan budaya dan pengalaman seseorang. Pada satu sisi tidak diperlukan sama sekali melakukan sentuhan pada si klien 
  6. Informasi yang kita dapatkan tentang seseorang itu harus tetap dengan cara yang baik. Jangan ada seorang pun dalam tim yang berbicara tentang apa yang mereka pelajari dari si klien di luar dari tim
Bagaimana kita mengetahui bahwa seseorang itu telah dilepaskan?

  • Seseorang itu tenang dan mampu memberikan respon secara normal ketika dia berbicara 
  • Dia mengenali dirinya dan orang-orang di sekitarnya 
  • Dia beristirahat dan terlihat lelah 
  • Dia sangat kehausan 
  • Dia merasa damai dan lega, rasa sakit ataupun nyeriyang dia rasakan hilang 
  • Dia merasakan sukacita dan memuji Tuhan 
  • Mata dan wajahnya cerah 
  • Dia mampu berdoa dan mengakui bahwa Kristus adalah Sang Juru Selamat
Perawatan setelah Penyembuhan
Apa yang harus kita lakukan pada si Klien setelah pelayanan pelepasan?
Pemulihan/perawatan itu dibutuhkan, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Dalam jangka pendek, klien dikonsultasikan tentang bahaya dari serangan baru setan, dan berikan ayat-ayat Alkitab untuk menguatkannya. Klien dan keluarganya juga diingatkan untuk berdoa dan membaca Alkitab dan mengikuti kegiatan-kegiatan gereja. Kunjungan lanjutan setelah beberapa hari juga direkomendasikan. Barangkali diperlukan konseling yang lebih jauh, atau ataupun pertolongan psikologis, ataupun pertolongan sosial maupun ekonomi.
Dalam jangka panjang, klien disemangati untuk aktif dalam gereja dan barangkali bahkan menjadi anggota dari team pelepasan. Gereja lokal harus meyakinkan bahwa ada orang yang bersedia membantu dan menguatkan klien dalam pertumbuhan imannya.

Sumber: 
http://pargodungan.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar