Oleh: Ralph Mahoney
Bab 1 — Karunia Kepemimpinan Yang Ditempatkan Yesus Di Dalam Gereja
A. MENGAPA YESUS MEMBERIKAN KARUNIA KEPEMIMPINAN PADA GEREJA
Setelah mati karena dosa kita di atas salib, Yesus naik ke sorga untuk didudukkan di sebelah kanan Bapa Sorgawi kita. (Kis 1:9-11 Ef 1:20-22. Dari tempat otoritas itu Dia memberikan karunia kepemimpinan pada gereja. Dia memberikan rasul-rasul, nabi-nabi, penginjil-penginjil, gembala-gembala dan guru-guru untuk menyempurnakan (memperlengkapi) orang-orang kudus (Ef 4:6,11).
Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi ‘menyempurnakan’ dalam Ef 4:12 berarti ’ membetulkan’ kerusakan-kerusakan yang ditemukan dalam orang-orang yang baru percaya (yang disebabkan oleh dosa); ’ persiapkan’ dan ’ perlengkapi’ orang-orang percaya untuk melakukan pelayanan-pelayanan di Gereja. Para pemimpin melatih anggota-anggota gerejanya supaya mereka dapat melayani dan memenuhi kehendak Kristus bagi Gereja. Para pemimpin bertugas memperlengkapi (melatih) anggota-anggotanya untuk:
1. Melayani Tuhan (Kis 13:1) 2. Melayani sesama (Kis 2:44-46; dan 3. Melayani dunia (Kis 2:47 Mrk 16:15-20)
Hal ini menjamin perkembangan dalam hal rohani dan dalam hal jumlah di Gereja.
B. PENJELASAN DARI LIMA KARUNIA KEPEMIMPINAN
1. Rasul-Rasul
a. Ada Tiga Kelompok. Perjanjian Baru mengkhususkan tiga kelompok rasul-rasul
1) "Dua belas rasul dari Anak Domba" (Mat 10:1-5 Why 21:14) mempunyai hubungan yang spesial dengan bangsa Israel (Why 21:12). Pada zaman yang akan datang, mereka akan duduk di atas duabelas tahta dan menghakimi Israel.
2) "Rasul-rasul kenaikan" mempunyai hubungan khusus dengan gereja bangsa kafir. Mereka yang disebutkan dalam Perjanjian Baru adalah Paulus dan Barnabas, (Kis 14:14) Andronikus dan Junia, (Rm 16:7) Yakobus, (Gal 1:19) Silas dan Timotius (1Tes 1:1 2:6) dan lain-lain (1Kor 9:5 2Kor 8:23).
3) "Rasul-rasul Palsu" adalah mereka yang membuat pengakuan umum yang omong kosong bahwa mereka adalah rasul-rasul (2Kor 11:13).
" … bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta". (Why 2:2). Tanda dari rasul palsu ini adalah omong besarnya yang mengatakan bahwa dia adalah rasul. Rasul yang benar tidak akan mempedulikan apakah dia dikenal sebagai rasul atau tidak, tapi yang dengan rendah hati melayani seperti seorang budak belian (Yunani=doulas) milik Yesus (Rm 1:1 1Kor 1:1 et al).
b. Tanda-Tanda Rasul yang Benar:
1) Karakter Ilahi (2Kor 12:12)
2) Tanda-tanda, keajaiban dan mujizat. Tanda-tanda, keajaiban dan mujizat ini mengikuti pekerjaan penginjilan mereka dan pekerjaan mereka dalam gereja-gereja baru (Kis 2:43 4:30 5:12 14:3 Ibr 2:2-4).
3) Mengabarkan Injil. Ikrar/janji mereka untuk mengabarkan Injil pada mereka yang belum pernah mendengar tentang Injil; (Rm 15:20 2Kor 10:16) dan
4) Kerelaan Untuk Menderita. Kerelaan mereka untuk menderita, bertahan dalam aniaya dan kekerasan, bahkan mati bagi Tuhan mereka. (Kis 9:16 1Tim 1:16 2Kor 11:18-28)
Para Rasul (secara keseluruhan) bertanggung jawab pada doktrin/ajaran Gereja, (Kis 2:42 15:1-35 1Kor 14:37) praktek-praktek yang benar dalam gereja, kehidupan rohani dan kemurnian dalam gereja. Akan tetapi pengajaran mereka harus dibandingkan dengan Alkitab dan jika tidak sesuai, maka pengajaran itu harus ditolak (Kis 17:10,11).
Rasul-rasul ‘disiapkan’ dalam gereja bersama-sama dengan nabi-nabi, guru-guru, para pemimpin dan Karunia-Karunia lain yang ada dalam bahasa Roh, (1Kor 12:28) sama seperti anggota-anggota ‘disiapkan’ dalam Tubuh Kristus (Gereja). (1Kor 12:18)
Kata-kata Yunani bagi perkataan ‘disiapkan’ (titheme) diterjemahkan dalam Ibr 1:2 sebagai ditetapkan. "Maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan AnakNya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada … " Tidak seorangpun dapat melihat penetapan Yesus sebagai pewaris (yang berhak menerima segala sesuatu) yang sementara, tetapi yang tetap.
c. Pada Saat Sekarangpun Ada Rasul-Rasul. Pengaturan atau janji Tuhan tentang lima karunia dalam pelayanan (termasuk karunia sebagai rasul-rasul dan nabi-nabi) bukanlah merupakan fenomena yang terjadi sementara saja pada abad pertama Masehi seperti yang dinyatakan kebenarannya oleh beberapa ahli teologi.
Tidak ada dasar-dasar alkitabiah yang mendukung adanya ajaran yang mengatakan bahwa pelayanan para rasul dan nabi sirna pada abad pertama dalam sejarah Gereja. Bahkan sebaliknya, sejarah Gereja telah diganti dengan contoh-contoh pelayanan kerasulan.
Selanjutnya, penulis telah mengadakan perjalanan-perjalanan ke lebih dari 150 bangsa di abad keduapuluh dan mengamati banyak pelayanan yang sama seperti yang telah dilakukan oleh para ‘rasul kenaikan’ diberbagai macam kelompok di seluruh dunia.
2. Nabi-Nabi
a. Bekerja Bersama Dengan Rasul-Rasul. Ayat-ayat berikut ini nampaknya menekankan bahwa rasul dan nabi bekerja sama dengan eratnya.
" … Aku akan mengutus kepada mereka nabi-nabi dan rasul-rasul … ". (Luk 11:49). "Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam jemaat pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi … " (1Kor 12:28).
"Yang dibangun atas dasar para rasul dan para nabi … "(Ef 2:20).
"Bersukacitalah … kamu hai orang-orang kudus, rasul-rasul dan nabi-nabi; karena Allah telah menjatuhkan hukuman atas dia karena kamu". (Why 18:20). Pelayanan nubuat terjaga keseimbangannya karena ada kerja sama dengan rasul.
b. Kejadian-Kejadian Yang Dinubuatkan Dan Pernyataan Akan Datangnya Bahaya. Dengan pembukaan oleh Roh Kudus (Yoh 16:13) nabi-nabi Perjanjian Baru seperti Agabus menubuatkan peristiwa-peristiwa sebelum hal ini terjadi; (Kis 11:28) memberikan gambaran akan nubuat-nubuat dan peringatan-peringatan akan bahaya yang akan datang (Kis 21:10,11). Nabi-nabi Perjanjian Baru yang lainnya ialah Yudas dan Silas (Kis 15:32).
c. Meneguhkan Apa Yang Telah Dikatakan Firman. Paulus berkata bahwa kita tidak boleh merendahkan nubuat (1Tes 5:20). Pelayanan utama rasul-rasul Perjanjian Baru adalah meneguhkan sesuatu yang Allah TELAH katakan pada pribadi orang-orang percaya. " … khususkanlah Barnabas dan Saulus bagiKu untuk tugas yang telah (tanda waktu lampau) Kutentukan bagi mereka … " (Kis 13:1 2). Tuhan telah lebih dahulu memanggil mereka. Rasul-rasul hanya meneguhkan panggilan ini.
d. Perkataan Mereka Harus Diuji. Karena itu perkataan nabi-nabi harus diuji dengan hati-hati (Ul 18:22 Yer 28:9 1Kor 14:29 1Tes 5:19-21) — sebab mereka mungkin saja salah.
Jika perkataan yang disampaikan oleh nabi-nabi itu tidak cocok dengan Firman yang tertulis dalam Alkitab, perkataan nubuat itu harus ditolak (Ul 13:1-5). Lihatlah catatan yang ada di 1Kor 12 dan 1Kor 14 (Karunia-Karunia Roh) untuk melihat penjelasan tentang perbedaan antara nubuatan yang sederhana dan nubuatan yang resmi.
3. Penginjil-Penginjil
Mereka ini adalah pribadi-pribadi yang diberi karunia untuk mengabarkan Injil dan membantu orang-orang untuk menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat. Filipus adalah orang satu-satunya yang ditunjukkan sebagai penginjil dalam Perjanjian Baru, dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa dia adalah ‘seorang penginjil yang membawa pola pengajaran’ (Kis 8:5-13 8:26-40 21:8)
a. Tanda Dari Seorang Penginjil:
1) Berkelana. Seorang penginjil berkelana ke banyak tempat-tempat dan mengabarkan tentang Kristus (Kis 8:5) dan
2) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mujizat-mujizat (Kis 8:6-13).
3) Pertemuan-pertemuan yang berskala seluruh kota. Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ (Kis 8:5).
4) Penginjilan pribadi. Penginjil yang melakukan penginjilan pribadi (satu pribadi pada satu pribadi) (Kis 8:26-40).
5) Memperlengkapi orang-orang percaya. Penginjil (bersama-sama dengan mereka yang mendapat empat macam karunia-karunia untuk memimpin) memperlengkapi anggota-anggota gereja untuk bekerja dalam pelayanan/kebaktian (Ef 4:11,12).
4. Pendeta-Pendeta/Gembala-Gembala
Kata pendeta dapat disamakan dengan gembala. Pendeta-pendeta (seperti gembala-gembala) menjaga, membimbing dan memberi makan domba-domba. Pendeta-pendeta memberi perhatian, disiplin, berdoa mengasihi dan melayani jemaat lokal dari orang-orang percaya yang berada di bawah tanggung jawabnya (Kis 20:28).
Mereka bisa menemukan kwalifikasi dari jabatan mereka dalam 1Tim 3:1-13 dan Tit 1:5-9.
5. Guru-Guru/Pengajar-Pengajar
Pengajar-pengajar diberi kemampuan oleh Roh Kudus untuk membantu orang lain dalam memahami Firman Tuhan (Alkitab) dan Rencana Allah. Karunia sebagai pengajar ini sering dikombinasikan dengan kegiatan pendeta atau tua-tua (1Tim 3:2 Tit 1:9).
C. KESIMPULAN
1. Lima "M"
a. Rasul-rasul MENJAGA gereja dari pengajaran-pengajaran palsu dan praktek-prakteknya.
b. Nabi-nabi MEMBIMBING gereja dalam penginjilan dan penelitian keluar dari misionari.
c. Penginjil-penginjil MEMPERSATUKAN orang-orang yang tidak percaya, melalui penyampaian Firman yang diikuti dengan dan mujizat-mujizat.
d. Pendeta-pendeta MENUMBUHKAN orang-orang percaya sampai mereka mencapai kedewasaan rohani.
e. Guru-guru MENYEMBUHKAN orang-orang di atas batu karang Yesus Kristus.
2. Yesus Teladan Kita
Dalam semuanya ini, Yesus adalah teladan kita. Dia disebut:
a. Rasul (Ibr 3:1)
b. Nabi (Luk 24:19 Yoh 4:19 Kis 3:22-26)
c. Penginjil (Luk 4:18),
d. Pendeta/Gembala (Yoh 10:2 Ibr 13:20 1Ptr 5:4)
e. Guru (Yoh 3:2).
3. Gambaran Suatu Pekerjaan/Jabatan, Bukan Gelar-Gelar
Pemimpin-pemimpin gereja mungkin adalah kombinasi dari jabatan-jabatan di atas. Beberapa dari mereka adalah pendeta/gembala-penginjil. Beberapa adalah pendeta-nabi. Yang lainnya mungkin adalah pendeta-pengajar atau pendeta-rasul.
Dalam Perjanjian Baru, hal ini tidak digunakan sebagai gelar. Semua ini digunakan sebagai gambaran suatu pekerjaan/jabatan untuk memperjelas fungsi atau karunia- karunia yang dimiliki seseorang. Penggunaannya sama seperti jika kita menggambarkan tukang kayu, tukang cat, tukang listrik atau peternak.
Para pemimpin gereja harus menghindar dari pemberian gelar kehormatan bagi dirinya sendiri (Mat 23:8-12). Mereka harus menyebutkan diri mereka sendiri sebagai hamba-hamba Tuhan dan hamba dari kawanan dombaNya (Rm 1:1; Tit 1:1)
Marilah kita mengikuti contoh yang diberikan Petrus, " … seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya" (2Ptr 3:15). Dia memilih kata-kata tersebut dengan bijaksana ketika ia menunjuk pada pimpinan yang lain sebagai "Paulus saudara kita" bukan "Paulus rasul kita". Bukankah kita juga seharusnya berbuat hal yang sama?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar