Oleh: Bob Deffinbaugh
Pendahuluan
Misalkan Anda dan isteri Anda mengundang presiden untuk makan malam. Anggaplah, bahwa beliau dan isterinya menerima undangan Anda. Sementara waktu kian mendekat, isteri Anda bertanya berapa banyak bangku yang akan disediakan di meja makan. Ada presiden dan isterinya, sudah pasti sejumlah pasukan pengawal presiden, tak diragukan lagi para wartawan dan seterusnya dan seterusnya. Apa yang dimulai sebagai suatu makan bersama yang akrab, dengan cepat berubah menjadi suatu urusan besar.
Jadi begitu juga dengan pelayanan Yesus. Di benak saya, saya selalu mempunyai suatu gambaran mental tertentu tentang Yesus yang pergi dari satu tempat ke tempat lain, diikuti oleh murid-murid-Nya. Di bagian depan para murid, tentu saja, Petrus, Yakobus dan Yohanes. Sementara kita melihat lebih dekat pada uraian pelayanan Tuhan kita dalam injil-injil kita temukan bahwa segera rombongan yang menyertai Tuhan kita menjadi agak besar. Salah satu dari beberapa teks yang menginformasikan kita tentang rombongan besar ini adalah teks kita untuk hari ini. Sebagai tambahan, Lukas menginformasikan kita tentang peranan penting yang dilakukan sejumlah besar wanita dalam mendukung pelayanan Tuhan kita dan murid-murid-Nya.
Sementara teks kita hanya tiga ayat, ini adalah suatu pasal yang sangat penting. Ini memberikan kita detil-detil yang dihindarkan penulis-penulis Injil lainnya, atau hanya disinggung secara sambil lalu. Ini memberi informasi pada kita tentang hubungan di antara pelayanan dan uang dan juga tentang peranan para wanita dalam pelayanan. Mari kita dengarkan baik-baik teks kita, karena banyak yang akan disampaikan kepada kita.
Pendekatan Kita dalam Pelajaran Ini
Pendekatan pesan ini akan dimulai dengan sejumlah pengamatan tentang apa yang Lukas coba beritahu-kan pada kita di sini. Kemudian kita akan menyimpulkan dengan berfokus pada prinsip-prinsip yang kita pelajari dari pasal ini mengenai pelayanan dan uang, dan mengenai pelayanan kaum wanita.
Pengamatan Teks
(1) Teks kita berkaitan dengan pasal sebelumnya dengan suatu perjalanan misi yang baru, yang kedua ke Galilea. Ada suatu pemahaman sepertinya teks kita sekedar disisipkan saja, namun perhatikan ayat 1 dimulai dengan memberi informasi kepada kita tentang kampanye misi lainnya dari Tuhan kita:
Tidak lama sesudah itu,[1] Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Lukas 8:1a).
Ungkapan , “tidak lama sesudah itu” memberi informasi kepada kita bahwa peristiwa-peristiwa selanjutnya berhubungan dengan ayat-ayat sebelumnya, terutama, saya tekankan, kisah tentang wanita yang memba-suh kaki Tuhan kita dengan air matanya? Mungkinkah bahwa ia adalah salah seorang dari kelompok tersebut yang menyertai Tuhan kita, yang diuraikan Lukas di sini?
Dalam pasal empat Injil Lukas, Yesus menunjukkan sejak dini dalam pelayanan-Nya bahwa Ia komit untuk pergi dari kota ke kota mengabarkan Injil. Ia memiliki komitmen ini karena Ia mengenali bahwa ini adalah suatu bagian penting dari panggilan ilahi-Nya dan tugas-Nya. Ketika murid-murid mendorong Yesus untuk kembali kepada orang-orang yang sedang menantikan Dia, Ia menanggapi:
“Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah aku diutus.” (Lukas 4:43a).
Ada beberapa kampanye misi lainnya yang disebutkan dalam Lukas,[2] namun jelas ini permulaan dari kampanye-kampanye penting lainnya dalam pelayanan-Nya kepada orang-orang di Galilea. Saya percaya ayat 2 dan 3 pasal 8 memberitahu kita bagaimana pelayanan Tuhan kita secara logistik berhasil. Ia disertai oleh banyak orang, dan mereka didukung oleh kontribusi beberapa wanita. Dalam perumpamaan tentang tanah berikutnya (vv. 4ff) Yesus menjelaskan perbedaan respon terhadap khotbah-Nya tentang kerajaan, juga menyediakan alasan bagi Yesus untuk mengubah metode pengajaran-Nya dengan perumpamaan.
(2) Yesus disertai oleh sejumlah besar pengikut dalam kampanye ini. Dalam masa-masa awal pela-yanan Tuhan kita, tampaknya seolah-olah Ia bepergian sendiri (misalnya ketika Ia pergi ke sinagoga di Nazaret, tak satu pun murid-Nya disebutkan Lukas 4:16-30). Pada waktu-waktu lainnya, beberapa murid-Nya ada bersama-Nya. Namun sekarang kita diberitahu bahwa sejumlah besar pengikut menyertai Yesus dalam kampanye ini.
Lukas memberitahu kita, semuanya ada 12. Jelas ini adalah 12 murid. Saya tidak yakin namun mungkin saja mereka disertai dengan isteri-isteri mereka, sekurangnya kemudian dilakukan oleh rasul-rasul, namun mungkin ini dimulai di sini (bnd. 1 Kor. 9:5). Jika para wanita lain menyertai Yesus dan 12 murid, mengapa pula tidak isteri 12 murid tersebut? Sebagai tambahan para murid, ada banyak orang lain juga, yang segera akan kita lihat.
(3) Termasuk dalam sejumlah besar pengikut, yang menyertai Yesus dalam perjalanan ini ada banyak wanita. Tiga wanita secara khusus disebutkan: Maria Magdalena (dari dirinya tujuh roh jahat telah diusir), Yohana, isteri Khusa, bendahara Herodes ini mungkin menjelaskan salah satu sumber informasi utama Herodes tentang Yesus dan pelayanan-Nya, bnd. 9:7), dan Susana, yang tidak disebutkan lagi dalam Alkitab. Sebagai tambahan dari tiga orang ini, yang namanya disebutkan, ada banyak wanita-wanita lain.
… … dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.(Luke 8:3b).
(4) Wanita-wanita yang mengikuti Yesus semuanya telah mengalami pertolongan mukjizat-Nya. Saya percaya bahwa Lukas menyebutkan nama tiga wanita ini untuk menunjukkan perbedaan masing-masing. Namun tanpa memandang perbedaan di antara para wanita yang mengikuti Yesus, tampaknya mereka ini sama dalam hal: Yesus secara ajaib membebaskan (menyembuhkan) mereka dari kondisi-kondisi dimana secara manusia tidak ada solusi. Beberapa orang, seperti Maria Magdalena, dibebaskan dari kuasa roh jahat. Lainnya disembuhkan dari sakit dan penyakit. Lainnya, mungkin telah disembuhkan dari luka-luka dan cacat-cacat. Namun semuanya di luar jangkauan pertolongan manusia. Semua yang pergi bersama Yesus dan menolong-Nya adalah mereka yang telah mengalami pertolongan-Nya dalam hidup mereka.
Dalam satu pengertian, kelompok yang menyertai Yesus merupakan sebuah kesaksian akan identitas Kristus selaku Mesias. Sementara Yesus berjalan dari desa ke desa dan kota ke kota memberitakan kabar baik kerajaan Allah, mereka yang bersama Dia menyaksikan fakta bahwa Yesus telah mencelikkan mata mereka yang buta, membuat mereka bisa berjalan, ketika mereka lumpuh, membebaskan mereka dari cengkeraman roh-roh jahat, ketika mereka dibelenggu roh-roh jahat tersebut. Orang banyak yang menyertai Yesus, dari satu segi pandangan, adalah jawaban atas tantangan Yohanes Pembaptis bahwa Yesus membuktikan identitas-Nya selaku Mesias.
Tidaklah sulit untuk mengerti mengapa mereka yang sudah disembuhkan oleh Tuhan kita ingin ikut dengan-Nya ketika Ia bepergian. Orang yang telah dibebaskan dari roh-roh jahat tidak hanya mengungkapkan keinginannya bersama Yesus, tetapi banyak juga yang merasakan hal itu seperti dia:
Dan orang yang telah ditinggalkan setan-setan itu meminta supaya ia diperkenankan menyertai-Nya. Tetapi Yesus menyuruh dia pergi, katanya: “Pulanglah ke rumahmu dan ceriterakanlah segala sesuatu yang telah diperbuat Allah atasmu.” Orang itu pun pergi mengelilingi seluruh kota dan memberitahukan segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya (Lukas 8:38-39).
Dalam kedua kasus, orang yang dirasuk roh jahat, yang pulang ke rumah kepada para tetangganya, dan mereka yang menyertai Yesus, kabar baik diproklamirkan oleh mereka yang telah ditolong oleh Mesias.
(5) Para wanita yang telah disembuhkan oleh Yesus dan yang sekarang menyertai-Nya, adalah mereka yang juga mendukung seluruh rombongan tersebut dengan kekayaan mereka sendiri. Lukas ingin kita tahu bahwa para wanita ini bukan semata-mata “ikut”, mereka adalah kontributor-kontributor aktif untuk memproklamasikan Injil kerajaan. Secara manusia, kampanye ini tidak bisa berhasil tanpa dukungan mereka. Rombongan harus makan, dan makanan disediakan oleh para wanita ini. Saya tidak bisa katakan secara pasti bahwa tak ada pria yang berkontribusi mendukung misi Tuhan kita, namun kita tahu bahwa banyak wanita memainkan sebuah peranan penting dalam hal ini.[3]
Seharusnya saya mencatat poin ini bahwa sementara para wanita menyumbangkan uang untuk menye-diakan keperluan rombongan ini ( Yudas, khususnya , bnd. Yohanes 12:6; 13:29) menyimpan dan mendis-tribusikan dana tersebut.
Semakin saya membaca teks ini, semakin saya menjadi yakin bahwa memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmani orang banyak yang menyertai Tuhan kita adalah urusan kedua, suatu pertumbuhan rohani yang terjadi karena bersama Yesus. Secara berbeda, saya yakin bahwa para wanita ini tidak mengikuti Tuhan kita untuk “melayani” sebanyak seperti mereka mengikuti Kristus agar bisa bersama-sama dengan Dia. Bersama Kristus, wanita-wanita ini, seperti Dia sendiri, peka akan kebutuhan-kebutuhan (bahkan rasa lapar rombongan ini) dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Jadi wanita-wanita ini bersama Kristus dan juga bertindak seperti yang Ia lakukan dalam menghadapi kebutuhan-kebutuhan.
(6) Para wanita yang menyertai Tuhan kita dan murid-murid-Nya, memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang Tuhan kita tidak penuhi dengan cara mukjizat. Dari satu segi, adalah mengherankan untuk melihat bahwa Tuhan kita dan murid-murid-Nya memiliki kebutuhan. Dari sisi lain, mengherankan bahwa Ia bertu-juan agar para wanita yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Tuhan Yesus sudah membuktikan kuasa-Nya dan mencukupi kebutuhan dalam hidup setiap orang yang mengikuti Dia. Ia melakukan yang para pria tidak bisa lakukan ---Ia menampilkan mukjizat dalam setiap kehidupan. Dan meskipun demikian Ia tidak melakukan mukjizat untuk menyediakan makanan sehari-hari rombongan mereka. Mengapa Yesus tidak menyediakan makanan dengan cara mukjizat bagi rombongan-Nya?
Contohnya disiapkan pada pencobaan yang dialami Tuhan Yesus di padang gurun. Di sana, Ia menolak untuk mengubah “batu-batu menjadi roti” ketika Iblis menantang Dia untuk melakukannya. Ia tidak akan menggunakan kuasa-Nya untuk menyediakan kebutuhan-kebutuhan-Nya sendiri. Sama juga, Ia tidak mau menggunakan kuasa-Nya di sini untuk melakukan sesuatu yang sama, hanya dalam skala yang jauh lebih besar. Yesus tidak mau membuat “mujizat makanan,” bahkan meskipun para pengikut-Nya lapar.
Dalam dua kesempatan, Yesus melakukan mukjizat untuk menyediakan bagi para pengikut-Nya, sekali ketika “memberi makan 5.000 orang” dan sekali lagi “memberi makan 7.000 orang.” Dalam kedua kasus tersebut, tidak ada cara dunia untuk memberi makan orang-orang lapar ini. Yesus memberikan makan orang banyak ini dengan melakukan suatu mukjizat karena tidak ada cara lain untuk memberi makan mereka. Juga, dalam melakukan hal itu Ia memberikan bukti lebih jauh pada fakta bahwa seseorang yang lebih besar daripada Musa sudah datang.
Saya percaya ada beberapa alasan mengapa Yesus tidak melakukan mukjizat dalam memenuhi kebutuhan para pengikut-Nya, dengan demikian membuat kelompok ini tergantung pada kemurahan hati para wanita pengikut yang setia ini.
Ini adalah bagian dari kehinaan Tuhan kita, Ia merendahkan diri datang ke dunia.
Ini memberikan kesempatan dan hak istimewa bagi para pria dan wanita untuk mengambil bagian dalam pelayanan-Nya.
Ini adalah suatu contoh bagi para rasul dan misionaris, bahwa Tuhan menyediakan kebutuhan-kebutuhan jemaat-Nya melalui orang-orang . Praktek Tuhan Yesus mengizinkan para wanita untuk mendukung-Nya dan para pengikut-Nya memberikan persetujuan untuk mendukung mereka yang menga-barkan Injil. Tuhan kita sudah memberikan contoh untuk diikuti bahwa mereka yang mengabarkan Injil seharusnya didukung oleh mereka yang memperoleh manfaat dari khotbah tersebut. Lebih awal ini dapat dilihat pada nabi-nabi Perjanjian Lama ( bnd. 1 Raja-raja 17:7ff.; 2 Raja-raja 4:8-10), dan diajarkan prinsip-nya oleh rasul Paulus (1 Korintus 9).
Praktek bahwa Tuhan kita didukung oleh para wanita menekankan pentingnya para wanita dalam mengabarkan Injil, dan praktek kemitraan yang diperoleh dengan menanggung pekabaran Injil.
(7) Para wanita ini, yang mengikuti Yesus selama kampanye di Galilea, terus mengikuti Dia sampai akhir. Lukas suka memperkenalkan tokoh-tokoh kunci kepada para pembacanya sebelum ia memusatkan perhatian kepada mereka. Misalnya, Paulus diperkenalkan secara singkat ( Kis 8:1, 3) sebelum catatan pertobatannya ( Kis 9) dan kemudian pelayanannya ( Kis 13:1ff.).
Teks-teks berikutnya memberitahu kita tentang para wanita ini sementara waktu terus berlalu:
“Dan ada di situ banyak perempuan yang melihat dari jauh, yaitu perempuan-perempuan yang mengikuti Yesus dari Galilea untuk melayani Dia. Di antara mereka terdapat Maria Magdalena, dan Maria ibu Yakobus dan Yusuf, dan ibu anak-anak Zebedeus” (Mat. 27:55-56).
“Ada juga beberapa perempuan yang melihat dari jauh, di antaranya Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus Muda dan Yoses, serta Salome. Mereka semuanya telah mengikuti Yesus dan melayani-Nya waktu Ia di Galilea. Dan ada juga di situ banyak perempuan lain yang telah datang ke Yerusalem bersama-sama dengan Yesus” (Mrk 15:40-41).
“ Dan perempuan-perempuan yang datang bersama-sama dengan Yesus dari Galilea, ikut serta dan mereka melihat kubur itu dan bagaimana mayat-Nya dibaringkan. Dan setelah pulang, mereka menyediakan rempah-rempah dan minyak mur. Dan pada hari Sabat mereka beristirahat menurut hukum Taurat …Perempuan-perempuan itu ialah Maria dari Magdala, dan Yohana, dan Maria ibu Yakobus. Dan perem-puan-perempuan lain juga yang bersama-sama dengan mereka memberitahukannya kepada rasul-rasul. Tetapi bagi mereka perkataan-perkataan itu seakan-akan omong kosong dan mereka tidak percaya kepada perempuan-perempuan itu” (Lukas 23:55-56; 24:10-11).
“ Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus” (Kis 1:14).
Dengan menggabungkan teks-teks ini bersama-sama, kita tahu bahwa wanita-wanita ini yang disebutkan oleh Lukas adalah para wanita yang sama yang disebutkan oleh Matius dan Markus, yang terus mengikuti Yesus, bukan hanya di Galilea, namun juga di Yerusalem. Mereka adalah para wanita yang berdiri dekat Tuhan di kayu salib, yang pertama-tama datang mengunjungi kubur yang kosong. Betapa mengagumkan dan luar biasa kelompok para wanita ini! Betapa Lukas menghormati mereka! Para wanita yang setia ini, setia dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan Tuhan kita dan rombongan-Nya, setia tinggal bersama Dia bahkan dalam bahaya, setia bahkan sesudah kematian-Nya. Sesungguhnya, mereka ada di antara yang hadir dan berdoa pada waktu Pentakosta.
Kesimpulan
Teks kita menyediakan kita beberapa prinsip yang benar-benar penting, berhubungan dengan dua bidang utama dari pengalaman Kristiani dan pelayanan. Yang pertama menyinggung hubungan di antara pela-yanan dan uang. Yang kedua menyinggung peranan wanita dalam pelayanan.
Hubungan di antara Pelayanan dan Uang
(1) Pelayanan membutuhkan uang. Prinsip ini begitu jelas sehingga tampaknya hampir bodoh untuk menyatakannya, namun tampaknya … mereka yang mengabaikan kenyataan ini, atau yang memilih untuk mengabaikannya. Bahkan pelayanan Tuhan kita memerlukan uang. Ia tidak memerlukannya untuk biaya siaran di televisi atau untuk ruangan kantor, namun Ia dan mereka yang mengikuti-Nya memerlukan perse-diaan yang sederhana, sebut saja makanan. Pengeluaran Tuhan kita tidak termasuk retret di tempat tersembunyi di gunung atau sebuah kapal pesiar, juga bukan pendapatan pribadi yang tinggi, namun Ia dan para pengikut-Nya memiliki kebutuhan-kebutuhan jasmani dimana orang-orang memiliki hak istimewa untuk berpartisipasi memenuhinya.
(2) Pelayanan-pelayanan kadang-kadang menyalahgunakan uang. Sangat jelas bahwa beberapa pelayanan menyalahgunakan dana yang diberikan dalam mendukung pelayanan tersebut. Yudas, kita tahu, menyalahgunakan sebagian dana yang diberikan untuk mendukung keuangan Tuhan kita. Kejahatan-kejahatan semacam itu seharusnya tidak diperkecil, namun juga tidak menjadikan suatu alasan untuk tidak mendukung pekerjaan Tuhan. Mari kita mengambil setiap tindakan pencegahan untuk mencegah dan membereskan kesalahan manajemen ini; namun marilah kita tidak menghindarkan tanggung jawab kita untuk mendukung pekerjaan Tuhan.
(3) Mereka yang turut serta membiayai pelayanan, berpartisipasi sebagai mitra dalam pelayanan itu. Saya percaya bahwa Lukas sedang memberitahu kita bahwa para wanita ini yang menyertai Tuhan kita dan yang menolong membiayainya merupakan suatu bagian penting dari “tim” yang memproklamirkan kabar baik kerajaan Allah. Tuhan kita menyatakan hal tersebut seperti ini:
“Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar. Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya “ (Matius 10:41-42).
Jadi, mendukung seorang nabi dalam pelayanannya adalah ikut menerima upah dari pelayanannya. Mendukung seorang nabi adalah ikut dalam pelayanannya dan dalam upahnya.
(4) Adalah alkitabiah, dalambeberapa kasus, untuk didukung dalam pelayanan. Lukas telah membe-ritahu kita bahwa Yesus didukung dalam pelayanan-Nya oleh sekelompok wanita yang setia. Sudah pasti jika Tuhan kita bisa didukung, adalah alkitabiah untuk “misionaris-misionaris” lain (mereka yang memprok-lamirkan kabar baik) untuk didukung juga. Paulus menekankan ini dalam 1 Korintus pasal 9. Saya mengerti Injil Lukas mengindikasikan tiga bentuk utama dalam mendukung mereka yang melayani.
Pertama, orang-orang mungkin didukung dalam memproklamirkan Injil oleh mereka yang sebe-lumnya telah mendapat manfaat dari pelayananmereka. Ini adalah kasus dalam Lukas 8:1-3 seba-gaimana saya memahaminya. Para wanita ini secara pribadi mendapat keuntungan dari pelayanan Tuhan kita kepada mereka, dan sekarang mereka mendukung pelayanan-Nya kepada orang-orang lain. Paulus didukung oleh orang-orang Makedonia, yang sebelumnya sudah ia layani ( bnd. Filipi 1:3-6; 4:10-13).
Kedua, orang mungkin didukung oleh mereka yang sedang dilayani mereka. Ketika Yerus mengutus 12 (Lukas 9:1-6) dan 72 (Lukas 10:1-12), Ia memberitahu mereka agar tidak membawa apa-apa. Itu karena mereka sedang dilayani orang-orang yang mereka datangi, dimana mereka tinggal dan melayani. Ke-12 dan 72 murid itu menyembuhkan dan mengusir roh-roh jahat. Sudah pasti kota-kota yang mereka datangi seha-rusnya senang menunjang para pengkhotbah dan pembuat-pembuat mukjizat ini. Sesungguhnya mereka adalah pelayan-pelayan “yang layak untuk diberi imbalan.”
Ketiga, beberapa orang menunjang diri mereka sendiri. Ketika orang-orang memusuhi Tuhan kita dan firman-Nya, Yesus berbicara kepada para murid tentang arti yang berbeda untuk ditunjang sementara mereka mengabarkan Injil:
Lalu Yesus berkata kepada mereka: “Ketika Aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?” Jawab mereka: “Suatu pun tidak.” Kata-Nya kepada mereksa: “Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang. Sebab Aku berkata kepada kamu, bahwa nas Kitab Suci ini harus digenapi pada-Ku: Ia akan terhitung di antara pemberontak-pemberontak. Sebab apa yang tertulis tentang Aku sedang digenapi.” (Lukas 22:35-37).
Ketika para murid Tuhan sebelumnya pergi berkhotbah dan menyembuhkan, secara umum mereka diterima dengan baik. Namun sesudah penolakan terhadap Tuhan kita dan penyaliban, ini akan berbeda bagi murid-murid-Nya. Sekarang mereka terus pergi ke luar, mengabarkan Injil, namun kali ini siap sepenuhnya untuk mencukupi kebutuhan mereka sendiri. Sebagai akibatnya, mereka harus mencukupi kebutuhan mereka sendiri dalam dunia yang memusuhi yang mereka datangi. Karena berbagai kejahatan dan penganiayaan (terutama para guru-guru palsu) Paulus menolak untuk menggunakan haknya untuk ditunjang oleh gereja, dan melayani tanpa upah. Sesungguhnya, bahkan Paulus bekerja dengan tangannya sendiri sehingga bisa mendukung orang-orang lain (bnd. Kisah Para Rasul 20:34-35).
Metode terakhir tidak begitu populer sekarang ini. Tidak banyak orang yang mau mengotori tangannya dengan pekerjaan sehari-hari, pekerjaan yang biasa. Banyak yang menghendaki seseorang mendukung mereka dalam pelayanan mereka. Banyak orang yang minta orang-orang yang tidak mereka kenal, yang tak pernah mereka layani, untuk mendukung mereka dalam pelayanan. Saya tidak melihat dukungan jenis ini dalam Perjanjian Baru.
Kalau begitu kapan seharusnya orang didukung, oleh siapa, dan dalam situasi-situasi apa? Dari seluruh kitab Lukas saya percaya kita harus mengatakan bahwa ini akan berbeda bagi orang-orang yang berbeda, dan bahkan bagi orang yang sama, di bawah situasi-situasi yang berbeda. Saya percaya bahwa kita seha-rusnya didukung kalau tidak oleh mereka yang kita sudah layani atau mereka yang baru kita layani. Dan, kita seharusnya didukung hanya ketika kita memajukan Injil Yesus Kristus. Ada masa-masa ketika Paulus tidak mau menerima uang untuk pelayanannya karena praktek-praktek kasar guru-guru palsu. Ada masa-masa ketika Paulus berusaha mempraktekkan Injil dengan bekerja dengan tangannya sendiri, menunjang orang-orang lain. Dan ada masa-masa ketika Paulus menerima dukungan sehingga ia bisa mengabdikan dirinya sendiri untuk memproklamirkan kebenaran Injil. Apakah kita didukung atau tidak seharusnya ditentukan oleh ketentuan apakah Injil akan dilayani sebaik mungkin atau tidak dengan didukung atau menjadi seorang pendukung orang-orang lain dengan bekerja dengan tangan sendiri.Terlalu banyak orang dalam pelayanan menolak untuk memikirkan kedua pilihan tersebut,
(5) Mendukung pelayaan Injil melibatkan dukungan banyak orang. Para wanita yang melayani Tuhan kita tidak hanya mendukung Yesus – mereka mendukung seluruh tim pelayanan:
Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka(Lukas 8:3).[4]
Ada banyak orang Kristen yang ingin mendukung pemimpin suatu pelayanan. Bagaimanapun juga, ia biasa tampil, suka mengeluarkan pendapat dan dinamis. Namun mereka tidak begitu berminat membayar sekre-taris yang menerima telpon atau mengetik naskah-naskah khotbah, yang juga penting fungsinya. Ketika pelayanan Injil didukung tim penginjilan seharusnya didukung juga.
(6) Mendukung Injil melibatkan pekerjaan biasa. Saya yakin tidak begitu menarik untuk membeli selada, atau sayuran, atau daging, namun ini adalah bahan-bahan untuk membuat makanan. Sekarang ini, orang-orang Kristen tidak berminat untuk membayar sewa kantor, rekening PAM dan listik, atau pita printer. Semua urusan biasa ini perlu, bagaimanapun, dan membeli barang-barang tersebut sebagai suatu bagian dari pelayanan Injil adalah mendukung pelayanan, tak peduli tampaknya itu begitu biasa.
(7) Ia yang setia dalam perkara-perkara kecil akan setia dalam perkara-perkara besar. Kata-kata dari Tuhan kita ini menunjuk pada pelayanan dengan uang, dan kemudian melayani dengan cara-cara lain:
”Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barang-siapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar” (Lukas 16:10).
Dalam konteks bagian ini jelas bahwa uang adalah “perkara kecil” sementara lain-lain urusan adalah perkara-perkara yang lebih besar. Para wanita ini, yang setia mengikuti Tuhan kita di Galilea, dan meme-nuhi kebutuhan-kebutuhan kelompok tersebut, juga setia pada kaki salib dan di kuburan Tuhan kita. Kesetiaan mereka dalam perkara kecil yaitu uang menjadi kesetiaan mereka dalam perkara-perkara yang lebih besar di kemudian hari. Yudas, sebaliknya, tidak setia dalam perkara kecil yaitu uang, juga tidak setia dalam perkara-perkara yang lebih besar. Kesetiaan dalam urusan uang adalah penting, karena ini juga memimpin kepada kesetiaan dalam perkara-perkara yang lebih besar. Berinvestasi dalam pelayanan Injil menentukan dimana hati para wanita ini berada:
“Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada” (Matius 6:21).
Peranan Wanita dalam Pelayanan
(1) Yesus meninggikan para wanita di atas status yang diberikan kepada mereka oleh masyarakat. Lukas adalah seorang pria yang memberikan perhatian yang lebih besar pada wanita dalam catatannya daripada penulis-penulis Perjanjian Baru lainnya.[5] Sepanjang kehidupan dan pelayanan Tuhan kita, Yesus mengasihi dan menjunjung tinggil para wanita. Dalam seluruh Injil, para wanita diuraikan sebagai terang yang sangat menyenangkan.[6]
(2) Yesus memakai dan mendorong para wanita dalam pelayanan. Catatan Yesus mengenai wanita-wanita ini yang mengikuti Yesus dan mendukung kampanye di Galilea adalah penghargaan kepada mereka dan kepada pelayanan mereka. Ini memuji para wanita untuk kesetiaan mereka dan komitmen kepada Tuhan dan ini memberi nilai pada pelayanan-pelayanan mereka sebagai suatu kemitraan dalam memprok-lamirkan Injil.
(3) Yesus membedakanpelayanan kaum wanita dengan kaum pria. Yesus tidak memakai kaum wanita dalam pelayanan dengan cara-cara yang sama yang Ia gunakan terhadap pria. Ia tidak memilih 6 pria dan 6 wanita sebagai rasul-rasul; Ia memilih 12 pria. Ia tidak mengutus 36 pria dan 36 wanita dari kota ke kota (10:1ff.); Ia mengutus 72 pria. Yesus tidak mengutus kaum wanita untuk berkhotbah kepada orang-orang. Yesus menggunakan wanita dalam pelayanan, namun dalam suatu cara yang seluruhnya konsisten dengan prinsip-prinsip dan praktek-praktek rasul Paulus, prinsip-prinsip dan praktek-praktek yang dipandang sebagai “sempit” oleh beberapa kaum Injili dan kebanyakan lainnya. Yesus tidak memakai kaum wanita dalam pelayanan-pelayanan yang menyebabkan mereka mengajar atau memiliki otoritas di atas kaum pria.
(4) Yesus tidak mengizinkan budaya-Nya untuk mendiktekan cara-cara dimana wanita-wanita diguna-kan dalam pelayanan. Sekarang ini, beberapa orang Kristen dicobai untuk berpikir seperti ini: Yesus meninggikan wanita-wanita di atas budaya zaman mereka. Oleh karena itu orang-orang Kristen seharusnya terus mendorong hak-hak para wanita dan pelayanan yang melampaui standar-standar dan struktur-struktur masyarakat. Jika Yesus seorang “pembebas kaum wanita” pada zaman-Nya, gereja seharusnya membebaskan wanita sekarang ini.,
Mereka kehilangan poin tentang apa yang Yesus lakukan. Yesus tidak membiarkan budaya-Nya mendikte bagaimana wanita-wanita berfungsi dalam pelayanan. Dalam zaman Yesus, budaya-budaya menekan para wanita. Dalam zaman kita, budaya kita membebaskan wanita untuk berkembang tanpa membedakan di antara pria dan wanita dalam urusan pelayanan mereka dan fungsi mereka. Di gereja kita harus menaati perintah-perintah Allah, dan bukan budaya. Jadi, daripada menekan budaya dengan meninggikan wanita (seperti Yesus lakukan), gereja dipaksa untuk memegang teguh pendirian dan menolak memberikan para wanita jabatan dan fungsi yang sudah jelas tidak alkitabiah. Para wanita dilarang dalam Firman Tuhan untuk mengajar atau memimpin pria (1 Tim. 2:11-12), dan gereja harus taat, apakah budaya atau wanita mene-rima ini sebagai adil dan pantas atau tidak. Mengikuti Kristus sering berarti menolak budaya kita. Yesus tidak membiarkan budaya-Nya mendiktekan praktek-Nya, namun lebih menggunakan prinsip-prinsip ilahi. Kita harus melakukan seperti itu juga, apakah kita dipuji atau diejek karena taat. Dalam analisa akhir, kita tidak menghormati para wanita dengan memperlakukan mereka seperti pria. Kita menghormati mereka dengan memperlakukan mereka seperti seorang ciptaan istimewa Tuhan, dengan suatu pujian, bukan sebagai suatu peran yang bersaing dengan kaum pria.
(5) Kerohanian seseorang atau kepeduliannya terhadap Kristus tidak diukur oleh keunggulan, kuasa, atau posisi seseorang, namun oleh hati seseorang terhadap Allah dan pengabdian kepada-Nya. Alasan mengapa para pria dan wanita menuntut “hak” untuk memiliki posisi-posisi yang berkuasa dan kehormatan adalah karena kita berpikir bahwa kepedulian kita terhadap Tuhan diukur dengan status kita di hadapan manusia. Saya sedikit ragu-ragu bahwa para wanita yang Lukas sebutkan dalam teks kita lebih “rohani”, lebih cepat mengerti, daripada 12 murid. Para pria yang mengikuti Yesus ingin memanggil api turun terhadap musuh-musuh Tuhan; mereka ingin memperoleh kuasa dan kehebatan untuk diri mereka sendiri; mereka berdebat tentang siapa yang terbesar dalam kerajaan Allah; mereka gagal meraih penger-tian-pengertian tentang apa yang Yesus katakan dan lakukan. Para wanita, sebaliknya, tampaknya lebih peka, lebih mengabdi pada ibadah murni pada Juruselamat, dan lebih lekas mengerti bahwa kematian Yesus menjadi nyata (karena itu, pengurapan Yesus untuk penguburan-Nya, oleh seorang wanita, tentu saja). Posisi dan kuasa tidak ada urusan dengan pengabdian mereka kepada Kristus dan akrabnya perse-kutuan mereka dengan-Nya. Jadi, “memiliki suatu pelayanan yang penting” tidaklah, dan tak pernah menjadi kekuatan yang mendorong dalam hidup wanita-wanita yang saleh ini. Mereka hanya ingin berada bersama-Nya, bahkan seandainya mereka sedang membasuh kaki-Nya. Mari kita juga berusaha memiliki pikiran seperti ini.
Izinkan saya untuk melakukan pengamatan terakhir. Teks ini adalah kesaksian ilahi pada fakta bahwa Tuhan mengenal mereka yang mengikuti Dia, dan Ia menghormati pengabdian mereka dan tindakan-tindakan pelayanan mereka. Apakah para pria memuji kita atau tidak, Tuhan akan memberi upah pada kesetiaan dan pengabdian kita kepada-Nya. Mari kita berusaha mendapatkan pujian-Nya, penghargaan-Nya, ucapan-Nya “baik sekali perbuatanmu, hai hambaku yang baik dan setia.”
[1] T. Robertson berkomentar: “Kata ini berarti satu demi satu, berturut-turut, namun tidak ada data pasti mengenai waktunya, hanya bahwa peristiwa dalam 8:1-3 mengikuti 7:36-50.” A. T. Robertson, Word Pictures in the New Testament(Nashville: Broadman Press, 1930), II, p. 110.
[2] Lukas juga memberi informasi pada kita tentang mengutus 12 (9:1-6), dan kemudian 72 (10:1-12), dan lalu akhirnya, ia memberikan instruksi-instruksi Tuhan kita yang direvisi dalam 22:35-38.
[3] Menurut dugaan saya murid-murid mendukung Yesus pada awalnya, ketika mereka masih bekerja (misalnya dengan jala-jala mereka). Sekarang, murid-murid Yesus sedang bekerja dengan-Nya, dan karena itu tidak bisa menyediakan kebutuhan-kebutuhan materi kelompok tersebut. Memberi dukungan pada Yesus adalah sesuatu yang para wanita “bisa” lakukan – “bisa” dalam pengertian itu pantas, dalam pengertian mereka memiliki kekayaan untuk melakukannya, dan juga dalam pengertian bahwa mereka ingin melakukannya.
[4] Seharusnya ini menjelaskan beberapa naskah Yunani memakai bentuk tunggal “Dia,” sudah pasti merupakan refleksi dari Matius 27:55-56 dan Markus 15:40-41. Bagaimanapun saya percaya bahwa seluruh tim didukung, dan bukan hanya Tuhan kita. Dalam mendukung “Dia” para wanita ini mendukung “mereka.”
[5] “Para penginjil memberikan perhatian khusus kepada wanita-wanita dalam kisahnya tentang Yesus dan gereja mula-mula: Lukas 1:24ff., Elisabet (hanya dalam Lukas); 1:26ff., Maria ( hanya dalam Lukas); 2:36ff., Hana ( hanya dalam Lukas); 4:38ff., ibu mertua Simon; 7:11ff., janda di Nain ( hanya dalam Lukas); 7:36ff., wanita yang berdosa( hanya dalam Lukas); 8:2-3, para wanita yang melayani Yesus dan murid-murid-Nya ( hanya dalam Lukas); 8:43ff., perempuan yang sakit pendarahan ; 10:38ff., Marta dan Maria (hanya dalam Lukas); 13:10ff., perempuan yang bungkuk punggung-nya dan tidak bisa berdiri tegak (hanya dalam Lukas); 15:8-10, perumpamaan tentang perempuan dengan dirham yang hilang (hanya dalam Lukas); 18:1-8, perumpamaan tentang janda ( hanya dalam Lukas); 21:1ff., perempuan yang memberi persembahan dari seluruh nafkahnya; 23:49,55, para wanita waktu penyaliban; 24:10-11, 22-23, wanita-wanita di kuburan; Kisah Para Rasul 1:14, wanita dan Maria sedang berdoa; 5:1ff., Safira; 6:1ff., para janda; 9:36ff., Dorkas; 12:12ff., Maria ibu Markus dan Rode; 16:14ff., Lidia ; 16:16ff., hamba perempuan yang disembuhkan; 17:12, perem-puan-perempuan Yunani yang terkemuka yang percaya , 17:34, Damaris; 18:2, 18, 26, Priskila; 21:9, Keempat puteri Filipus; 23:16, anak saudara perempuan Paulus; 25:13, Bernike.” Charles H. Talbert, Reading Luke: A Literary and Theological Commentary on the Third Gospel (New York: The Crossroad Publishing Company, 1984), pp. 90,91.
[6] “Betapa menantang dan menimbulkan inspirasi seharusnya bagi setiap wanita untuk memikirkan itu, sementara dalam keempat Injil di mana pun tak disebutkan tentang wanita yang bermusuhan dengan Yesus, ada sejumlah keterangan mengenai pelayanan dan tanda-tanda penghargaan dimana mereka seia sekata dengan Dia. Dengan banyak perhatian dan pengabdian yang setia mereka melayani Dia dengan harta milik mereka ( ayat 3)— kepada Yesus Kristus yang menjadi miskin sehingga kita dibuat kaya. Betapa suatu contoh pelayanan untuk diikuti oleh setiap wanita yang percaya kepada-Nya!” Norval Geldenhuys, Commentary on the Gospel of Luke, The New International Commentary on the New Testament Series (Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans Publishing Company, 1975 [reprint]), p. 239
Tidak ada komentar:
Posting Komentar