Sabtu, 22 Juni 2013

Konsep Kesudahan Dunia Menurut Kitab Matius 24:3-14 dan Implikasinya Bagi Gereja Masa Kini


PENDAHULUAN

Jauh sebelum dialog dalam Matius 24:3-14 ini terjadi “datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya untuk bercakap-cakap”. Kata mereka “katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?. Jawab Yesus kepada mereka. Waspadalah supaya jangan ada yang menyesatkan kamu! (ayat 3-4). Nabi Daniel pernah menubuatkan hal yang berkaitan dengan peristiwa berakhirnya dunia ini atau kesudahan dunia. Dalam Daniel 12:4 “Sembunyikanlah segala Firman itu, dan meteraikanlah Kitab itu sampai kepada akhir zaman Akhir zaman yang dimaksud di sini adalah akhir dari segala dunia ini. Terlalu banyak orang, karena tidak mengimani janji Allah, sering mengabaikan penggenapan nubuatan tersebut.[1]

Dalam Roma 9:28 “Sebab apa yang telah difirmankan-Nya, akan dilakukan Tuhan atas bumi, sempurna dan segera”. Ini adalah bukti segala apa yang difirmankan-NYa benar dan akan terjadi. Rasul Paulus mengerti bahwa Tuhan benar-benar akan melaksanakan dan menggenapi rencanan-Nya pada akhir zaman di atas bumi ini. Para murid ( Petrus, Yakobus, Yohanes dan Andreas, bnd Markus 13:3), yang ketika itu adalah orang yang selalu dekat dengan Yesus mengalami kebingungan.  Timbulnya pertanyaan dari murid-murid Yesus merupakan suatu gambaran bahwasanya mereka cemas tentang arah pelayanan Kristus kepada orang banyak. Sebab percakapan ini terjadi hanya  dua hari sebelum hari Paskah dan tiga hari sebelum IA disalibkan (Matius 26:2). Mereka berdiri di Bukit Zaitun bersama dengan Yesus dan memandang seluruh kota Yerusalem. Kemudian mereka berpaling kepada Dia dan bertanya kepada Dia: “Bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?” (24:3). Mereka merujuk kepada nubuat Kristus terdahulu bahwa bait Allah akan dihancurkan (24:2), yang tidak sesuai dengan pengharapan para murid mengenai kerajaan yang akan datang (19: 28-29).[2]Dalam kesempatan ini. Kristus memberikan pemandangan dasar tentang sejarah yang diajarkan di seluruh Alkitab kepada mereka – bahwa dunia memiliki awal yang pasti dan akhir yang pasti.
Hal ini membuat Kekristenan berbeda dengan Hinduisme dan Budhisme. Agama-agama ini mengajarkan bahwa sejarah ada dalam suatu siklus, bahwa sejarah ada dalam perputaran, tanpa awal dan akhir. Namun Alkitab mengajarkan bahwa sejarah bersifat lineal. Itu berada dalam garis lurus, memiliki permulaan dan akhir yang pasti. Alkitab berkata: “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi” (Kejadian 1:1). Ada permulaan yang pasti, ketika Allah yang kekal menciptakan alam semesta ini, termasuk di dalamnya dunia ini. Alkitab juga mengajarkan bahwa akan ada akhir yang pasti. Seperti ada tertulis: “... Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap” (II Petrus 3:10), dan masih banyak ayat-ayat Alkitab lainnya yang memberitahukan hal ini (bnd Matius 24:4; Filipi 1:29; Ibrani 12:2; Titus 3:5; Matius 24:5; Lukas 24:39; Kisah Para Rasul 1:11; Markus16:19; Kolose 3:1-2; Matius 24:6-8). Ini membuktikan bahwa dunia ini memiliki permulaan yang pasti, dan juga akan memiliki akhir yang pasti. Matthew Henry berkata: “Dunia ini akan tetap berdiri sepanjang umat pilihan Allah belum mendengar panggilan Tuhan; namun, ketika mereka semua telah dikumpulkan, dunia akan terbakar”[3]Dari hal ini, kita harus dapat mengerti “bahwa dunia ini sedang bergerak dari satu titik keberangkatan menuju arah yang telah ditentukan oleh-Nya.
Pada tahun 1976 dalam kelompok “People Temple” oleh Jim Jones, mengadakan perjamuan dengan memakai racun sebagai anggur perjamuan, sehingga banyak orang yang meninggal. Hal itu terjadi karena pada waktu itu dia mengajarkan ajaran  waktu kesudahan dunia ini dan kedatangan Kristus. Ini adalah ajaran yang tidak benar yang menyesatkan jemaat. Hal serupa juga terjadi di Indonesia, tepatnya di Bandung oleh Mangapin Sibuea yang mengikrarkan kiamat pada tanggal 10 November 2003 dan ternyata tidak benar, akibatnya dirinya sendiri harus meringkuk di penjara akibat dari pengajarannya yang sesat. Bahkan banyak sekte-sekte yang mengajarkan hal serupa; misalnya, sekte Children of God, Christian Science dan Saksi Yehuwa-yang mana masing-masing sekte juga memberikan pengajaran yang salah mengenai hal ini, baik untuk penanggalannya maupun mengenai caranya.[4]
Demikian pula pada tahun 1260, Joachim dari Fiore telah mengambil kesimpulan dari penyelidikannnya dalam Alkitab, bahwa dunia telah dibagi ke dalam tiga zaman, yakni zaman ALLAH, zaman ANAK dan zaman ROH KUDUS Ia menyimpulkan bahwa tahun 1260 adalah tahun kedatangan Tuhan dan hari kesudahan dunia, namun hal itu tidak terjadi. Maka kesalahan penafsirannya mengakibatkan kekacauan di antara orang-orang percaya sezamannya sehingga banyak sekali orang yang dipermalukan. Begitu pula dengan John dari Leyden yang bernubuat bahwa tahun 1534 segenap dunia akan dihancurkan kecuali kota Munster (Jerman) yang ia nubuatkan akan menjadi Yerusalem baru. Tetapi yang terjadi adalah sebaliknya. Munster dihancurkan, dunia tetap tinggal dan sebagian pengikutnya dibinasakan, yang lain dipermalukan.[5]
Kesalahpahaman akan rencana Allah semacam itu di sepanjang sejarah telah menyebabkan banyak kekacauan dan kebinasaan di antara umat Allah. Allah telah memperingatkan umat-Nya: “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah….dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, Hosea 4:6”. Bahkan dalam Yeremia 8:7; Allah berfirman bahwa burung-burungpun mengetahui waktu musim dan waktu kembalinya, tapi umat Tuhan tidak mengetahui Hukum Tuhan. Pemberitahuan Alkitab dalam perkataan Yesus yang terdapat pada Matius 24:36: “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri”, berarti hal ini adalah rahasia ilahi yang pasti akan digenapi. Oleh sebab itu tidak seorangpun yang akan dapat mengetahui hal itu. Bahkan Yesus sendiripun tidak mengetahui hal ini.
Ada dilema yang ditemukan dalam persoalan ini, di satu sisi, Allah menginginkan umat-Nya mengetahui segala rencana-Nya yaitu mengetahui segala zaman dan masa (bnd I Petrus 10:12; Daniel 9:2; Ester 4:14), namun dalam beberapa bagian firman Tuhan, Ia juga mengatakan bahwa tidak ada seorangpun yang tahu akan waktu dan saatnya.

PEMBAHASAN

Pengertian Kesudahan Dunia
Sebelum masuk pada pemahaman yang teologis (pandangan Alkitab) sebenarnya mengenai kesudahan dunia. Sebaiknya terlebih dahulu mengerti apa maksud dari kata ini, baik secara etimologis berdasarkan kaidah bahasa yang berlaku. Kata kesudahan dunia merupakan gabungan dari dua kata yang berbeda bentuk. Dimana kata pertama merupakan kata sifat sekaligus dengan penambahan predikat lain (imbuhan), kemudian kata kedua adalah kata benda.
Secara etimologis, kata kesudahan berasal dari kata sudah, yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya telah terjadi, telah sedia, selesai; Habis, berakhir; telah lalu, (lampau; terjadi); terdahulu; telah (menyatakan perbuatan yang telah); cukuplah sekian saja; memang demikian halnya; sehabis, setelah.[6]
Dalam beberapa kata yang telah mendapat predikat, misalnya:  ber-sudah-sudah artinya telah berakhir atau putus (hubungan keluarga), me-nyudah-i artinya mengakhiri; menyudahi, memenuhi (permintaan); melaksanakan (keinginan dsb), me-nyudah-kan artinya mengerjakan hingga habis; menyelesaikan; menghabiskan; menyempurnakan, mem-per-sudah artinya membuat menjadi sudah, pen-nyudah-an artinya penutupan; penghabisan; penyelesaian, ber-ke-sudah-an artinya berakhir dengan; berakibat; terus-menerus; tidah habis-habisnya; tidak putus-putusnya, se-sudah artinya sehabis; setelah, se-sudah-sudah artinya sesudah-sudahnya, se-sudah-nya artinya sesudah, se-sudah-sudah-nya artinya sebaik-baiknya; sepenuh-penuhnya; sesuka hati; sejadi-jadinya dan yang terakhir, yakni yang terkait langsung dengan pokok pembahasan pada tulisan ini, ke-sudah-an artinya akhir, penghabisan, akibat; sempurna; akhirnya, kemudian.
Sedangkan menurut Muhammad Ali, kata sudah artinya selesai, telah terjadi, telah sedia; habis, berakhir, telah lalu, lampau, terjadi, yang terdahulu; telah ada menyatakan perbuatan yang telah terjadi.  Sedangkan jika telah dibubuhkan dengan predikat “ke-sudah-an” artinya penghabisan, akhir, akibat; keselesaian, kesempurnaan, akhirnya, kemudian.[7]
Dalam Alkitab Holy Bible (New International Version), International Bible Society, Philippines, 1991, Kings James Version dan dalam Thompson Chain-Reference Bible-NIV: kata yang dipakai untuk menyatakan kesudahan ini adalah “end of the age” (Matthew 24:3). Sedangkan dalam Holy Bible Revised Standard Version, kata yang dipakai untuk menyatakan kesudahan ini adalah “ the close of the age”
Dalam istilah kata yang dipakai dalam bahasa Inggris, kata end, close memiliki arti yang sama, tapi masing-masing kata memiliki makna yang  berbeda. Kata end bermakna go to close sedangkan kata finish bermakna go to completion. Kemudian arti dari close sendiri adalah to stop up; to bring or come to an end; to end; to complete.[8]Itu artinya apabila kata end yang dipakai maka maknanya kejadian itu belum selesai seutuhnya, masih di penghujung akan berakhir, dan jika kata yang dipakai adalah kata close, artinya kejadian itu telah selesai, dan sempurna.
Kata kesudahan dalam perikop yang sedang dibahas ini disebutkan sebanyak tiga kali (ay 3, 6 dan 13), dan jika dikaji dalam bahasa asli penulisan Alkitab (Yunani), kata yang dipakai dalam ayat ke-3 untuk menunjukkan kata kesudahan ini adalah “sunteleiaz” (sunteleiaz – soon-tel’-i-az), sedangkan dalam ayat ke-6 dan ke-13 adalah “teloz” (teloz – tel’-os), yang kata dasarnya adalah “tellw” (telloo), yang artinya “to set out for a definite point or goal”, yang artinya “Berangkat pada satu tujuan atau sasaran yang pasti”.
Dari perbedaan makna tersebut, ada hipotesa yang dapat dibuat, bahwa peristiwa yang akan diteliti dalam tulisan berikut belum akhir dari segala sesuatu, namun sedang dalam penghujung akan berakhir. Masih akan ada peristiwa berikutnya yang menyusul terjadi hingga menjadi sempurna dan finish.
Kata kedua adalah dunia, yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia; Bumi dengan segala sesuatu yang terdapat di atasnya; Alam kehidupan; Semua manusia yang ada di muka bumi;  Lingkungan atau Lapangan Kehidupan; Segala yang bersifat kebendaan, yang tidak kekal;  Peringkat antar Bangsa (seluruh jagat atau segenap manusia).[9]
Sedangkan menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern (Muhammad Ali, Kamus  Besar Bahasa Indonesia Lengkap Moderen, 87), dunia berarti jagat, tempat kita hidup; bumi dengan segala isinya; alam kehidupan; sekalian manusia yang ada di muka bumi; lingkungan atau lapangan kehidupan; dunia ilmu perdagangan; bersifat kebendaan;  atau bersifat tidak kekal.
Dalam bahasa Inggris, kata yang lazim dipakai untuk menyatakan kata dunia adalah “world”. Itu artinya untuk mengatakan istilah kesudahan dunia adalah “The end of the world” – seperti yang ada dalam Holy Bible American Bible Society.  Namun dalam beberapa terjemahan lainnya, kata yang dipakai adalah “the end of the age”.  Kata Age atau  the age memiliki arti yang berbeda. Age, yang tanpa kata depan, menurut Kamus Inggris-Indonesia memiliki arti: Umur, usia; Ketuaan, tua; Zaman, masa, abad.  Dan menurut Webstern Elementary Dictionary, memiliki arti: Lama waktu sejak masa lahir;  The time of life when a person obstain full legal rights;   The latter part of life; Normal lifetime;  A particular period of history; a long period of time. Dan pemakaian kata age ini lebih sering digunakan untuk arti “umur, usia”.
Perlu dimengerti apa yang menjadi pengertian dari kata the age yang dipakai dalam kalimat tersebut, menurut Webstern Elementary Dictionary, memiliki arti: The act or process of; The result of; The total number or amount; The fee charged for the use; The home of. Asal kata yang dipakai dalam Matius 24:3-14 untuk kata dunia adalah “oikos” yang artinya sitem kehidupan, bukan “kosmos” yang berarti bumi yang dihuni atau dunia tempat tinggal. Jadi zaman atau dunia yang dimaksud dalam teks di atas adalah sitem kehidupan. Zaman adalah periode waktu dalam sejarah umat manusia yang suatu saat akan bisa berakhir.
Setelah mendapat arti dari masing-masing kata, maka sekarang dapat diambil suatu kesimpulan sebagai arti dari kesudahan dunia menurut arti kata masing-masing. Kesudahan dunia adalah suatu peristiwa berakhirnya atau sedang berlangsungnya peristiwa akhir dari suatu masa atau zaman.

Kesudahan Dunia Dalam Berbagai Pandangan Agama
Doktrin mengenai akhir zaman atau kesudahan dunia bukanlah sesuatu yang khusus milik agama Kristen saja. Hampir semua agama maupun aliran-aliran agama memikirkan hal ini, baik secara pribadi, kelompok atau suatu bangsa tertentu. Berikut berbagai pandangan yang berbeda dari beberapa agama mengenai konsep kesudahan dunia ini.

Menurut Agama Islam
Dalam ajaran Islam, istilah yang dikenal sehubungan dengan “ kesudahan dunia” ini adalah “Hari Kiamat”. Dalam ajaran mereka dikenal dengan istilah “Yaum al-Qiyamah (Arab:يوم القيامة)” adalah hari akhir bagi seluruh makhluk ciptaan Allah. Islam memberikan pedoman yang jelas kepada para pengikutnya mengenai akhir zaman. Ada berbagai tanda (hingga 100) yang terdapat dalam Sunnah dan Al-Quran mengenai kedatangan Akhir Zaman, tanda-tanda itu dibagi menjadi dua bagian, besar (Kubra) dan kecil (Sughra). Tanda-tanda yang besar mencakup kedatangan Dajjal, Imam Mahdi dan kemudian Nabi Isa(yang akan menyatukan semua kekuatan baik untuk melawan yang jahat), ditiupnya sangkakala dan tanda-tanda yang kecil akan mendahuluinya.[10]
Eskatologi Islamberkaitan dengan Qiyamah(kiamat), akhir dunia, dan penghakiman terakhir umat manusia. Eskatologi ini adalah salah satu dari keenam rukun Iman (aqidah) dalam Islam, yang mengajarkan kebangkitan tubuh orang mati, penggenapan rencana ilahi untuk penciptaan, dan keabadian jiwa manusia; orang-orang benar akan diganjar dengan kesenangan Jannah (surga), sementara yang jahat akan dihukum dalam Neraka.
Literatur apokaliptik Islam yang menggambarkan Harmagedon sering dikenal sebagai fitnah (ujian) dan malahim (atau ghaybadalam tradisi Syi’ah). Para ulama membagi kiamat menjadi 2 bagian yaitu: 1. Kiamat Shugra (kecil), yaitu matinya setiap manusia dan bisa pula bencana-bencana alam; 2. Kiamat Kubra (total), yaitu dihancurkan dan diakhirinya seluruh fisik dan hukum dunia fana.
Selain pemikiran tersebut di atas, Islam juga terdiri dari beberapa bagian, yang juga memiliki pandangan tentang akhir dunia ini.

Menurut Pandangan Islam Syi’ah.
Islam Syi’ah adalah aliran Islam yang meyakini bahwa Nabi Muhammad mewariskan ajaran dan mandat untuk meneruskan ajarannya kepada Ali, yakni sepupu sekaligus menantunya. Keyakinan tentang akhir zaman dalam pemikiran ini Islam Syi’ah didasarkan pada rujukan-rujukan Al-Quran, pengajaran dari Nabi Muhammad dan Ahlul Baitnya. Ada beberapa varian dari teori yang sama dalam eskatologi Syi’ah, namun semuanya berkisar pada figur mesianiknya, Muhammad al-Mahdi, yang dianggap umat Syi’ah sebagaii pengganti ke-12 Nabi Muhammad yang ditunjuk. Teori akhir zaman Syi’ah juga percaya bahwa kedatangan Isa akan terjadi bersamaan dengan kedatangan kembali Imam Mahdi. Umat Syi’ah percaya bahwa Isa dan Mahdi akan bekerja bersama untuk menciptakan perdamaian dan keadilan di muka bumi di antara semua orang yang beragama. Ini adalah tema umum yang diterima di antara para teolog Syi’ah.
Dalam pemikiran Islam Syi’ah, ada suatu realitas duniawi yang disebutkan akan terjadi sebelum berakhirnya hidup manusia di muka bumi. Kejadian-kejadian tersebut terutama berkisar di antara si Dajjal dan kemampuannya untuk memikat umat manusia kepada suatu agama dunia yang baru, agama yang tidak diberikan oleh Allah. Gagasan tentang kembalinya Mahdi untuk menolong umat manusia dalam melawan "Muslihat Besar" ini juga disebutkan dalam tradisi-tradisi Sunni, tetapi secara khusus dibentangkan sebagai Muhammad al-Mahdi dalam sumber-sumber Syi’ah.
Mayoritas ulama Syi’ah sepakat akan rincian kejadian-kejadian yang akan terjadi pada hari-hari terakhir
  •  Si Dajjal akan mengklaim dirinya sebagai juru selamat umat manusia dan bangsa-bangsa dari semua agama akan bersatu di bawah agamanya. 
  • Akan terjadi pembunuhan-pembunuhan massal atas umat Syi’ah di Irak (sekitar sungai Eufrat), dan untuk kepala mereka akan disediakan hadiah uang, meskipun mereka bukan penjahat. 
  • Akan terjadi pemberontakan oleh seorang "Yamani" yang akan dikalahkan dalam usahanya itu 
  • Imam Mahdi akan muncul kembali dan menyampaikan khutbahnya di Kaabah dan akan mengumpulkan pasukan dengan 313 jenderal dan ribuan pengikut untuk mengalahkan si Dajjal.
  • Seseorang yang bernama "Sufyani" (agamanya tidak disebutkan, meskipun ia adalah keturunan dari dinasti Ummayyah yang telah berantakan yang keturunan menyebar kemungkinan di Levant dan Spanyol atau Marokko selama 12 abad terakhir) akan memimpin pasukan-pasukan dari Suriah melintasi Irak ke Arabia untuk mengalahkan pasukan-pasukan Mahdi bersama-sama dengan sekutu-sekutunya. 
  • Imam Mahdi akan mendirikan kembali Islam yang sejati dan dunia akan menemukan perdamaian dan ketenangan.
  • Imam Mahdi akan berkuasa untuk suatu masa. 
  • Kebangkitan manusia akan dimulai sementara Hari Penghakiman akan dimulai.

Menurut Pandangan Islam Sunni
Islam Sunni adalah mayoritas umat Muslim di dunia, dan menggunakan Al Quran dan Hadist sebagai rujukan untuk tanda-tanda Hari penghakiman. Tanda-tanda dalam Islam Sunni berkisar pada pembersihan bumi dari orang-orang yang tidak percya, apakah melalui pertobatan massal dari orang-orang yang tidak percaya atau dalam kasus-kasus tertentu melalui kematian. Imam Mahdi akan muncul sebagai Kalifah Muslim terakhir dan Isa Almasih naik ke surga pada saat ini. Sebelum tanda-tanda besar yang disebutkan ini, semua tanda kecil harus terjadi dan di antaranya adalah:
  • Munculnya Nabi Muhammad dan wafatnya (sudah terjadi, kelahiran Muhammad sendiri dipahami sebagai tanda dari hari penghakiman) 
  • Waktu akan berlalu lebih cepat
  • Perang dan pembunuhan menjadi lazim di antara manusia
  • Merebaknya pencurian, penipuan dan skandal di antara manusia
  • Merebaknya perzinahan.
  • Munculnya bangunan-bangunan besar 
  • Popularitas minuman-minuman beralkohol di antara manusia.
  • Padang gurun Arab berubah menjadi hijau 
  • Bangunan-bangunan yang lebih tinggi daripada gunung-gunung di Mekkah dibangun di Mekkah
  • Tanda-tanda besar yang semuanya mempunyai dampak penting bagi umat manusia adalah sebagai berikut: 
    • Matahari akan terbit di barat, menandai ditutupnya pintu pertobatan Allah dan orang-orang kafir tak dapat berbalik lagi setelah titik ini. Dikatakan bahwa matahari akan terbenam dan tidak terbit selama tiga hari hingga terbitnya di sebelah barat. 
    • Munculnya sang Dajjal (Anti Kristus), dan menipu mayoritas umat manusia untuk mengikut dan menyembah dia. Kelak ia akan dibunuh oleh Isa Almasih di Yerusalem
    •  Turunnya Isa Almasih dari surga dan berdoa di belakang Imam Mahdi. Pada waktkunya ia akan membunuh babi, mematahkan salib, dan membunuh orang-orang kafir. 
    • Dilepaskannya Ya’juj dan Ma’juj, menyebabkan bala kelaparan dan bencana di dunia dan akhirnya menembakkan sebuah anak panah di langit untuk memperlihatkan bangsa-bangsa bahwa Allah dapat dibunuh
    • Seorang laki-laki muncul di Madinah dan diminta oleh para ulamanya untuk pindah ke Mekkah. Di sana ia akan dinyatakan sebagai Khalifah dan disebut Imam Mahdi dan memerintah sebagai Khalifah terakhir Islam yang memimpin umat manusia memasuki zaman kemakmuran yang tak pernah terlihat atau terdengar sebelumnya. Ia juga akan meluruskan semua sekte Islam menjadi Islam yang sejati. Namanya juga Muhammad bin Abdullah, nama yang sama dengan nama Nabi dan sebagai keturunannya,ia juga memiliki sebuah tanda gelap pada pipi kanannya dan rupa yang sama dengan Nabi Muhammad.
    • Perang besar antara orang-orang Muslim dengan orang-orang Yahudi di Palestina yang mengakibatkan kekalahan total orang-orang Yahudi. 
    • Kematian Isa Almasih dan diikuti atau didahului oleh Imam Mahdi. Perhatikan bahwa hari penghakiman terjadi 60 tahun setelah naiknya Almasih ke surga. 
    • Munculnya Dabbat al-Ard seekor binatang yang aneh rupanya dari sebuah gunung di Mekkah, yang memiliki cincin Nabi Sulaiman dan tongkat Nabi Musa.
i.        Akan terjadi serangan terhadap Mekkah tetapi pasukan-pasukan penyerang itu akan tenggelam di padang pasir sebelum tiba di sana
j.         Angin yang akan mengambil jiwa semua orang Muslim dan hanya  meninggalkan orang-orang kafir di muka bumi.

Menurut Pandangan Agama Hindu.
Umat Hindu mempunyai pemahaman siklus tentang sejarah eksternal/ spiritualitas internal. Siklus atau "Kalpa" menggambarkan pola kemerosotan keadaan alam dan peradaban antara periode-periode ketakberwaktuan ketika Brahman (aspek Sang Pencipta dari pikiran/roh) melahirkan kembali keberadaan/realitas dunia. Ada empat “yug” atau zaman dalam proses ini dari yang sepenuhnya murni kepada yang sepenuhnya najis. Yang terakhir adalah Kali Yuga atau Zaman Besi di mana peradaban akan merosot secara rohani, hidup manusia berkurang karena kekerasan dan penyakit dan alam pada umumnya mengalami kematian. Ini adalah periode terburuk sebelum kehancuran total yang kemudian diikuti oleh suatu Zaman Emas.
Nubuat - nubuat  tradisional Hindu, seperti digambarkan dalam Puranas dan beberapa teks lainnya, mengatakan bahwa dunia akan jatuh ke dalam kekacauan dan kerusakan. Kemudian akan terjadi serangkaian penyimpangan, keserakahan dan konflik dengan cepat, dan keadaan ini digambarkan sebagai:  "Yada Yada Hi Dharmasya Glanir Bhavati Bharata, Abhyuthanam Adharmasya Tadatmanam Srijami Aham".
Jadi di mana ada kejahatan dan kekacauan yang tidak dapat ditolerir di dunia, di situlah akan muncul seorang avatar. Dalam yuga yang sekarang, yang dikenal sebagai Kali yuga (yang paling jahat), Tuhan akan menampakkan diri-Nya sebagai sang Kalki Avatar Ia akan menegakkan kebenaran di muka bumi dan pikiran bangsa-bangsa akan menjadi semurni kristal.
Dalam Hinduisme, tidak dikenal penghukuman kekal terhadap jiwa. Akhir zaman juga tidak ada. Setelah Kali yuga yang jahat ini berakhir, yuga atau zaman berikutnya adalah Satya yuga di mana setiap orang adalah orang yang benar, diikuti oleh Dwapara yuga, Treta yuga dan kemudian Kali Yuga yang lain. Dengan demikian waktu bersifat siklis dan zaman terus berulang tanpa akhir. Namun demikian, keberadaan kejahatan dan kemerostan yang dapat ditolerir dalam masing-masing zaman itu berbeda dan karenanya ambang yang perlu untuk perwujudan penjelmaan Dewa juga berbeda-beda untuk masing-masing yuga. Yuga yang sekarang adalah yang paling jahat sehingga ambang untuk munculnya avatar juga begitu tinggi sehingga dunia perlu menurunkan tingkat maksimumnya.
Lamanya Kalpa dikatakan berlangsung 5.000 tahun menurut Brahma Kumaris World Spiritual University (BKWSU). BKWSU percaya, bahwa umat manusia telah memasuki Akhir zaman kira-kira pada 1936 dan periode ini akan berakhir kira-kira pada 2036.[11]

Menurut Pandangan Agama Budha          
        Siddhartha Gautama (Sansekerta; Pali: Siddhāttha Gotama) adalah guru rohanidari India kunodan pendiri Buddhisme. Waktu kelahirannya dan kematiannya tidak diketahui dengan pasti, namun sejumlah sejarahwan abad ke-20 telah memperkirakan masa hidupnya dari sekitar 563 SM hingga 483 SM. Namun demikian, beberapa pakar yang lebih mutakhir telah mengusulkan tahun antara 410 hingga 400 SM untuk kematiannya. Namun, kronologi alternatif ini belum diterima oleh para sejarahwan lainnya.
Pendiri Buddhisme ini meramalkan bahwa ajaran-ajarannya akan lenyap setelah 500 tahun. Menurut  Sutta Pitaka, "sepuluh perilaku moral " akan lenyap dan bangsa-bangsa akan mengikuti sepuluh konsep yang tidak beramoral yaitu mencuri, kekerasan, membunuh, berbohong, mengucapkan hal-hal yang jahat, perzinahan, kata-kata yang kotor dan ngawur, kecemburuan dan kehendak yang buruk, keserakahanyang berlebih-lebihan, dan nafsu yang menyimpang sehingga mengakibatkan timbulnya kemiskinan yang luar biasa dan mengakhiri hukum-hukum dunia dari dharma sejati.
Sebagai bagian dari eskatologi Buddhis, ada keyakinan bahwa zaman menjelang kedatangan Buddha Maitreya yang akan datang akan dicirikan oleh kemurtadan, kelemahan fisik, kekurangan kepuasan seksual, dan kehancuran masyarakat pada umumnya.
Pada Abad Pertengahan, rentangan waktunya diperluas hingga 5.000 tahun. Para penafsir seperti Buddhaghosameramalkan lenyapnya setahap demi setahap ajaran-ajaran Sang Buddha. Pada tahap pertama, arahat tidak akan muncul lagi di dunia. Belakangan, isi ajaran sejati Sang Buddha akan lenyap, dan hanya bentuknya sajalah yang akan dilestarikan. Akhirnya, bahkan bentuk Dharma akan dilupakan. Pada tahap terakhir ini, kenangan akan Sang Buddha sendiri akan dilupakan, dan relikui-relikuinya yang terakhir akan dikumpulkan di Bodhi Gaya dan dikremasikan. Pada suatu masa setelah perkembangan ini muncullah seorang Buddha baru yang bernama Maitreya untuk memperbarui ajaran-ajaran Buddhisme dan menemukan kembali jalan menuju Nirwana. Maitreya diyakini saat ini berada di surga Tushita, dan di sana ia menantikan kelahirannya kembali yang terakhir di dunia.
Kemerosotan Buddhisme di dunia, dan pembangunannya kembali oleh Maitreya, sesuai dengan bentuk umum kosmologi Buddhis. Seperti umat Hindu, umat Buddhis umumnya percaya akan suatu siklus penciptaan dan kehancuran.

Menurut aliran saksi Yehuwa
Saksi-Saksi Yehuwamempunyai eskatologinya sendiri, yang mencakup Kedatangan Kristus yang kedua kali dan permulaan Hari-hari Terakhir. Para anggota Saksi-Saksi Yehuwa percaya Alkitab yang Kudus adalah firman Allah dan merupakan sarana-Nya untuk berkomunikasi dengan kita. Mereka percaya bahwa nubuat Alkitab telah selalu digenapkan dengan tepat di masa lalu. Oleh karenanya mereka juga percaya bahwa nubuat tentang masa depan juga akan terjadi dengan tepat. Saksi-Saksi Yehuwa percaya bahwa istilah "Hari-hari Terakhir" merujuk kepada saat terakhir yang mengantarkan eksekusi yang telah ditetapkan Allah yang menandai akhir dari segala sesuatu. Kitab Suci menyajikan suatu penggenapan kecil di sekitar masa sebelum berakhirnya sistem Yahudi pada 70 M. dan kini menyajikan penggenapan besar pada masa kini sebelum Allah membersihkan bumi dari sistem Setan.
Saksi-Saksi Yehuwa percaya bahwa Hari-hari Terakhir mulai pada 1914 ketika Allah Yehuwa menobatkan Yesus sebagai Raja dari Kerajaan Allah. Tindakannya yang pertama digambarkan dalam Kitab Wahyu, di mana Yesus membersihkan surga dan membuang Setan ke bumi. Kondisi-kondisi di muka bumi lalu akan memburuk hingga tingkat yang terendah, dan berpuncak pada perang, wabah dan gempa bumi. Saksi-Saksi Yehuwa percaya bahwa sejarah membuktikan tanggal ini benar dengan dimulainya Perang Dunia I pada 1914 dan wabah global terburuk hingga saat itu yaitu flu Spanyol pada 1918.
Di masa depan, Saksi-Saksi Yehuwa percaya bahwa Allah akan membersihkan bumi dari semua kejahatan dan Setan akan diikat selama 1.000 tahun. Pada masa ini, orang-orang akan dibangkitkan kembali untuk hidup di muka bumi dan diberikan kesempatan untuk belajar tentang Allah (Yehuwa) dan hidup di bawah pemerintahan Yesus Kristus yang tidak kasat mata. Nubuat Alkitab memperlihatkan bahwa tidak akan ada lagi kematian atau sakit-penyakit dan bahwa manusia akan hidup dalam perdamaian dan harmoni, persis seperti yang telah direncanakan Allah untuk Adam dan Hawa di Taman Eden.[12]
Saksi-Saksi Yehuwamempunyai doktrin-doktrin yang sangat spesifik tentang Akhir zaman, yang dijelaskan secara terinci dalam literatur Watchtower Society. Saksi-Saksi Yehuwa mengajarkan bahwa kata Yunani parousia, yang seringkali diterjemahkan sebagai 'kedatangan' sesungguhnya berarti 'kehadiran', bahwa kehadiran (kedatangan yang tidak kasat mata) Kristus dimulai pada tahun 1914, dan bahwa kini ia bertakhta di sebelah kanan Allah, memerintah di antara musuh-musuhnya. (Mazmur 110:1.2; Ibrani10:12,13). Saksi-Saksi Yehuwa memperhitungkan tahun 1914 dari nubuat Alkitab.
Saksi-Saksi Yehuwa percaya bahwa hal ini digenapi dalam peristiwa-peristiwa pada 1914. Yesus menjawab pertanyaan tentang tanda kehadirannya dengan mengatakan “Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan, Matius 24:7” Perang Besar' pada 1914 bahkan dirujuk secara sekular sebagai Perang Dunia I - perang pertama dari jenis seperti ini dalam sejarah. Mereka menyimpulkan bahwa ini adalah bukti bahwa Perang Dunia I adalah bagian penting dari "tanda" kehadiran Kristus.
Saksi-Saksi Yehuwa biasanya tidak menggunakan ungkapan ‘akhir dunia', dengan konotasinya tentang kehancuran umat manusia atau planet bumi, tetapi lebih suka menggunakan ungkapan 'berakhirnya sistem segala sesuatu', dan dengan demikian mempertahankan perbedaan antara kata-kata dalam bahasa aslinya kosmos(dunia) dan aion (zaman, atau sistem segala sesuatu).[13]

Menurut Pandangan Orang-Orang Suci Zaman Akhir Zaman dan Mormonisme
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, juga dikenal sebagai Mormon, telah mengajarkan bahwa umat manusia kini hidup pada Hari-hari Terakhir. Sebagian dari Orang-orang Suci Zaman Akhir percaya bahwa masa keberadaan bumi hanyalah 7000 tahun, dan bahwa masa kini kita sudah mendekati tahuh ke-6000. Mereka tidak berspekulasi tentang waktu, hari atau tahun kedatangan Kristus yang kedua kali, tetapi mereka mengamati petunjuk-petunjuk tentang kedatangan peristiwa tersebut.
Orang-orang Suci Zaman Akhir percaya bahwa gereja mereka dipimpin oleh nabi-nabi yang menerima pengilhaman dan petunjuk dari Allah. Sejumlah pemimpin Mormon telah mengajarkan bahwa bumi telah diberikan masa keberadaan selama tujuh ribu tahun, dan bahwa bumi sedang menjelang akhir dari mileniumnya yang keenam. Pemimpin Mormon Orson F. Whitney menyatakan bahwa umat manusia kini berada pada "Sabtu larut malam" dari keberadaan bumi, dan bahwa tahun yang ke-7000 akan ditandai oleh kedatangan Kristus yang kedua kali dan diantarkannya kerajaan seribu tahun, yang akan menjadi sabat Bumi dan hari istirahat. Meterai ketujuh dan terompet ketujuh dari Kitab Wahyu mengisahkan milenium ketujuh yang diberikan kepada Bumi.
Kejadian-kejadian lain yang dianggap penting oleh Orang-orang Sucii Zaman Akhir, dan yang sebagian tanggal-tanggalnya konon telah terjadi:
·         Otoritas imamat yang telah hilang dalam kemurtadan besar, akan dipulihkan (ini sudah terjadi pada Mei 1829).
·         Injil Yesus Kristusyang murni akan dipulihkan, dan diajarkan di gereja-Nya (sudah terjadi, menurut keyakinan Mormon, pada 6 April 1830).
·         Elia akan datang kembali dan memberikan kunci-kunci imamat (sudah terjadi, menurut keyakinan Mormon, pada 3 April 1836).
·         Kembalinya orang-orang Yahudi ke Yerusalem dan Israel, seperti yang didedikasikan oleh Orson Hyde pada 24 Oktober 1841 (gelombang pertama imigrasi Yahudi ke Israel, atau Aliyah (עלייה) dimulai pada 1881).
·         Pembangunan sebuah Bait Suci di Israel (ini belum terjadi).
·         Pembangunan Bait Suci di Zion, Jackson County, Missouri (belum terjadi, meskipun lokasinya telah ditandai).
·         Bait Suci akan menjamur di bumi (menurut sumber-sumber Mormon, 136 Bait Suci (Gereja Mormon) telah berdiri hingga Desember 2006).
·         Pertemuan imamat para pemimpin dengan makhluk-makhluk surgawi dan Kristus di Adam-ondi-Ahman (ini belum terjadi).
·         Kristus akan muncul di Bait Suci di Jackson County, Missouri
·         Peperangan akan merebak ke semua negara.
·         Negara-negara di dunia akan dikumpulkan untuk melawan Israel.
·         Yang jahat akan dimusnahkan oleh api.
·         Injil yang dipulihkan akan diberitakan di semua negara, dalam berbagai puak, bahasa, dan bangsa (menurut sumber-sumber Mormon, ada 53.000 misionaris di 165 negara pada 2005).

Setelah kedatangan Kristus ke Bukit Zaitun, dan penghancuran terhadap yang jahat, orang-orang benar will akan hidup di bumi adalam suatu perdamaian dan kemakmuran yang relatif selama milenium, di bawah pimpinan Kristus. Gereja-gereja lain mungkin masih ada pada masa ini, dan tidak semua orang yang hidup akan menjadi Mormon, tetapi orang-orang itu akan mewakili bagian dari orang-orang yang lebih benar di muka bumi. Pekerjaan misi dan pekerjaan Bait Suci untuk mereka yang sudah mati (lihat Baptisan untuk orang mati) akan berlanjut selama masa seribu tahun ini dan pekerjaan misi serta penelusuran silsilah akan menjadi pusat perhatian utama dari anggota-anggota Gereja dan orang-orang benar lainnya yang akan hidup pada masa hingga penghakiman terakhir.
Joseph Smithmenerbitkan sebuah versi yang diilhami dari Matius 24, yang berkaitan dengan akhir zaman. Sementara kapan tepatnya Kristus akan datang kembali tidak diketahui dalam teologi Mormon, ada tanda-tanda tertentu yang diterima sebagai petunjuk bagi kedatangannya kembali:
  • Gunung rumah Tuhan akan didirikan di puncak gunung, Yesaya 2: 2-3. 
  • Tuhan akan mengangkat sebuah panji dan mengumpulkan Israel, Yesaya 5: 26 (2 Nefi 15: 26-30)
  • Matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak akan bercahaya, Yesaya 13: 10 (Yoel 3: 15; Doktrin dan Perjanjian 29: 14).
  • Manusia akan melanggar hukum dan melanggar perjanjian yang kekal, Yesaya 24: 5
  • Kaum Nefi (bangsa kuno di benua Amerika yang telah jatuh ke dalam dosa, keturunan Yusuf di Mesir) akan berbicara sebagai suara dari debu, Yesaya 29: 4 (2 Nefi 27).
  • Israel akan dikumpulkan dengan kuasa, Yesaya 49: 22-23 (1 Nefi 21: 22-23; 3 Nefi 20-21)
  • Allah akan mendirikan sebuah kerajaan yang tidak akan dapat dihancurkan, Daniel 2: 44 (Doktrin dan Perjanjian 65: 2). 
  • Perang, mimpi, dan penglihatan akan mendahuli kedatangan Kristus yang kedua kali, Yoel 2. 
  • Semua negara akan bersatu melawan Yerusalem dalam pertempuran , Zakharia 14: 2 (Yehezkiel 38-39). 
  • Akan datang harinya yang panas seperti sebuah oven, Maleakhi 4: 1 (3 Nefi 25: 1; Doktrin dan Perjanjian 133: 64; JS-H 1: 37)
  • Bencana-bencana besar akan mendahului kedatangan Kristus yang kedua kali, Matius 24 (JS-M 1).
  • Paulus menggambarkan kemurtadan dan saat-saat berbahaya dalam Hari-hari Terakhir, 2 Timotius 3-4
  •  Dua orang nabi akan dibunuh dan dibangkitkan di Yerusalem, Wahyu 11 (Doktrin dan Perjanjian 77: 15).
  • Injil akan dipulihkan pada Hari-hari Terakhir oleh pelayanan malaikat, Wahyu 14: 6-7 (Doktrin dan Perjanjian 13; 27; 110: 11-16; 128: 8-24
  •  Babel akan didirikan dan jatuh, Wahyu 17-18.
  • Israel akan dikumpulan dengan kuasa, 1 Nefi 21: 13-26 (Yesaya 49: 13-26; 3 Nefi 20-21) 
  • Kitab Mormon akan muncul oleh kuasa Allah, Morm. 8. 
  • Kaum Lamani (para penduduk asli di benua Amerika) akan muncul, Doktrin dan Perjanjian 49: 24-25
  •  Tuhan akan memusnahkan yang jahat, Doktrin dan Perjanjian 63: 32-35 (Wahyu 9). 
  • Perang akan menyebar ke semua negara di dunia, Doktrin dan Perjanjian 87: 2. 
  • Tanda-tanda, pergolakan berbagai unsur, dan malaikat-malaikat mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan
  • Kegelapan akan menutupi bumi

Kesudahan Dunia Dalam Sejarah Gereja 
Jika ditinjau dari sudut pandang sejarah gereja, secara umum dapat dikatakan bahwa gereja tidak pernah melupakan prediksi yang indah berkenaan dengan masa yang akan datang.[14] Tapi terkadang, Gereja terlalu berat menanggung beban kehidupan atau terlalu menikmati kesenangan dan hanya sedikit sekali berpikir tentang masa yang akan datang. Bahkan, pada masa ketidaksetiaan, harapan orang Kristen menjadi pudar dan tidak pasti, tetapi  bukan hilang sama sekali. Pada saat yang sama harus juga dikatakan bahwa tidak pernah ada dalam sejarah gereja, satu masa di mana eskatologi menjadi pusat pemikiran Kristen. Pokok bahasan dogmatika yang lain pernah mengalami masa perkembangan secara khusus, tetapi eskatologi tidak demikian.[15] Tiga periode dalam sejarah Gereja Kristen mengenai pemikiran eskatologi:

Sejak zaman para Rasul sampai awal abad kelima.
Pada periode paling awal, Gereja sepenuhnya menyadari elemen-elemen terpisah dari pengharapan Kristen, misalnya kematian jasmani bukanlah kematian kekal, jiwa orang yang telah meninggal masih tetap hidup, Kristus pasti akan datang kembali, akan ada kebangkitan orang mati sebagai umat Allah, lalu akan ada penghakiman terakhir, di mana penghukuman kekal akan dinyatakan atas orang jahat tetapi orang benar akan mendapat anugrah kemuliaan kekal di surga. Pada masa ini Eskatologi tidak mengalami perkembangan, sebab Gereja kurang memberikan perhatian terhadap hal ini.

Sejak permulaan abad kelima sampai Reformasi.
Memasuki masa kedua ini, Gereja telah dipengaruhi oleh Roh Kudus. Pemikiran tentang akhir zaman telah mulai mengalami perkembangan. Ada kepercayaan umum tentang kehidupan di balik kematian, kedatangan Tuhan kembali, kebangkitan orang mati, penghakiman terakhir, kerajaan Allah yang mulia, tetapi hanya sedikit sekali refleksi terhadap hal-hal tersebut. Karena pada masa selanjtnya, terjadi bahwa Gereja menentukan banyak hal dalam kehidupan orang Kristen. Hanya di dalam gereja ada keselamatan – di luar gereja tidak ada keselamatan. Perhatian gereja lebih terfokus pada status antara (intermediate state), serta doktrin api penyucian (purgatory).


Sejak zaman reformasi sampai sekarang.
Pemikiran Reformasi terutama terpusat pada pengertian penerapan dan penerimaan keselamatan. Eskatologi dikembangkan hanya dari sudut pandang soteriologi. Reformasi mengadopsi apa yang yang diajarkan Gereja mula-mula berkenaan dengan kedatangan Kristus kembali, kebangkitan, penghakiman terakhir, penghakiman terakhir dan hidup kekal.
Rasionalisme abad ke 18 menganggap eskatologi hanyalah sekedar pengertian immoralitas tanpa warna, sekedar kemampuan jiwa  untuk tetap bertahan setelah kematian. Dan di bawah pengaruh Evolusionisme dengan pemikirannya mengenai atu perkembangan tanpa akhir, maka eskatologi menjadi kurang diperhatikan atau kalau tidak dapat dikatakan tidak terpakai lagi.
Teologi Liberal menolak sama sekali ajaran Eskatologi dari Tuhan Yesus dan hanya menitiki beratkan ajaran mereka atas etika yang disampaikan-Nya. akibatnya Teologi Liberal tidak menganggap Eskatologi sesuatu yang berharga. Pengharapan akan hidup kekal digantikan dengan pengharapan sosial dari kerajaan Allah di dunia ini,[16]namun masuknya gelombang Premilenialisme (yang percaya adanya kerajaan seribu tahun), ke dalam gereja melahirkan pemikiran yang baru atas ajaran Eskatologii ini, para pelopornya mendasrakan pemikirannya terutama pada penelaahan kitab Daniel dan Wahyu, dan membantu mengarahkan perhatian sekali lagi kepada akhir jaman. Karl Barth juga menekankan elemen eskatologi dalam Wahyu ilahi.[17]

Menurut Pandangan Beberapa Ahli Theologi
Ada beberapa ahli teologi yang memberikan pandangannya sehubungan dengan pemikiran mengenai kesudahan dunia ini ataupun dalam istilah umum yang dikenal dengan “Eskatologi”.
·         Kant memegang doktrin immortalitas sebagai suatu hasil dari ulasan praktis, ia juga berspekulasi tentang kelahiran dan kematian dunia.
·         Pemimpin Mormon Orson F. Whitneymenyatakan bahwa umat manusia kini berada pada "Sabtu larut malam" dari keberadaan bumi, dan bahwa tahun yang ke-7000 akan ditandai oleh kedatangan Kristus yang kedua kali dan diantarkannya kerajaan seribu tahun, yang akan menjadi sabatBumi dan hari istirahat.
·         Charles Harold Dodd: Realized Eschatology
CH Dodd adalah seorang teolog Kristen yang lahir pada  7 April 1884. Menurut Dodd, isi pengajaran Tuhan Yesus tidaklah bersifat yang akan datang, melainkan dengan kedatangan Yesus, kerajaan Allah telah tiba. Jadi, Dodd menegaskan bahwa daripada meman-dang ke depan terhadap penggenapan nubuat, sebaiknya kita mem-perhatikan bagaimana hal itu telah digenapi. Kerajaan Allah bu-kanlah peristiwa yang akan datang di mana dunia akan dicipta kembali, tetapi "a timeless eternity," yaitu suatu keadaan "inner communion with God." (Dr. Ulrich Beyer, Garis-garis besar Eskatologi dalam Perjanjian Baru, BPK Gunung Mulia, 2)
·         Rudolf Bultmann: Existentialized Eschatology
Bultmann berpandangan bahwa tulisan-tulisan dalam Perjanjian Baru tidak boleh dimengerti secara objektif dan harfiah. Jadi dengan pendekatan mitologisasinya, dia mengambil kesimpulan bahwa kerajaan Allah menunjukkan kuasa anugerah dan pengampunan yang dialami oleh manusia ketika dia percaya dan menyerahkan diri. Jadi, kerajaan Allah sudah dialami, "it is the presence of eternity in time," demikian Bultmann. Dia juga menolak adanya penebusan atau penyempurnaan dunia.[18]

Kesudahan Dunia menurut Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
Menurut Perjanjian Lama
Sebagai orang yang menyatakan diri percaya pada DIA yang empunya segalanya dan berkuasa, harus juga menerima penuh bahwa Alkitab (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) adalah Firman Allah, yang terikat dan keduanya tidak dapat dipisahkan. Perjanjian Lama dan Perjanjianj Baru merupakan suatu kesatuan utuh dari Firman Allah yang saling melengkapi. Sebab oknum yang mengilhamkan kedua bagian Alkitab ini adalah Allah Yang Esa yang sama.
Demikian halnya dalam pemahaman Kesudahan dunia ini. Meskipun bagian yang dikutip dalam penulisan ini dari Kitab Matius (dari Perjanjian baru), bukan berarti bahwa hanya kitab ini yang menceritakan hal ini. karena jauh sebelum nats ini dituliskan, ada beberapa penulis dari Perjanjian Lama yang juga telah menuliskannya. Karena akhir atau kesudahan tentunya tidak akan pernah ada tanpa adanya awal atau permulaan.
Dalam Kejadian 1:1, langit dan bumi dijadikan Allah dalam keadaan sempurna. Ciptaan itu tidak bercacat, permai dan indah adanya.[19]Akan tetapi, ketika membaca Kejadian 1:2 keadaannya telah jauh berbeda daripada apa yang baru dibaca dalam ayat sebelumnya, yang menyebabkan perubahan itu adalah pemberontakan iblis, namun dalam tulisan ini bukanlah menyelidiki tentang apa dosa itu, namun akan melihat dampak dari dosa tersebut yang mengakibatkan kerusakan dan perubahan dari hal baik menjadi buruk. Sebab jika dikaji secara runtut bahwasanya adanya kesudahan dunia  kelak juga merupakan bagian dari dampak dosa itu. Weiss dan Schweitzer, sebagai teolog Kristen menyampaikan dasar pemikirannya tentang eskatologi ini berdasarkan kitab Daniel dan Wahyu. Hal ini memberi bukti bahwasanya Perjanjian Lama pun turut mengajarkan hal ini.
Berikut beberapa kitab dalam Perjanjian Lama yang menuliskan nubuatan kesudahan dunia.
a. Keluaran 19, disebut sebagai bagian dari persitiwa akhir zaman.
b. Dalam Kitab Yeremia 4:23-28 “ aku melihat kepada gunung-gunung ternyata goncang, dan melihat kepada langit tidak ada terangnya. Karena hal ini  bumi akan berkabung dan langit di atas akan menjadi gelap, sebab Aku telah merancangnya. Aku tidak akan menyesalinya dan tidak akan mundur”.  Nabi Yeremia sedang bernubuat tentang suatu kebinasaan bumi yang akan datang.[20] Dan dalam bagian lain, Yeremia juga menuliskan “ Murka Tuhan tidak akan surut, sampai IA telah melaksanakan dan mewujudkan apa yang dirancang-Nya dalam hati-Nya; pada hari-hari yang terakhir kamu akan benar-benar mengerti hal itu” (Yeremia 23:20). Maksud dari Yeremia hari-hari terakhir adalah akhir jaman. Ini membuktikan, bahwa dalam Perjanjian Lama pun rancangan kesudahan dunia telah TUHAN tetapkan.
c. Nubuatan Daniel Mempengaruhi Pemahaman Akhir Jaman. Karena nubuatan Daniel ini  adalah salah satu nubuatan Alkitab yang paling lengkap untuk pembagian waktu sejarah Israel dari zaman Daniel sampai pada kedatangan Yesus kedua kalinya (Daniel 4:10-25; 7:25; 9:24-27; 12:7).[21]Dalam Pasal 12:4 “Sembunyikanlah segala Firman itu, dan materaikanlah itu sampai pada akhir jaman”. Maka pengertian nubuatan itu disimpan khusus untuk akhir jaman (Kesudahan dunia) dan baru pada akhir jaman artinya akan benar-benar dapat dipahami. Nabi Yesaya dan Yehezkiel juga, dalam beberapa ayat yang ditulis mencatat nubuatan tentang kehancuran dunia atau akhir/ kesudahan dunia (Yesaya 34:11; 14:12, Yehezkiel 28:12-15; 15b-18)

Menurut Perjanjian Baru
Kitab Matius adalah bagian dari Perjanjian Baru. Tapi dalam Perjanjian Baru, bukan hanya Matius saja yang menceritakan  tentang kesudahan dunia ini. Beberapa pembagian dalam Perjanjian Baru yang mengungkapakan konsep “kesudahan dunia” ini:

Menurut Injil Sinoptik lainnya
Injil Sinoptik yang terdiri dari empat kitab: Matius, Markus dan Lukas.        Markus 13:3-13 dan Lukas 21:7-19 berisikan nats yang sama dengan Matius 24:3-13, namun kata parousia yang dipakai dalam Matius tidak terdapat dalam kitab lainnya. Tapi pemakaian kata telloo untuk menyatakan kesudahan yang  terdapat dalam Matius, juga terdapat dalam Markus, tapi dalam Lukas memakai kata lain.
Dalam semua catatan mengenai Khotbah tentang kesudahan dunia, disebutkan tentang macam-macam peristiwa yang harus terjadi sebelum Kedatangan Kristus yang kedua kali. Namun jika khotbah kesudahan dunia  itu tidak ditujukan pada kedatangan Kristus yang kedua kali, maka tanda-tanda yang mendahuluinya tidak akan dimaksudkan sebagai peristiwa-peristiwa  yang benar-benar terjadi pada masa yang akan datang (bnd Matius 4:5,24; Markus 13:6,22; Lukas 21:8). Semua tanda ini telah digenapi dalam banyak tingkatan perkembangan sejarah gereja, tetapi rupanya tanda-tanda itu akan menjadi lebih hebat pada akhir jaman atau pada kesudahan dunia.[22]

Menurut tulisan Yohanes
Pernyataan paling jelas dalam Injil Yohanes yang berisi nubuat mengenai kedatangan-Nya kembali terdapat di dalam Yohanes 14:3 bnd 14:28. Dukungan lebih lanjut tentang aspek akan datang selain aspek “masa sekarang” dari eskatologi dalam Injil Yohanes terdapat.dalam perkataan “pada akhir jaman” yang diulang-ulang dalam Yohanes 6:39,40,44,54.
Dalam I Yohanes 2:18 terdapat keterangan mengenai “waktu yang terakhir”, dan dalam konteksnya  hal itu dihubungkan dengan munculnya antikristus. Ungkapan yang digunakan Yohanes ini dapat dipahami dalam dua cara. Hal itu dapat berarti sama dengan “hari-hari terakhir”, yang pada umumnya dipahami sebagai jangka waktu yang menghubungkan antara kenaikan dengan parousia. Atau hal itu dimaksudkan sebagai tingkat paling akhir dari hari-hari terakhir. Pandangan kedua ini lebih sulit, karena hal itu memerlukan penjelasan sehubungan dengan telah berlangsungnya waktu penundaan yang lama.

Menurut Kisah Para Rasul
Dalam bagian permulaan dari kitab ini, tema penghakiman ataupun kesudahan dunia atau jaman dinyatakan secara tidak langsung. Hanya saja dalam Kisah para Rasul 10:42, Petrus menegaskan bahwa Yesus ditentukan oleh Allah menjadi hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati, dengan kata lain IA akan melakukan tugas yang sama dengan Allah dalam penghakiman terakhir.[23] Keterangan yang paling jelas dalam Kisah Para Rasul mengenai penghukuman kelak terdapat dalam khotbah Paulus di Atena: Panggilan untuk bertobat secara langsung dihubungkan dengan penghakiman. Manusia  harus bertobat, karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang ditentukan-Nya (17:30-31)

Menurut tulisan-tulisan Rasul Paulus
Dalam keseluruhan tulisan Paulus mengenai kesudahan dunia atau akhir jaman tidak sebanyak tulisannya mengenai parousia. Kesudahan dunia disebut sebagai tanda-tanda yang mendahului parousia (Kedatangan Yesus yang kedua kali). Beberapa tulisan Paulus tentang kesudahan dunia atau tanda yang mendahului Parousia: I Tesalonika 4:13; 4:13; 5:1 band II Tesalonika 4:13; 2:5; 2:9; 2:3; 2:7; 2:6-7; Roma 11; I Timotius 4:1; II Timotius 3:1; 3: 5; I Korintus 15:24-25. 

Menurut tulisan-tulisan lainnya
Seluruh isi kitab Ibrani memperlihatakan adanya pemikiran Eskatologis, hal ini dapat dilihat dalam pembukaan isi kitab ini (Ibrani 1:1-2, Yaitu pada akhir zaman Allah berbicara kepada manusia). Namun yang banyak dibicarakan dalam kitab ini adalah kedatangan Kristus kedua kali (Ibrani 10:25; 9:28; 10:25), sedangkan tentang kesudahan dunia atau akhir zaman tidak mendapat perhatian khusus dalam kitab ini. Beberapa tulisan lain yang menuliskan tentang kesudahan atau akhir dunia sebagai awal dari kedatangan-Nya yang kedua kali:  Yakobus  5:7-8;  5:3; 5:9; I Petrus 4:7; 1: 5 bnd  I Petrus 1:11; 4:13; 5:1,10; II Petrus 3:3 - 4, 10; Yudas 17-19,21; II Petrus 1;11.[24]

Menurut Kitab Wahyu
Kitab Wahyulah yang paling jelas memusatkan kedatangan Kristus yang kedua kali sebagai puncak zaman ini. karena hanya dalam kitab inilah pokok pemikirin tentang akhir jaman menjadi topik utama. Pusat pandangan kitab ini adalah ajaran-ajaran mengenai masa yang akan datang. Kitab ini membawakan amanat pada keadaan pada abad pertama dan juga sekaligus merupakan penglihatan mengenai akhir jaman. Penyajiannya mengenai akhir sejarah manusia merupakan hal yang berharga, karena itu adalah satu-satunya penyajian mengenai tema tersebut dalam Perjanjian Baru.[25]


TINJAUAN EKSEGESIS KITAB MATIUS 24 : 3-14
Injil menurut Matius barangkali lebih banyak pengaruhnya terhadap alam pikiran Kristen daripada ketiga Injil lainnya.  Bagian-bagian yang diatur dengan sistematis dan kumpulan ajaran-ajaran Yesus seperti khotbah di bukit, telah terbukti sangat berguna bagi angkatan-angkatan Kristen di mana- mana. Matius sangat cermat dan teliti dalam menyusun bahan-bahannya sehingga menghasilkan suatu karya yang jauh lebih sistematis daripada Markus.[26]Sebelum memahami maksud Matius tentang kesudahan dunia yang terdapat dalam pasal 24:3-14, maka adalah penting untuk terlebih dahulu mengetahui secara umum kitab Matius ini. 

Pengamatan Kitab Matius
Kitab Matius adalah salah satu Injil yang ditulis dalam Alkitab sebagai bagian dari  Perjanjian Baru. Penulisan Injil secara tradisi dicetak dalam urutan dengan Matius terlebih dulu, disusul dengan kitab Markus, kitab Lukas dan kitab Yohanes. Kitab Matius termasuk saIah satu Injil sinoptis (Istilah “Sinoptis” pertama sekali diberikan oleh J.J Griesbach, menjelang akhir abad ke 18, karena ketiga Injil ini memiliki bahan yang begitu banyak persamaan). Dalam bahasa Yunani kitab Matius disebut “Maqaion”.
Kitab Matius dianggap sebagai Injil yang pertama ditulis, dan tempatnya pada bagian permulaan dalam Perjanjian Baru membuat Injil ini mendapat kedudukan penting. Injil inilah yang palling banyak dikutip sejak abad kedua dan yang paling banyak dipakai dalam liturgi kebaktian.
Kitab Matius mempunyai amanat tentang Kabar Baik (Injil; bahasa Inggris: Gospel) bahwa Yesus adalah Raja Penyelamat yang dijanjikan oleh Tuhan, ini dapat terlihat melalui contoh Doa Bapa Kami. Melalui Kerajaan Allahinilah Yesus Kristus akan memulihkan kondisi bumi dan kehidupan umat manusia. Oleh karena itu, hal inilah yang akan menjadi kesaksian bagi semua bangsa, barulah sistem dunia ini berakhir . Melalui Yesus itulah Tuhan menepati apa yang telah dijanjikan-Nya di dalam Perjanjian Lamakepada umat-Nya. Sekalipun Yesus lahir dari orang Yahudi dan hidup sebagai orang Yahudi, namun Kabar Baik itu bukanlah hanya untuk bangsa Yahudi saja melainkan untuk seluruh dunia.


Penulis Kitab Matius
Dari semua kitab Injil tidak ada yang mencatat namanya sendiri dalam judul kitabnya, namun bukan berarti penulisnya tidak diketahui. Tapi walaupun kitab ini tidak mencantumkan nama penulisnya, namun kesaksian semua bapa gereja yang mula-mula sejak kira-kira tahun 130 M menyatakan bahwa Injil ini ditulis oleh Matius. Matius adalah seorang pemungut cukai (petugas pajak pada zaman itu) yang menjadi salah satu dari kedua belas rasul Yesus. Meskipun ada yang menduga ditulis oleh Matius lain yang hidup 80 tahun setelah Yesus wafat, namun penemuan naskah papirus yang sekarang disimpan di Magdalen College, Oxford, Inggris, menunjukkan bahwa Injil Matius ini sudah selesai ditulis sebelum tahun 66.[27]Dan meski demikian sudah jelas bahwa judul-judul itu ( Injil Matius dst ) agak tua. Karena kanonik ke-4 Injil ditentukan sebelum tahun 126 A.D, dan diberi judul Injil Matius, Injil Markus. Jelaslah bahwa pada waktu itu mereka sudah dianggap sebagai penulis kitab masing-masing. Dan tidak dapat disangkal bahwa rasul Matius mempunyai sangkut paut dengan Injil yang memakai namanya, bukan hanya dalam isi, tapi juga dalam judul, yang barangkali diikatkan pada Injil ini pada permulaan abad ke-2. Hal ini mencerminkan kepercayaan yang luas, pada waktu itu bahwa dialah penulisnya. Meskipun tidak diterangkan secara langsung dalam Injil itu sendiri siapa penulis Injil yang pertama itu, tidak ada yang meragukan bahwa kitab ini ditulis oleh Matius, yang kadang-kadang disebut Lewi, anak Alpius, pemungut cukai itu yang menjadi salah satu dari kedua belas murid Yesus (Matius 9:9).[28]
Pendapat ini juga didukung oleh jemaat pertama, mereka memiliki kebulatan pendapat bahwa kitab ini ditulis oleh rasul Matius dalam bahasa Ibrani (Aram),  yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani, dan mereka juga berpendapat bahwa Injil ini ditulis lebih dulu dari Injil-Injil lainnya, tetapi menurut anggapan para ahli (misalnya; Ireneus, Origenes, Eusebius, Hieronymus) bukanlah diterjemahkan, melainkan karangan asli Yunani,[29]yang walaupun oleh beberapa ahli hal ini ditentang, dengan alasan mengapa Matius yang telah menyaksikan semua yang disaksikannya mengambil bahan dari Injil Markus yang bukan rasul? Namun alasan tersebut tidak kuat, karena kitab Markus sendiri juga dianggap berwibawa karena mencatat ajaran Petrus.[30] Alasan lain yang menentang bahwa Matius adalah penulis Injil Matius adalah bahwa beberapa dari cerita tentang mujizat-mujizat, dalam bahan-bahan yang khas Matius, dan beberapa ajaran, terutama ajaran yang menekankan eskatologi futuris, tidak mungkin berasal dari rasul. Namun, jika merujuk dari isi kitab ini yang sangat sistematis, Injil ini dianggap menunjukkan tanda-tanda pekerjaan seorang pejabat cukai. Karena bagaimana juga, penulis Injil ini mungkin berpikir tentang tugasnya sendiri waktu ia menulis, bahwa setiap ahli taurat yang menerima pelajaran dari hal kerajaan sorga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya (13:52).[31]
Keyakinan bahwa Matius adalah penulis kitab ini lebih dapat dipertangungjawabkan daripada menyangkali hal tersebut.

Waktu dan Tempat Penulisan Kitab Matius
Dalam injil ini hanya terdapat sedikit fakta yang dapat menunjukkan kapan tulisan atau kitab ini dibuat, sehingga tanggal dan tempat Injil ini berasal tidak dapat dipastikan. Beberapa ahli konservatif memiliki alasan kuat untuk memperkirakan bahwa ia ditulis sebelum Yerusalem dihancurkan, antara tahun 160 sampai 165, ketika Matius berada di Palestina atau Antiokia di Siria. Semua ahli sepakat bahwa tulisan-tulisan Ignatius merujuk, namun tidak mengutip injil Matius, yang berarti injil ini sudah selesai ditulis pada awal abad ke-2 Masehi.
Penemuan naskah-naskah papirus, The Oxford Papyri, oleh Prof. Casten Peter Thiede, memberi bukti kuat bahwa Injil Matius ditulis sebelum tahun 65 M. Di antara naskah-naskah tersebut ditemukan 3 lembar yang berisi ayat-ayat dari Injil Matius pasal 26, tentang pengurapan Yesus di rumah Simon, orang lepra di Betania, dan pengkhianatan Yudas Iskariot.
Beberapa sarjana Alkitab percaya bahwa Injil ini merupakan Injil yang pertama ditulis, sedangkan ahli yang lain beranggapan bahwa Injil yang ditulis pertama adalah Injil Markus. Pendapat lain dari para ahli mengenai penulisan kitab ini adalah bahwa sedikit sekali kemungkinan bahwa injil ini ditulis sebelum orang-orang Kristen mulai meninggalkan Yerusalem (Kisah Para Rasul 8:4), karena para Rasul masih hidup, yang bisa menjawab setiap pertanyaan para jemaat. Sehingga diperkirakan kitab ini ditulis setelah orang Kristen meninggalkan Yerusalem, jadi kemungkinan saja mereka butuh kitab tertulis.

Maksud dan Tujuan Kitab Matius
Maksud dan tujuan suatu Injil dapat dipelajari paling tepat jika seluruhnya dibanding dengan Injil yang lain. Karena secara umum, maksud umum dari setiap kitab Injil dapat dilihat dari kesimpulan yang ditulis Yohanes (Yohanes 20:31), yakni untuk memilih dari perbuatan-perbuatan dan perkataan-perkataan Kristus supaya orang percaya kepada-Nya dan beroleh hidup melalui Dia. Isi pokok dari Injil adalah isi dari kerygma rasuli, mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke sorga (Tafsiran Alkitab Masa Kini 3 Matius-Wahyu)
Injil Matius adalah pengolahan pribadi Matius dari bahan-bahan yang diterimanya. Injil ini adalah satu-satunya Injil yang paling sistematis dibandingkan dengan Injil yang lainnya (Markus, Lukas, Yohanes). Oleh sebab itu Injil ini selalu menjadi Injil yang paling berfaedah dalam hal mengajar.
Kesimpulan sebagai tujuan dari penulisan kitab ini adalah bahwa kitab ini ditulis oleh seorang Kristen Yahudi untuk orang Kristen Yahudi yang percaya yang tinggal disuatu tempat dekat Palestina menjelang akhir abad pertama. Injil ini dimaksudkan untuk mengajar mereka dengan cermat dan teliti bagaimana Yesus telah menggenapi nubuat-nubuat Perjanjian Lama dan telah meletakkan dasar-dasar bagi Gereja Kristen. Gereja itu adalah penerusan umat Allah dari Perjanjian yang Lama, tapi telah dibaharui sehingga bukan lagi berdasarkan keturunan melainkan berdasarkan kerohanian dan terdiri dari orang-orang dari segala bangsa.
Jadi melalui Injil ini diharapkan agar para pembaca akan sanggup menangkis serangan-serangan orang Yahudi yang non-Kristen, serta mengajak orang-orang ini untuk menerima Yesus sebagai Raja mereka yang sebenarnya (Tafsiran Alkitab Masa Kini 3 Matius-Wahyu, 61), karena jika Injil Markus ditulis untuk orang Romawi dan Injil Lukas untuk Teofilus dan semua orang percaya bukan Yahudi, maka Injil Matius ditulis untuk orang percaya bangsa Yahudi.
Sekalipun demikian, Injil ini tidak semata-mata untuk orang Yahudi. Seperti amanat Yesus sendiri, Injil Matius pada hakikatnya ditujukan kepada seluruh gereja, serta dengan saksama menyatakan lingkup universal Injil (bandingkan Matius 2:1-12; 8:11-12; 13:38; 21:43; 28:18-20). Secara umum, kitab ini bertemakan Yesus, Raja Mesianis.

Inti Berita Kitab Matius
Berikut adalah ciri dari Kitab Matius yang dari ciri tersebut akan terlihat apa yang menjadi isi teologi dari kitab Matius.[32]
Pertama, Kitab ini merupakan Injil yang mencolok sifat ke-Yahudiannya.
Kedua, Ajaran dan pelayanan Yesus di bidang penyembuhan dan pelepasan disajikan secara paling teratur. Karena hal ini, maka pada abad kedua gereja sudah mempergunakan Injil ini untuk membina orang yang baru bertobat.
Ketiga, Injil Matius secara khusus menyebutkan peristiwa mengenai Yesus sebagai penggenapan Perjanjian Lama jauh lebih banyak daripada kitab lain di Perjanjian Baru.
Keempat, Kerajaan Sorga/Kerajaan Allah disebutkan dua kali lebih banyak daripada kitab lain di Perjanjian Baru.
Kelima, Matius menekankan tiga hal, yakni: pertama, standar-standar kebenaran dari Kerajaan Allah (pasal 5-7). Kedua, kuasa kerajaan itu atas dosa, penyakit, setan-setan, dan bahkan kematian; dan ketiga, kejayaan kerajaan itu di masa depan dalam kemenangan yang mutlak pada akhir zaman.
Keenam, hanya Injil ini yang menyebutkan atau menubuatkan gereja sebagai suatu wadah yang menjadi milik Yesus di kemudian hari (Matius 16:18; 18:17).

Tinjauan Eksegesis Kesudahan Dunia Menurut Kitab Matius 24 : 3 -14
Setelah mempelajari secara umum kitab Matius, maka sesuai dengan nats yang ditetapkan dalam judul tulisan ini yakni Konsep Kesudahan dunia menurut Kitab Matius 24:3-14, maka pada bagian ini akan dilihat bagaimana eksegesis dari bagian kitab tersebut.

Hubungan Kesudahan Dunia dengan Kedatangan Tuhan
Konteks sebelum dialog pada ayat 3 dalam Matius 24:3-13, telah terjadi sebelumnya dialog singkat antara Yesus dan murid-murid-Nya (ayat 1-2): 1Sesudah itu Yesus keluar dari Bait Allah, lalu pergi. Maka datanglah murid-murid-Nya dan menunjuk kepada bangunan-bangunan Bait Allah. 2IA berkata kepada mereka: Kamu melihat semuanya itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak satu batu pun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan.
Timbulnya pertanyaan yang kemudian diajukan para murid dalam ayat ketiga merupakan akibat dari percakapan sebelumnya: “Katakanlah kepada kami, bilamanakah hal itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan apakah tanda kesudahan dunia?
Kemudian Yesus menyampaikan khotbah-Nya pada ayat berikutnya adalah  sebagai tanggapan kepada pertanyaan empat murid-Nya: Petrus, Yakobus, Yohanes dan dan Andreas (Markus 13:3) yang ternyata hanya dua hari sebelum hari Paskah atau menjelang hari Ia akan disalibkan (Matius 26:2). Khotbah ini mempertimbangkan kecemasan para murid tentang arah pelayanan Kristus kepada banyak orang.[33]
Baker mengatakan dalam Evangelical Commentary on the Bible “the disciples’ question in verse 3 prompts Jesus’s teaching about the future destruction. It must be emphasized that the disciples’s question makes the closest connection between the destruction of the temple and the end of history”. Artinya bahwa murid-murid bertanya karena mereka sedang bingung atas kalimat yang diucapkan Yesus sebelumnya, mereka ingin tahu apa hubungan kehancuran Bait Allah dengan Kesudahan Dunia.
Jika di cermati murid-murid sedang mempertanyakan tiga hal kepada Yesus, yang pertama; mereka bertanya kapan penghancuran bait suci akan terjadi; yang kedua; mereka bertanya apa tanda kedatangan-Nya –yaitu kapan kerajaan kemuliaan itu dinyatakan; yang ketiga; Mereka bertanya tentang kesudahan zaman - yaitu zaman menjelang kedatangan-Nya. Yesus menjawab pertanyaan kedua dan ketiga bersamaan karena kedatangan Kristus dan akhir zaman menjelang kedatangan-Nya mengacu kepada kedatangan-Nya yang kedua di bumi.[34]
Pengajuan pertanyaan murid mengenai kapan hal itu akan terjadi, adalah pertanyaan atas perkataan Yesus dalam ayat 2; IA berkata kepada mereka: Kamu melihat semuanya itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak satu batu pun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan. Lalu tidak berselang lama antara ayat 2 dan 3 lalu murid-murid datang kepada Yesus menanyakan kapan hal itu terjadi. Dalam kaidah bahasa Indonesia, pemakaian kata Hal itu adalah kata ganti penunjuk pada sesuatu hal, artinya ada hal sebelumnya yang telah dijelaskan dan dipertegas dengan mempertanyakan kembali dalam bentuk kata penunjuk. Jadi hal itu merujuk kepada “pembinasaan Bait Allah” pada ayat 2. Sebab Alkitab dalam berbagai terjemahan pun tidak menuliskan adanya  peristiwa atau percakapan lain yang menjadi pemisah antara ayat 2 dan 3 tersebut. Dalam terjemahan bahasa Inggrisnya dikatakan when will this happen, terjemahan ini memakai kata tunjuk yang lebih dekat lagi, yakni ini.  Hal ini semakin memperkuat pendapat bahwa hal itu/ ini yang dimaksud oleh para murid adalah hal sehubungan pembinasaan bait Allah.
Para murid sangat kebingungan atas apa yang dikatakan Yesus perihal Bait Suci yang ada di Yerusalem tersebut, karena sebelumnya murid-murid terpesona melihat gedung Bait Allah tersebut. Namun, Yesus melihat lebih terang atas hukuman yang akan menimpa Bait Allah itu sebab manusia tidak memakainya sebagaimana seharusnya (21:12-13).[35] Murid-murid  menyimpulkan bahwa kalau bait suci yang megah itu akan diruntuhkan sampai tidak ada satu batu pun yang tersusun di atas batu lainnya, maka tampaknya sedikit sekali kemungkinan adanya kerajaan yang mulia di masa depan yang akan mereka nikmati bersama Kristus (John F Walvoord, Penggenapan Nubuat Masa kini-Zaman Akhir,277).
Pembangunan Bait Suci telah dimulai tahun 20 sM, sebelum Kristus lahir, dan hampir selesai, meski masih diperlukan waktu selama 30 tahun untuk menyempurnakan bangunannya. Sumber sekuler mengatakan bahwa batu-batu itu berbobot sampai 10-20 bahkan 30 ton, dan di pahat dengan ukuran yang tepat. Lalu batu tersebut diletakkan di alat gelinding, digelindingkan dari tambang sampai ke bait suci didirikan melalui jalan tanah yang melandai, dan kemudian diturunkan pelan-pelan di tempatnya. Semen tidak diperlukan karena ukuran batu itu sudah sangat cocok satu  dengan yang lain. Untuk membongkar batu-batu yang disusun sedemikian rapinya, diperlukan usaha penghancuran yang disengaja.
Jadi pertanyaan mengenai hal-hal yang akan terjadi dengan Bait Allah adalah bahwa masalah stabilitas akan ditentukan dari peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di Yerusalem pada akhir zaman. Dan mengenai pertanyaan kedua dan ketiga, yakni tanda  kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia, yang secara harfiah arti kesudahan dunia adalah akhir zaman (bnd 28:20). Parousia (Kedatangan; ayat 27,37,39) dan kesudahan dunia (bnd 13;39, 49; 28:20), hanya terdapat dalam Matius dan tidak terdapat dalam kitab Injil lainnya (Markus, Lukas, Yohanes). Lalu apa yang menjadi kaitan antara kedua peristiwa tersebut? Apakah peristiwa tersebut, adalah peristiwa yang saling mendahului atau apakah saling bersamaan? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, adalah baik jika terlebih dahulu mengetahui apa itu Parousia atau kedatangan Yesus yang kedua kali dan apa itu kesudahan dunia,  yang dimaksud oleh Matius dalam kitabnya tersebut.
Dalam keseluruhan Perjanjian Baru, Parousia disebutkan sebanyak 24 kali, tetapi dalam ke-tiga kitab Injil sinoptik (Matius, Markus, dan Lukas), hanya kitab Matius yang pernah menyebutkan istilah ini sebanyak 4 kali (bnd 24:3; 24:27; 24:37; 24:39). Kata yang dimaksud di sini adalah merujuk kepada kedatangan Yesus kelak kedua kalinya. Hal ini harus dipahami, bahwa Parousia-lah yang dimaksud oleh Matius bukan kedatangan-Nya kelak pada hari Tuhan. Karena ada sekelompok orang (kaum Dispensasional), yang membedakan kedatangan Tuhan terbagi atas dua bagian peristiwa, yakni; pertama: Parousia atau kedatangan dan hasilnya yang kedua adalah pengangkatan rahasia, yang bersifat rahasia dan mendadak dan sudah dekat, yaitu dapat terjadi kapan saja, sebab tidak akan ada yang peristiwa yang dapat diperkirakan lebih dahulu atau yang akan mendahuluinya.
Matius dalam kitabnya mencatat kedatangan-Nya kembali dalam bahasa Yunani yaitu Parousia ( diucapkan pasangan-oo-lihat-ah) adalah kata benda yang berarti datang atau kehadiran. Makna serupa juga terdapat dalam I Korintus 14:27; II Korintus 7:7, yang artinya :kehadiran atau ketibaan.
Dalam percakapan Yunani dipakai untuk mengartikan kunjungan seorang penguasa. Dan sebagaimana digunakan dalam Perjanjian Baru, kata ini merujuk kepada individu yang datang ke tempat tertentu atau berada bersama orang-orang tertentu. Dan tidak ada sanggahan atas ini, bahwasanya orang yang dimaksud akan datang dan berada bersama orang-orang tertentu ini adalah merujuk kepada Yesus. Dan Yesus yang sama itu pula, yang akan naik ke sorga, akan datang lagi ke bumi dalam kehadiran-Nya (Kisah Para Rasul 1:11) pada akhir zaman (Matius 24:3).
Lalu pertanyaan berikutnya adalah mengapa murid mempertanyakan perihal kedatangan Yesus yang kedua kalinya bersamaan dengan pertanyaan tentang kesudahan dunia. Apakah kedua hal ini merupakan dua peristiwa yang saling terkait, saling terikat atau satu dengan yang lain punya pengaruh?
Berdasarkan dua pertanyaan murid yang diajukan sekaligus; apakah tanda kedatangan-Mu dan kapan akhir dari zaman itu? Kedua hal itu membentuk suatu gabungan peristiwa kedatangan Tuhan dan berakhirnya  suatu zaman, atau dengan kata lain apakah kedatangan Tuhan akan menutup zaman ini? Sesuai dengan asal kata yang dipakai dalam Matius 24:3-14 untuk kata dunia adalah “oikos” yang artinya sitem kehidupan, bukan “ kosmos” yang berarti bumi yang dihuni atau dunia tempat tinggal. Jadi zaman atau dunia yang dimaksud dalam teks di atas adalah sitem kehidupan. Dunia akan terus berlangsung, yang akan diakhiri hanyalah periode zaman ini. Saat kedatangan Tuhan kembali masih belum merupakan akhir dari dunia ini. Dunia masih akan berlanjut, langit dan bumi masih akan tetap ada, yang berakhir adalah suatu zaman. Zaman adalah periode waktu dalam sejarah umat manusia yang suatu saat akan bisa berakhir.
Zaman Perjanjian Lama berakhir setelah kedatangan Yesus yang pertama. Sekarang adalah zaman Perjanjian Baru,  dan zaman ini-lah yang akan berakhir dengan kedatangan Yesus yang kedua kali. Zaman baru kelak akan datang, dimana Kristus akan memerintah dalam kerajaan seribu tahun.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, kedatangan-Nya  akan mengakhiri zaman (Perjanjian Baru). Guthrie, juga sependapat dengan hal ini, bahwa, kedatangan-Nya kelak akan didahului dengan tanda-tanda, yang dimaksud dengan tanda-tanda tersebut adalah bagian atau proses kesudahan dunia.[36]

Tanda- Tanda Kesudahan Dunia
Pada bagian sebelumnya dikatakan bahwasanya Kesudahan dunia adalah proses menjelang kedatangan-Nya. Berangkat dari pernyataan ini, adalah perlu untuk mengetahui apa saja peristiwa yang ada dalam kesudahan dunia tersebut. Sebab banyak sumber yang mengemukakan pendapat dan pemahamannya mengenai tanda kesudahan dunia ini, namun tidak semua sumber tersebut dapat dijadikan sumber yang valid. Dalam hal ini penulis hanya menuliskan beberapa dari sumber tersebut yang kemudian akan menyimpulkan beberapa sumber tersebut untuk mendapatkan suatu mata rantai yang Alkitabiah dari sederetan peristiwa tersebut.
Kata yang dipakai untuk menunjukkan kesudahan dunia dalam Matius 24 :3-14 adalah ““sunteleiaztouaiwnoV” (sunteleiaz tou aionos – soon-tel’-i-az tou aioonos). Sedangkan dalam ayat ke-6 dan ke-13 adalah “teloz” (teloz – tel’-os), yang kata dasarnya adalah “tellw” (telloo), berarti akhir atau ujung, yang artinya to set out for a definite point or goal yang artinya untuk mengatur keluar untuk suatu titik  tujuan atau sasaran.[37]
Berdasarkan arti tersebut, dapat diuraikan beberapa kesudahan dunia itu, juga adalah tanda menjelang kedatangan-Nya kelak. Sesuai dengan apa yang ditulis oleh Matius dalam kitabnya, bahwa akan terjadi beberapa tanda kesudahan dunia menjelang kedatangan-Nya. Yang mana hal tersebut juga terdapat dalam kitab lainnya secara khusus dalam bagian Perjanjian Baru. beberapa tanda tersebut adalah: terjadi kemurtadan (Matius 24:3; 2 Tim 4); Munculnya anti Kristus (Matius 24:5; Lukas 21:8; II Tesalonika 2:1;  I Yohanes 2:18; 4:3; II Yohanes 7; Wahyu 12:18; 13:1; 19:20); Gempa bumi (Matius 24:7; Markus 13:8); Munculnya Kristus palsu ( Matius 24:24; Markus 13:5; Lukas 21:8);  Muncul nabi-nabi palsu (Matius 24:11; Markus 13:6); adanya tanda dan mujizat palsu (Matius 24:24; Markus 13:22; Lukas 21:8; II Tesalonika 2:9; Wahyu 19:20); Kelaparan (Matius 24:7; Markus 13:8; Wahyu 6:5); Meningkatnya Kejahatan (Matius 24:12;II Timotius 3:12; II Petrus 3:3); Persengketaan Internasional (Matius 24:7; Markus 13:8; Lukas 21:10; Wahyu 6:3); Penganiayaan orang percaya (Matius 24:8;  Markus 13:9; Lukas 21:12; II Timotius. 3:1; Wahyu. 6:9; 12:17; 20:4); Perang dan kabar tentang perang (Matius 24:6; Markus 13:7; Lukas 21:6).[38]
Walvoord, membagi tanda ini berdasarkan apa yang ditulis oleh Matius dalam Ps 24:3-13, menjadi dua bagian besar, yakni: Tanda umum dan Tanda khusus. Tanda umum yang dimaksudkannya meliputi: Kristus-kristus palsu (Matius 24:4-5); Perang dan Kabar-kabar tentang perang (Matius 24:6-7); Kelaparan(Matius  24:7; Lukas 21:11); Gempa bumi (Wahyu 16:18-20); Kesyahidan dan Penganiayaan (Matius 24:-10); Nabi-nabi palsu; Meningkatnya kejahatan dan hilangnya kasih yang hangat (Matius 24:12); Injil Kerajaan (Matius 24:13).
Tanda khusus yang di tuliskan Walvoord dalam bukunya, tidak di buatnya serinci tanda umum, sebab tanda ini hanya meliputi beberapa hal yakni mengenai perbedaan penafsiran tentang pembinasaan Bait Suci di Yerusalem, yang dinubuatkan Yesus dan telah terjadi pada tahun 70 M (bnd Lukas 21:20-21). Namun, dalam setiap detail yang penting, kisah pembinasaan Yerusalem berbeda dari yang terjadi pada tahun 70 tersebut. Lalu tanda khusus lainnya adalah perihal orang-orang Yudea yang harus lari pada saat dikepung (Matius 24:16), kemudian datangnya pembinasa keji (bandingkan Daniel. 9:27; 11:31; 12:11) dan datangnya masa kesengsaraan besar (Matius 24:21-22).
Berikut masing-masing dari tanda tersebut akan diuraikan secara singkat dan berurut berdasarkan apa yang ditulis dalam Matius 24:3-13:  
Pertama,  Munculnya anti Kristus (Matius 24:5; Lukas 21:8; II Tesalonika 2:1;  I Yohanes 2:18; 4:3; II Yoh 7; Wahyu 12:18; 13:1; 19:20). Matius mencatat dalam ayat kelima “Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias dan menyesatkan banyak orang. Memang tidak ada nama khusus dalam penulisan bahasa asli Alkitab mengenai penyesat atau kristus palsu ini. Ayat ini hanya memberitahukan bahwa hal ini akan terjadi, bahkan telah terjadi. Dalam beberapa catatan sejarah dunia Kekristenan; ada beberapa tokoh/orang yang mengaku dirinya sebagai Mesias: St German, yang mengajarkan bahwa manusia dapat menjadi Allah dan Kristus bagi dirinya sendiri; Rev. Sun Moon Soong, pernah berkata: Yesus pertama di Israel, maka Yesus kedua kali dari Korea Selatan; Sai Baba berkata: Setiap perkataan Sai Baba adalah perkataan Kristus, Sai Baba adalah avatar, titisan Kristus. Serta Lord Maitreya juga berkata: saya adalah titisan Kristus.
Tanda kedua, Perang dan kabar tentang perang (Matius 24:6-7; Markus 13:7; Lukas 21:6), Matius 24:6-7, berkata; “kamu akan mendengar perang dan kabar tentang perang. Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan”. Hal ini telah terjadi sejak zaman purba, seperti Perang Dunia I, merupakan  perang terhebat dari semua perang selama 2400 tahun sebelumnya dan 21 tahun setelahnya. Kemudian terjadi Perand Dunia II, yang menghancurkan 4 kali dari Perand Dunia I, bahkan setelahnya juga terjadi. lebi dari  25 juta orang terbunuh dalam ± 150 peperangan yang terjadi di seluruh muka bumi. Setiap hari ±12 peperangan terjadi di tempat-tempat tertentu di dunia. Dan kemungkinan pecahnya perang dunia  lainnya tetap mengancam. Di abad kedua puluh telah terjadi dua perang global dan saat ini mengalami perlombaan senjata nuklir antara dua negara adidaya serta mengacam perang Timur tengah, Asia Tenggara, Afrika Siprus, perbatasan Cina-India, dan bahkan mungkin lagi di Korea (Emery H. Bancroft, Elemental Theology, 2000), dan banyak orang cemas memikirkan PD III.
Bruce Barton, menanggapi peperangan yang terjadi dalam zaman ini sebagai berikut: “Perang bukanlah nama yang tepat untuk itu, nama yang sebenarnya untuk itu adalah neraka”, bahkan ditambahkannya lagi “tidakkah kita mau menyadari bahwa perang cara kuno itu telah lewat, bahwa cara perang baru jika terjadi di antara bangsa-bangsa  maka keadaannya akan menjadi seperti neraka? Mengapa tidak menggunakan istilah neraka, dalam tiap kalimat dimana terdapat perkataan perang?” Sementara terjadi perang, kitab suci menegaskan bahwa ada seruan-seruan perdamaian dan usaha perdamaian, namun sesungguhnya tidak ada perdamaian(Bnd Yeremia 8:11; I Tesalonika 5:23). Hal ini juga dikemukakan oleh Alexander Millerand, mantan presiden Prancis berkata; “kita sedang berbaris menuju perang di belakang bendera perdamaian, sebenarnya pada waktu itu pula manusia menyediakan senjata-senjata perang. Bahasa Yunani perang dalam Matius 24:6 adalah “polemouV” dari kata dasar “pelomai”, artinya to bustle (persellisihan; percekcokkan), warfare (perang; peperangan), battle (peperangan; perjuangan; pertempuran), fight (perkelahian; pertarungan), war (perang; peperangan). Sedangkan kata yang dipakai untuk kata melawan adalah “epi”, artinya super-imposition.
Ketiga, Kelaparan (Matius 24:7; Lukas 21:11): Setelah Perang Dunia I terjadi bala kelaparan terbesar sepanjang sejarah. Di Cina Utara saja ± 15.000 orang mati setiap hari karena kelaparan. Tetapi kekurangan makan lebih hebat terjadi setelah Perang Dunia II. Hampir seperempat penduduk dunia mati “kelaparan”. Menurut data dari New York Times, Setiap 8,6 detik seorang di suatu negara terbelakang mati akibat kekurangan gizi. Jutaan orang mati karena kelaparan, kira-kira 50 juta orang per tahun. Dan menjelang tahun 1980, kira-kira seperempat penduduk dunia (New York Times, 2007, USA). Ditambahkan lagi bahwa kelaparan terjadi karena tidak mendapat cukup makan. Bahkan di tempat-tempat yang berlimpah makanan, banyak orang terlalu miskin untuk membelinya.
Keempat, Gempa (Matius 24:7; Markus 13:8), secara harfiah Gempa adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Biasanya terjadi disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi) (Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga, 2002, Departemen Nasional, Balai Pustaka, Jakarta). Alkitab mencatat gempa atau gejala-gejala yang menyertainya dalam berbagai masa. Di Gunung Sinai waktu pemberian Taurat (Kejadian 19:18), pada zaman Saul (I Samuel 14:5), Elia (I Raja-raja 19:18), Uzia (Amos 1:1; Za 14:5) dan pada zaman Paulus dan Silas (Kisah Para Rasul 16:26). Gempa yang disertai retaknya kulit tanah menelan Korah dan teman-temannya (Bilangan 16:13), diperkirakan terjadi pada pemusnahan Sodom dan Gomora (bnd Amos 4:11). Serta gempa pada waktu penyaliban Yesus dilukiskan dalam Matius 27:51 dengan sifat mujizatNya.[39]
Dalam Geologi (Ilmu yang mempelajari bumi), ditemukan banyak penyebab terjadinya gempa tersebut serta berbagai jenis gempa. Bila dibandingkan dengan fenomena alam yang terjadi dan apa yang telah terjadi dalam Alkitab bahkan disebutkan Yesus sebagai salah satu tanda dari kesudahan dunia. Bahwasanya, lebih dari sekedar gejala alam, gempa juga merupakan gejala berakhirnya sitem dunia. Sebab jauh sebelum, para ahli geologi muncul sebagai kelompok yang meneliti gejala gempa tersebut, Alkitab telah jauh sebelumnya memberitahu hal itu.
Dalam catatan sejarah abad ke 20-21 saja, beberapa gempa besar yang terjadi: 19 September 2011 (6,9 SR) di India; 11 Maret 2011, (9,0 SR) di Jepang –disusul dengan tsunami; 26 Oktober 2010 (7,2 SR) di Mentawai; 16 Juni 2010 (7,1 SR) di Biak, Papua; 7 April 2010 (7,2 SR) di Sinabang, Aceh; 27 Februari 2010 (8,8 SR) di Chili; 12 Januari  2010 (7,0 SR) di Haiti; 30 September 2009 (7,6 SR) di Sumatera Barat; 2 September 2009 (7,3 SR) di Tasikmalaya; 3 Januari 2009 (7,6 SR) di Papua; 12 September 2007 (7,9 SR) di Bengkulu;  27 Mei 2006 (5,9 SR) di Yogyakarta; 8 Oktober 2005 (7,6 SR) di Kashmir, Pakistan; 26 Desember 2004 (9,0 SR)di Aceh dan Sumatera Utara; 26 Januari 2004 (7,7 SR) di India; 26 Desember 2003 (6,5 SR) di Iran; 21 Mei 2002  (5,8 SR) di Afganistan; 26 Januari 2001  (7,9 SR) di India; 21 September 1999 (7,6 SR) di Taiwan; 17 Agustus 1999 (7,4 SR) di Turki; 17 Januari 1998 (6,9 SR) di Afganistan dan Tajikistan; 17 Januari 1995 (7,2 SR) di Kobe, Jepang; 30 September 1993 (6,0 SR) di Latus,India; 12 Desember 1992 (7,9 SR) di Flores, Indonesia; 21 Juni 1990 (7,3 SR) di Barat Laut Iran; 7 Desember 1998 (6,9 SR) di laut Armenia; 19 September 1985 (8,1 SR) di Mexico tengah; 16 September 1987 (7,7 SR)di Timur laut Iran,; 4 Maret 1977  (7,4 SR) di Rumania; 28 Juli 1976 (7,8 SR) di Tangshan, Cina; 4 Februari 1976  ( 7,5 SR) di Guetemala; 26 Desember 1939 (7,9 SR) di  Erzincan, Turki; 29 Februari 1960 (5,7 SR) di Barat daya pesisir Atlantik; 24 Januari 1939  98,3 SR) di Chili; 31 Mei 1935 (7,5 SR) di Quette, India; 1September 1923  (8,3 SR) di Yokohama, Jepang, bahkan jauh sebelumnya pernah terjadi di San Fransisco pada tahun 1906 (www.wikipedia.org/wiki/gempabumi)
Kelima, Kesyahidan dan Penganiayaan (Mat 24:9); hal ini telah mulai terjadi sejak masa gereja mula-mula, yang berawal dari penganiayaan pada zaman  Kaisar Nero, pada waktu Rasul Paulus mati syahid, berlangsung terus dengan sangat kejam dan selama berabad-abad, bahkan setelah masa Nero juga berlanjut pada masa pemerintahan Kaisar setelahnya. Orang Kristen difitnah dalam masalah pembakaran kota Roma, serta dituduh dalam bencana besar yang terjadi (bahaya kelaparan, wabah dan gempa bumi). Abad ke III kebencian orang Roma dan rakyat kafir terhadap orang Kristen menyatakan diri dengan sedasyat-dasyatnya.[40]Berbagai cara dipakai untuk menganiaya orang Kristen pada waktu itu: dilemparkan pada binatang buas; dibakar hidup-hidup di amfliteater, disalibkan, dibungkus dengan kulit binatang liar dan dilemparkan ke arena untuk dicabik-cabik anjing ganas. Selama masa penganiayaan, banyak orang Kristen menjadi martir bagi Kristus.
Tidak hanya selama zaman Gereja mula-mula saja penganiayaan terjadi, hingga saat ini hal itupun masih terjadi memangsa orang-orang percaya. Diperkirakan sekitar 160.000 orang Kristen telah menjadi martir pada tahun 1997.[41] Penganiayaan tersebut banyak terjadi di negara-negara komunis. Pengikut Kristus tidak mendapat kesempatan untuk hidup dalam imannya, selalu mendapat ancaman dari pihak komunis.
Keenam, terjadi kemurtadan (Matius 24:12; II Timotius 4); berdasarkan bahasa asli yang dipakai untuk menuliskan ayat ini adalah  skandalisqhsontaiyang bentuk berasal dari bentuk dasar skandalixoatau skandalon, berarti to entrap (untuk menjebak), entirce to sin (di dorong untuk berbuat dosa),  cause of displeasure or sin (menyebabkan dosa),  occasion to fall (pekerjaan menjatuhkan), offence/ thing that offend (pelanggaran), stumblingblock (Pelanggaran).[42]Dari beberapa arti tersebut, disimpulkan bahwa artinya akan dijatuhkan ke dalam pemurtadan (Perjanjian Baru Interlinear Yunani – Indonesia dan Konkordansi PB (PBIK) “Matius 24:3-14”, 2003, Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta. 139). Dalam ayat lain (bnd II Timotius 4) kata yang dipakai untuk kata murtad adalah apostasy, yang berarti memberontak, meninggalkan atau berpaling. Dalam hal ini tentulah memberontak terhadap ajaran Kristus dan meninggalkan Injil Kristus. Seiring dengan semakin dekatnya akhir zaman, situasi akan menimbulkan tekanan berat para orang banyak, dan kebanyakan umat manusia akan menjadi seperti domba tanpa gembala. Lalu dengan munculnya pihak-pihak tertentu yang menawarkan sesuatu yang sepertinya benar namun tidak, maka akan banyak manusia yang mengikuti dan meninggalkan hal yang sesungguhnya benar. Manusia terjebak pada apa yang ditawarkan dunia.
Ketujuh, Muncul nabi-nabi palsu (Matius 24:11; Markus 13:6). Hal ini tidak jauh berbeda dengan munculnya mesias-mesia palsu. Bahwa akan banyak muncul orang-orang mengajarkan ajaran sesat dan bertentangan dengan kebenaran Firman Tuhan. Dalam bahasa asli “Yeudoprofhtai” (pseudoprophetai), gabungan kata“YeudhV” (pseudo), yang artinya menipu/berbohong atau salah, dan “projhthV” (prothetes), prothetes juga merupakan gabungan kata (pro artinya di depan – dan jhmh atau  jhmiartinya berbicara).[43]Yang dimaksud dengan nabi palsu adalah mereka yang berbicara bohong atau menyampaikan tipuan kepada orang lain. Untuk membawa orang tersebut supaya berdosa dan melakukan pelanggaran dari kebenaran Injil Kristus. Jadi dapat dikatakan  bahwa nabi palsu adalah orang-orang yang hidup beragama namun yang juga berkompromi dengan dosa dan ketidakbenara, dan hal itu berada dalam gereja.
Kedelapan, Meningkatnya Kejahatan (Matius 24:12;  II Timotius 3:12 II Petrus 3:3): Lembaga Alkitab Indonesia menyebutkan kejahatan dengan kedurhakaan. Dalam Alkitab bahasa Batak Toba, kata yang” dipakai adalah “lam rarat na so uhum”, artinya semakin banyak orang yang tidak mengikuti hukum dan aturan. Heski Rorong, seorang gembala mengatakan bahwa nabi palsu adalah orang yang beragama dan yang  berkompromi yang berada dalam gereja.
Kesembilan, yang menjadi klimaksnya adalah bahwa Injil Kerajaan (the Gospel of the Kingdom) akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya (and then the end will come). Matius 24:14 harus dipahami secara benar, apakah yang dimaksud dengan Injil Kerajaan?. Dalam bahasa asli, Injil berarti “kabar baik” (euaggelion- euanggelion), dan kerajaan yang dimaksud bukanlah kata untuk menunjuk suatu wilayah kekuasaan, melainkan lebih tepat jika diartikan sebagai “sebuah pemerintahan” (basieiaV - kerajaan), yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia lebih sering berarti sebagai pemerintahan seorang raja daripada wilayah kekuasaannya.[44] Alkitab dalam terjemahan bahasa Batak Toba menuliskan ayat ke 14 ini demikian: “ Laos baritahononhon do barita na uli on na taringot tu Haradjaon I di liat portibi on, laho manghatiddanghonsa tu saluhutna bangso; dung pe I, asa ro udjungna. Yang hampir searti juga dalam terjemahan bahasa Karo “ Janah kenca Berita Simeriah kerna Kinirajan e I beritaken man manusia I belang-belang doni enda, jadi saksi man kerina bangsa, kenca bage maka seh me kedungenna”.
Dapat disimpulkan bahwa alasan utama belum tibanya kesudahan itu adalah Injil Kerajaan yang belum sampai kepada segala bangsa.

Orang Yang Bertahan Sampai Kesudahan Dunia
Dalam ayat ke-13 dikatakan “Orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat”. Secara sederhana dan tanpa penafsiran, maka ayat ini akan di lihat sebagai ayat penghiburan atau yang memberi kekuatan bagi setiap pembacanya, setelah di ayat sebelumnya telah banyak dipaparkan tentang segala gejala ataupun tanda yang harus dan akan terjadi menjelang kedatangan-Nya dan pada kesudahan dunia. Tuhan sedang mengajarkan bahwa bukan yang pada awalnya selamat, melainkan yang bertahan sampai  kesudahannyalah yang akan selamat.
Namun jika ingin di pahami secara benar dan sesuai dengan apa yang di maksud Alkitab. Maka perlu untuk mengerti dengan benar maksud “orang yang bertahan”, bertahan dalam hal apa? Atau apa yang harus dipertahankan? Serta apa maksud kata “selamat” pada ayat ini? selamat dalam hal apa? Selamat dari apa?
Dalam terjemahan Alkitab bahasa Batak Toba tahun 1961, ayat ini di tulis secara singkat: “Alai na manaon ro di udjung, I do paluaonna”.[45] Yang jika diartikan secara harfiah, berarti: “Tetapi yang bertahan sampai akhir, itulah yang dilepaskan”.
Jika diperhatikan dalam terjemahan lainnya, yakni dalam terjemahan NIV dikatakan “But he who stands firm to the end will be saved”, kata kunci yang perlu dicermati di sini adalah kata “stands firm dan will be saved”. Stand adalah kata benda, yang berarti pendirian  dan Firm adalah kata sifat yang artinya tetap, tegap; tegas; kokoh, kuat; teguh; tetap tabah, yang pemakaiannya juga bisa menjadi kata kerja, tetapi artinya tetap sama pada pemakaian dalam kata sifat. Bertahan yang dimaksud di sini, adalah “ tetap tegap, tegas, kokoh, kuat, teguh dan tetap tabah pada pendirian. Pendirian yang dimaksud tidak secaca gamblang diterangkan dalam ayat ini, namun merujuk dari apa yang telah diterangkan dalam beberapa ayat sebelumnya (bnd ayat 4-12), yang telah menjelaskan beberapa peristiwa berbahaya yang akan terjadi.  Dalam ayat 4, Yesus berkata; “waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu”. Peringatan ini disampaikan Yesus karena tentu Ia tidak menginginkan pengikut-Nya masuk dalam lingkaran yang berbahaya tersebut, atau tidak tergoda oleh adanya penyesatan oleh iblis tetapi sebaliknya secara tidak langsung Ia mau agar mereka hidup dalam kebenaran Injil yang sejati.
Sedangkan kata “will be saved”, mengacu sebagai akibat dari stands firm. Yakni akan, mau, harus diselamatkan/ dipelihara. Tapi dalam terjemahan lain bukan kata “stands firm” yang dipakai melainkan kata “the person who holds out”, namun artinya tidak jauh berbeda dengan stands firm, yaitu; “orang yang bertahan”.
Dalam bahasa asli Alkitab (bahasa Yunani), ayat ini di tulis dengan “ode upomeinaV eiV teloV outoVswqhsetai” (Novvm Testamentvm graece, 1994, Oxoni E Typographeo Clarendoniano, Great Britain, 24) .Ayat  ini diawali dengan kata “o”  sebagai artikel maskulin dalam grammar Yunani, “de” adalah konjungsi-positif, yang sering diartikan “tetapi” “upomeinaV” (upomeinas) berasal dari kata dasar “menw” yang artinya tinggal, “upo” adalah salah satu bentuk preposisi,  terdapat dalam dua kasus, yakni ablatif (berarti oleh/pengantara) dan akusatif ( berarti di bawah), namun merujuk dari artikel yang mengikuti kata dasar tersebut, kata ini berbentuk akusatif.  Kata “eiVteloV” artinya: “eiV” adalah preposisi berbentuk akusatif artinya ke dalam, kepada, “teloV” artinya akhir, ujung. Sedangkan kata “outoV swqhsetai”- “outos” adalah artikel Single- nominatif- maskulin yang artinya “ini”, dan “sothesetai”-berasal dari kata benda “sotria” dan kata kerja  sozw” – “sozo” yang berarti “menyelamatkan, menyembuhkan, menjadi sehat, mengawetkan, dan dalam kaitannya dengan manusia artinya adalah “menyelamatkan dari kematian”. Karena kata ini telah dibubuhkan dengan artikel, berbentuk Present Pasif Indikatif-Tunggal - 3rd, yang berarti ia sedang diselamatkan.
Jika keseluruhan arti di atas dipadukan, maka akan di dapat suatu arti bahwa, makna dari ayat ke-13 ini berdasarkan etimologinya adalah : tetapi yang tinggal dibawah, sampai ke dalam/ kepada akhir /ujung ini, ia sedang di selamatkan dari kematian. Sesuai dengan bahasa aslinya, kata yang menunjukkan kata bertahan adalah “meno”, berarti “tinggal”. Berarti untuk dapat bertahan dalam menghadapi segala hal (bnd ayat 4-12), maka diperlukan sikap atau tindakan untuk tetap tinggal di dalam Kebenaran Injil Kristus, karena hanya kekuatan Injil yang mampu memberi kemampuan bagi setiap orang untuk bertahan dan tidak terseret dalam jerat kejahatan. 
Terlepas dari istilah Alkitab atau rohani. Dalam bidang militer, istilah bertahan ini juga dikenal, yang sering disebut daya tahan, yang artinya “ berani di saat genting”. Dalam bukunya, Robert Liardon, mengatakan bahwa, bertahan secara rohani artinya mempertahankan keberanian di saat-saat genting- di saat- saat sengsara. Ia menjadikan Rasul Paulus, sebagai model bertahan secara rohani yang tepat; Rasul Paulus bertahan terhadap berbagai penderitaan, penangkapan, pemukulan, penjara, kapal karam dan perampokan-yang mana Rasul Paulus menyebut semua itu sebagai “penderitaan ringan” (II Korintus 4:17).   Ditambahkannya lagi, bahwa jika Paulus menganggap semua itu penderitaan ringan, berarti Paulus menyadari bahwa bertahan dalam penderitaan menghasilkan sukacita yang membuat mampu bertahan (Filipi 2:17-18).[46] Berdasarkan beberapa uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa bertahan yang dimaksud adalah mampu bertahan dalam segala situasi yang genting atau sukar sekalipun. Tujuan Tuhan Yesus memberitahukan tanda-tanda “mengerikan” pada ayat-ayat sebelumnya bukanlah untuk membuat orang percaya takut, melainkan supaya mampu bertahan.

IMPLIKASI KONSEP KESUDAHAN DUNIA MENURUT
MATIUS 24:1-14 BAGI GEREJA MASA KINI

Setelah mengetahui eksegesa konsep kesudahan dunia menurut kitab Matius 24:3-14, namun suatu konsep tanpa implikasi tidak akan member kontribusi apapun baik bagi kehidupan kekristenan, bagi gereja, bagi intitusi Kristen maupun bagi kehidupan umat manusia secara umum. Maka, pada bagian Bab ini penulis akan memberitahukan beberapa implkisai ataupun kontribusi dari tulisan ini dengan terlebih dahulu membandingan keadaan dunia sekarang, sehingga akan mempermudah mengerti implikasinya.  
Gereja yang sehat adalah gereja yang dibangun atas dasar pengajaran Firman Tuhan, bukan atas pengetahuan atau pola pikir manusia. Oleh sebab itu Gereja harus bisa menyediakan ajaran sehat dan sesuai dengan kebenaran Firman bagi umat. Sebagai  bagian dari doktrin kekristenan, konsep kesudahan dunia seyogianya mendapat perhatian dari para pengajar atau pemimpin Kristen. Sebab dampak buruk jika tidak mengerti dengan benar tentang konsep ini akan merusak gereja dan orang percaya di dalamnya. Apabila  konsep ini dipahami dan diterima dengan benar sebagaimana maksud sesungguhnya serta disampaikan dengan benar, maka konsep tersebut akan masuk ke dalam Gereja dan mencapai rencana Allah semula bagi dunia ini.
Sebab sebagaimana Allah menciptakan dunia pertama sekali dalam keadaan sungguh amat baik (bnd Kejadian 1:31), akan tetapi pada kelanjutannya, terlihat hal-hal yang sepertinya bertentangan dengan Firman dalam Kejadian 1:31 tersebut: mengapa  Allah merencanakan mengadakan penghakiman atas dunia? (Mazmur 96:13); mengapa seluruh dunia  jatuh ke bawah hukuman Allah? (Roma 3:19); mengapa Allah perlu mendamaikan diri-Nya dengan dunia ini? ( II Korintus 5: 19); mengapa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? ( Yakobus 4:4); mengapa Yesus harus menjadi pendamaian? ( I Yohanes 2:2).
Sehubungan dengan kontra yang ada tersebut, perlu diperhatikan penyebabnya. Apa yang telah terjadi dengan dunia? Apakah dunia telah bergeser dari nilai yang sudah ditetapkan Allah sejak awal penciptaan? Atau apakah justru Allah sendiri yang mengubah rencana-Nya bagi dunia ini?

Keadaan Dunia Sekarang
Berbicara tentang keadaan dunia sekarang, tidaklah selalu membicarakan tentang tempat dimana manusia tinggal, tetapi juga berbicara tentang segala sistem yang berjalan dan diberlakukan di dalamnya. Sebagaimana Yesus sendiri telah mengatakannya dalam Firman-Nya tentang berakhirnnya dunia ini, serta segala hal yang akan terjadi dalam dunia tersebut-menjelang datang-Nya kedua kali. Jadi dapat dikatakan bahwa apa yang terjadi pada dunia masa kini adalah bagian dari apa yang dinubuatkan-Nya.
Dalam salah satu blog internet yang dibuat pada tanggal 10 Desember 2008, dicatat tentang gambaran dunia sekarang, catatan tersebut sehubungan dengan istilah global warming (pemanasan global), kerusakan dunia ini tentu tidak terjadi dalam kurun waktu yang cepat bahkan datang dengan sendirinya. Ada sebab yang mengakibatkannya. Dalam blog tersebut dijelaskan dengan gambar perbedaan keadaan gunung es di masa dulu dengan masa kini: Gunung es yang sekarang sudah mulai mencair esnya; gunung – gunung  es yang tinggi sekarang sudah sangat berkurang volume esnya, dalam gambar tersebut dibandingkan tahun 1985 dengan tahun 2002; daerah yang dulunya diselimuti es sekarang sedikit diselimuti es(Rendi Santoto, Blog Global warming-Keadaan dunia sekarang, Rabu, 10 Desember 2008).  .Ini adalah dampak dari pemanasan tersebut. Robert P Borong dalam bukunya “Etika Bumi Baru” terkait dengan ini, ia menuliskan bahwa bumu sedang mengalami krisis atmosfer global, yang meliputi: pemanasan Global, terjadinya hujan asam dan penipisan lapisan ozon, yang memberikan banyak kerugian dalam hidup manusia.[47]
Bukan hanya masalah alam yang menjadi persoalan dalam dunia sekarang ini, masalah – masalah lain yang juga mengancam dunia: masalah sosial-budaya: perkembangan zaman dan tehknologi ; masalah pendidikan; masalah moral; masalah agama; masalah politik; dalam catatan berita, jumat  15 Februari 2011, beerapa krisis yang terjadi di  Timur Tengah:  Algeria –sehubungan dengan tuntutan atas presiden Abdelazis Boutelfika agar meletakkan jawatannya;  Bahrain- sehubungan dengan pemberontakan dari rakyat mayoritas yang berasal dari golongan  Syiah, namuin berada di bawah pemerintahan golongan sunni, yang mengakibatkan kemerosotan  polotik dan ekonomi dan mengakibatkan kerusuhan; hal yang tidak jauh berbeda dengan kedua Negara di atas juga terjadi di Negara-negara lainnya, misalnya di Iran – tuntutan rakyat agar  Hossein Mousavi dan  Mehdi Karroubi dihukum;  Jordan- kericuhan terjadi akibat tingginya harga pangan; Kuwait; Libya;  Morocco; Syiria;  Tunisia; Yaman; masalah keamanan; masalah ekonomi; masalah kesehatan.
Sebuah penelitian yang dilakukan di Paris, mencatat perkiraan berbagai urut peristiwa hal keadaan dunia. Perkiraan yang di buat adalah sejak tahun 2011 hingga tahun 3265.  Tahun 2011, penduduk dunia mencapai 7 miliar-tranplantasi organ semakin popular; tahun 2012-setelah mencapai perjalanan 6 bulan, manusia akhirnya ke Mars; tahun 2015, Integrasi Komputer-Biologi mencapai tahap sempurna; tahun 2016, perjalanan London-New York hanya ditempuh 1 jam-pesawat tercepat; tahun 2018, Mata uang internasional mulai diperkenalkan; tahun 2020, robot rumah makin popular. Pasar-pasar swalayan di Jeddah dan Riyadh selalu kehabisan stok robot-robot wanita. Hotel pertama di luar angkasa dibuat; tahun 2020, populasi ruang angkasa mencapai 100 orang; tahun 2025, robot-manusia mulai diciptakan; tahun 2027, tempat tinggal permanen di Mars mul ai di bangun; tahun 2030, penggunaan mobil dilarang di seluruh kota besar. Sebagai gantinya, air-car (mobil terbang); tahun 2036,  Hovercars (mobil terbang) sudah mulai digunakan travel Internasional; tahun 2045, populasi ruang angkasa mencapai 100 orang; tahun 2050, anti-gravitasi ditemukan; tahun 2036, perjalanan dengna kecepatan cahaya mulai diperkenalkan; tahun 2065, populasi ruang angkasa mencapai 10.000 orang. Sebagian tinggal di hotel-hotel ruang angkasa; tahun 2080, tahun pertama di orbit bumu ditemukan; tahun 2100, sebagian besar penyakit abad ke-21, termasuk AIDS-telah dinyatakan non exist; tahun 2113, bumi memiliki satu pemerintahan. Tidak ada lagi batas-batas Negara. Timor-Timur tetap meminta wilayahnya sendiri yang independen; 2120, populasi ruang angkasa 1 juta orang; 2150, teleportasi quantum mulai diperkenalkan; 2200, populasi ruang angkasa mencapai miliaran. Bumi semakin sepi; 2300, Titan, Mars dan bulan menjadi koloni manusia; 2500,  perjalanan antar-bintang mulai diperkenalkan- beberapa galaksi yang baru diduga memiliki kehidupan lain ditemukan; 31 Desember 2999, seluruh manusia menunggu kedatangan hari  kiamat terjadi. Lalu tahun 3264, alien pertama ditemukan di sebuah planet dalam sistem galaksi Sperikal. Seekor mahkluk mirip ikan dan bunglon yang hidup di rawa-rawa planet itu.
Persoalan tersebut dapat dilihat dan didengar melalui media komunikasi seperti: Televisi, Koran, Majalah, radio dan berbagai alat komunikasi lainnya. Bahkan yang dapat disaksikan secara langsung juga tersedia.
Hampir setiap harinya, media komunikasi itu menyajikan berita-berita berbau kejahatan; kriminalitas; peperangan; rusaknya dunia politik; kesehatan; dan moralitas juga seputar alam dan kondisi dunia sekarang yang mulai memprihatinkan. Dan dapat dikatakan kalau berita-berita ini sudah menjadi trend untuk saat ini.

Implikasi Bagi Kehidupan Gereja  Masa Kini
Implikasi merupakan dampak atau nilai secara langsung yang diberi atau kegunaan dari konsep kesudahan dunia bagi gereja masa kini. Sebagaimana Tuhan menyatakan segala sesuatu sebelumnya, yang menyertainya bahkan sesudahnya. Maka kebenaran itu harus dimengerti dengan benar bahkan diterima sebagai kebenaran yang mutlak dan disampaikan secara benar pula.

Implikasi Teologis
  Setelah mempelajari konsep kesudahan dunia yang dimaksud dalam kitab Matius 24;3-14, maka sebagai bentuk implikasinya bagi kehidupan gereja masa kini khususnya di bidang Teologis. Mengingat banyaknya konsep keliru yang muncul, sehingga penting bagi gereja menyikapi hal ini, dengan mengajarkannya di gereja keada jemaat, baik melalui khotbah pada ibadah-ibadah ataupun mengadakan pelatihan pendidikan untuk mengajarkannya.

Implikasi  Apologetis
Hakikat kebenaran adalah menjadikan penganutnya menjadi benar dan kebenaran itu sendiri akan memampukan penganutnya menampik adanya hal yang bertentangan dengan kebenaran itu sendiri. Oleh sebab itu, dengan mengetahu konsep yang benar tentang kesudahan dunia khususnnya menurut Kita Matius 24:3-14, diharapkan agar orang percaya atau yang telah mengetahui konsep yang benar tentang kesudahan dunia mampu mempertahankan kebenaran tersebut dan memiliki pengetahuan untuk menyatakan pembelaan terhadap pihak-pihak yang mencoba mengajarkan konsep keliru.

Implikasi Etis       
Hadirnya konsep ini kiranya melahirkan suatu sikap hati dari jemaat maupun bagi setiap orang yang menerimanya agar semakin memiliki ketetapan hati untuk selalu mempercayai Tuhan dan hidup dalam Firman-Nya. Secara khusus, ketika kebenaran konsep kesudahan dunia ini diterima kiranya membuat kehidupan kekeristenan mereka semakin baik, dengan mengambil suatu komitmen untuk hidup sungguh-sungguh, taat mengerjakan Firman-Nya dan giat dalam perbuatan baik serta serta tetap setia sampai selamanya (Wahyu 2:10), sebab orang yang bertahan akan diselamatkan.

Implikasi Sosiologis
Sosiologis berarti berkaitan hubungan dalam kehidupan sosial baik hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan lingkungan maupun hubungan antar lingkungan. Sebagai dampak sosiologis dari konsep ini bagi kehidupan manusia adalah, hendaknya dengan adanya konsep yang benar tentang kesudahan dunia ini akan memacu manusia hidup baik atau menjalin hubungan yang baik dengan sesamanya, serta menjaga hubungan yang baik pula dengan lingkungannya. Sebab tidak ada makhluk yang terlalu khusus, sehingga manusia harus saling menerima satu dengan yang lain, dan segala sesuatunya telah ditetapkan untuk berakhir sehingga tidak ada alasan bagi manusia menyombongkan diri atau menganggap dirinya lebih dari yang lain.
Terkait hubungan manusia dengan lingkungan, manusia seharusnya hidup berdamai dengan lingkungan sebab berdasarkan pengamatan penulis dengan membaca beberapa sumber buku bahwa dunia semakin hancur dan rusak, tentu kerusakan itu tidak datang dengan sendirinya, ada pihak yang merusaknya. Dan pihak perusak itu adalah manusia. Seharusnya manusia menjadi pengelola dan perawat bukan perusak. Dengan mendengar dan mengetahui tulisan ini, kiranya manusia membaharui sikap sosialnya.

Implikasi Misiologis
Dalam ayat terakhir yang dikutip penulis sebagai ayat pedoman dalam tulisan  ini, yakni: “Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya”. Dari ayat penutu nats tersebut, telihat suatu klimaks dari apa yang telah diajarkan pada ayat sebelumnya. Sebagai bentuk implikasi misiologis dari tulisan ini dapat didasarkan atas ayat di atas. Bahwasanya kesudahan dari segala sesuatunya akan tiba jika Injil kerajaan-Nya telah didengarkan oleh semua bangsa. Tugas pemberitaan inilah yang menjadi implikasi misiologisnya, dengan mengetahui konsep kesudahan dunia ini akan mendorong setiap orang agar menerima mandat atau tugas sebagai pemberita Injil. Agar semua bangsa mendengar Injil Kerajaan-Nya dan tibalah kesudahannya.

Implikasi Akademis
Sebagai dampak akademis dari adanya konsep ini adalah, pengajaran tentang kesudahan dunia yang terhisab dalam doktrin eskatologi sering hanya dijadikan sebagai mata kuliah yang tergabung dalam dogmatika, seyogianya diperhitungkan sebagai salah satu mata kuliah penting yang harus mendapat tempat tersendiri dan diajarkan oleh tenaga pengajar yang memiliki kompetensi khusus dalam bidang tersebut. Dengan adanya bekal pemahaman yang benar tentang konsep kesudahan dunia tentu akan melahirkan tenaga-tenaga pengajar baru lagi di setiap ladang pelayanan sehingga konsep tersebut akan tersalurkan lagi kepada banyak orang, maka akan semakin banyak orang yang mengetahui konsep yang benar sehingga secara tidak langsung hal tersebut akan membendung masuknya konsep yang salah.
Selain dijadikan sebagai salah satu mata kuliah dalam perguruan tinggi teologia, di gereja, di yayasan Kristen atau bahkan di persekutuan-persekutuan Kristen pun konsep ini perlu di ajarkan secara benar. Agar dengan diajarkannya konsep ini, maka akan semakin banyak yang mengerti kebenaran Firman Tuhan terkait dengan kesudahan dunia dan menyadarkan orang yang selama ini telah menerima pengajaran yang salah, serta bagi pihak yang telah mengajarkannya agar mengetahui kebenaran.

Implikasi Praktis
Sebagai bentuk implikasi terakhir yang akan disampaiakn penulis adalah implikasi praktis, artinya dampak secara langsung  yang diberikan konsep ini yang melahirkan tindakan praktikal atau secara praktis setiap harinya. Secara praktisnya, adanya konsep yang benar tentang kesudahan dunia ini hendaknya mendorong orang Kristen untuk semakin mempercayai Firman Tuhan sebagai suatu kebenaran yang harus dipercayai sehingga tidak akan digoyahkan lagi dengan rupa-rupa pengajaran  keliru yang diajarkan dunia, meningkatkan kualitas kehidupan kerohanian, dengan cara: semakin rajin beribadah, bergiat dalam pekerjaan Tuhan, tidak jemu-jemu berbuat baik, menjadi orang Kristen yang selalu berdoa.


PENUTUP
Kesimpulan
Allah dalam perannannya sebagai pencipta dan pemelihara hidup manusia telah menyediakan aturan-aturan hidup bagi manusia secara universal, aturan tersebut tertuang dalam Alkitab Firman yang hidup, yang didalamnya terdapat  ajaran, aturan, perintah, larangan, ketetapan dan kehendak-Nya yang bertujuan agar manusia hidup sesuai dengan kehendak-Nya dan mempermuliakan  penciptanya. Namun, adanya kecenderungan memberontak dalam diri manusia memicu kekeliruan dalam memahani Firman tersebut sehingga tujuan Tuhan tidak tercapai bahkan binasa (Hosea 4:6)
Pemahaman konsep kesudahan dunia  merupakan salah satu ajaran Yesus yang sering kali disalah mengerti yang menyesatkan pikiran manusia yang akhirnya mengakibatkan manusia semakin jauh dari tujuan Allah semula.  Karena Tuhan Yesus sendiri pernah mengatakan bahwa tak seorangpun yang tahu akan kapan waktunya, hanya Bapa yang tahu. Oleh sebab itu manusia harus lah berhati-hati dan tidak sembarangan menyatakan suatu ketetapan waktunya. Berbagai pandangan tentang kesudahan dunia tidak hanya terlahir dalam kekristenan, beberapa agama dan aliran-aliran Kristen lainnya ( Islam dan berbagai alirannya: Islam Suni, Islam Syiah; Budha; Hindu; Saksi-saksi Yehuwa; orang-orang suci akhir zaman;) juga telah muncul sejak zaman sejarah Gereja, serta beberapa ahli Theologia juga banyak memunculkan pandangan tentang kesudahan dunia, bahkan dalam gereja masa kini pun banyak pandangan yang berbeda terkait tentang konsep kesudahan dunia.
Berita mengenai kesudahan dunia telah juga diberitakan sejak masa Perjanjian Lama, namun sesuai dengan teks yang dipilih penulis dalam penulisan ini, harus dimengerti apa konsep kesudahan dunia yang dimaksud Yesus dalam teks tersebut, namun tetap tidak terlepas dari kitab-kitab lainnya yang saling melengkapi sebagai satu kesatuan Firman Tuhan. Sebab        Firman Tuhan harus menjadi dasar bagi pemikiran gereja serta dasar pengajaran gereja khususnya mengenai konsep Kesudahan dunia. Agar tidak terjadi kekeliruan dalam doktrin.
Sesuai dengan apa yang dituliskan dalam teks tentang kesudahan dunia, bahwa kesudahan dunia yang dimaksud adalah berakhirnya atau proses berakhirnya suatu masa atau zaman bukanlah suatu akhir dalam bentuk fisik atau lenyapnya dunia dalam arti tempat. Sebagai jawaban Yesus atas pertanyaan murid-murid-Nya mengenai kesudahan dunia dan tanda kedatangan-Nya, Yesus dengan lugas hanya memberitahu tanda-tanda bukan kepastian waktu dengan akhir sebuah janji bahwa setiap yang bertahan akan selamat. Lalu jika tidak ada waktu yang dapat dinanti atau diharapkan oleh orang-orang percaya, dalam hal apakah penantian itu harus di sandarkan?
Yesus sedang mengajarkan untuk tidak terpaut pada suatu waktu namun sepenuhnya terpaut pada Firman-Nya. Sebab kesudahan yang dimaksudkan dalam teks adalah bukan kesudahan dalam arti pelenyapan dunia ini, melainkan berakhirnya suatu sistem atau masa atau zaman. Namun proses dalam berakhirnya  masa tersebut banyak peristiwa yang mendahului atau menyertainya. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa konsep kesudahan dunia yang dimaksud dalam nats Matius 24:3-14 merupakan salah satu bagian dari doktrin eskatologi.        
Bila demikian, apa yang dapat  dilakukan gereja sebagai kumpulan dari orang percaya untuk menghadapi kesudahan dunia tersebut?  Serta bagaimana seharusnya bersikap dalam menghadapi berbagai peristiwa yang mendahului atau yang menyertai kesudahan tersebut?. Sikap yang seharusnya dilakukan gereja (orang percaya) harus lebih memperhatikan bagaimana hidup ( II Petrus 3:14) agar mampu bertahan (Matius 24:13), agar kelak semua perbuatan setiap  manusia harus dipertanggungjawabkan (Matius 25:14-30) dan ketika IA datang, IA mendapati gereja-Nya siap.
Jika diperhatikan bagaimana keadaan dunia masa kini, sudah sangat jauh dari keadaan dunia pada waktu diciptakan Tuhan. Perubahan itu adalah karya manusia yang dilakukan atas dasar keinginan dan kebutuhan diri. Keadaan yang rusak ini merupakan cerminan dari sikap manusia yang tidak mendengarkan Firman Tuhan.
Kemerosotan dalam berbagai bidang kehidupan  (lingkungan/alam; moralitas; sikap; kehidupan agama) semakin meningkat dan memperlihatkan semakin rusaknya dunia. Dan hal ini berbanding terbalik dengan tujuan Tuhan dalam penciptaan, dari kemuliaan menjadi kerusakan. Allah menciptakan dunia baik adanya dan tujuannya untuk kemuliaan-Nya, namun manusia merusak dunia tersebut dengan sikap dan tindakan yang tidak sesuai (menyimpang) dengan kebenaran Firman Tuhan. 
Melihat kondisi yang semakin buruk dari dunia saat ini membutuhkan perbaikan agar dunia mampu kembali kepada maksud dan tujuan semula Allah. Dan Gereja yang juga sebagai bagian dari rencana-Nya seharusnya dapat membendung keadaan buruk ini, dengan melihat kepada kebenaran, mengerti dan hidup dalam Firman agar memiliki kemampuan membendung tindakan penngrusakan manusia terhadap dunia serta mengerti dengan benar tentang tujuan Tuhan atas dunia ini, tujuan Tuhan memelihara dunia serta tujuan kesudahannya. Agar Gereja dapat menjadi mitra Allah dalam mengerjakan tujuan Tuhan.

Saran
Sebagai klimaks dari kesudahan segala sesuatunya adalah ketika Injil Kerajaan diberitakan pada seluruh dunia, barulah tiba kesudahannya (Matius 24:14). Makna dari ayat ini adalah Injil kerajaan-Nya harus didengarkan oleh semua bangsa. Tugas ini ditujukan bagi setiap orang percaya (gereja), jadi gereja  juga bertanggungjawab untuk bergiat dalam perkerjaan pemberitaan Injil kerajaan Allah serta penentu kesudahan dunia tersebut.
Sebagai akhir dari tulisan ini, sebagai saran yang dapat diberikan penulis adalah agar kiranya gereja-gereja Tuhan masa kini mampu mengerti dengan benar apa yang menjadi maksud Allah atas dunia ini, agar gereja mampu menangkis segala bentuk pandangan yang tidak beradasarkan Alkitab. Sehingga gereja akan hidup dalam konsep atau pemahaman yang tepat khususnya dalam hal mengerti konsep kesudahan dunia ini. Dan beberapa cara praktis yang dapat dilakukan untuk hal ini adalah; dengan mengajarkannya dalam kesempatan khotbah di gereja, dengan mengadakan seminar yang secara khusus mengajarkan hal ini, membuat selebaran atau handbook tentang konsep ini atau dengan lebih meningkatkan kualitas dalam mengajarkannya di institusi Kristen, seperti sekolah teologi.
Pengertian yang keliru tentang sesuatu akan membuahkan hal yang keliru pula, sebaliknya pengertian yang benar akan mengarahkan hati dan pikiran serta tindakan yang benar pula. Oleh sebab itu, hendaknya Gereja mampu mengerti secara tepat akan konsep ini.  Kiranya apa yang disajikan penulis dalam tulisan ini dapat memberkati para pembaca. Kiranya apa yang menjadi tujuan Allah dapat masuk kedalam gereja-Nya melalui tulisan ini.



[1] Jeff & Annette Hammond, Peta Zaman, 2002, p. 71

[2] John F. Walvoord, Pedoman lengkap Nubuat Alkitab, 2003, p. 491

[3] Matthew Henry’s,  Commentary on the Whole Bible, Hendrickson Publishers, 1996 reprint, vol. 5, p. 285

[4] Elvin Damanik, Diktat Kuliah “ Eskatologi”,  Medan: STT Bethel Medan, 2010, p. 2

[5] Jeff & Annette Hammond, 1

[6] Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, p. 1096

[7] Muhammad Ali, Kamus  Besar Bahasa Indonesia Lengkap Moderen, Jakarta: Pustaka Amani,  p. 464

[8] Webstern Elementary Dictionary, American Book Company, USA, 1956

[9] Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, 2002, p. 279

[10]  Abujamin Roham, Agama Kristen dan Islam serta perbandingannya, Tintamas, Jakarta, 1993, p. 53

[11] www.http//: kesudahan Dunia Menurut Agama Hindu

[12] Dept. Theologia GBI. Pandangan GBI Terhadap ajaran Saksi Yehova, dan Pendidikan GBI, Jakarta, 2009, p. 17

[13] Kevin R. Quick, Menyibak Tirai Saksi Yehuwa, Lembaga Literatir Babtis Bandung: Yayasan Babtis Indonesia, 1994, p. 32

[14] Louis Berkhof, Teologi Sistematika Vol 6 “Doktrin Akhir Jaman”, Momentum, Surabaya, p. 5

[15] Louis Berkhof, Ibid, p. 5

[16] Louis Berkhof, Ibid, p. 6

[17]  Louis Berkhof, Ibid, p. 7

[18] Ulrich Beyer, Garis-garis besar Eskatologi dalam Perjanjian Baru, p. 3

[19] Jeff & Annette Hammond,  Peta Zaman.  Jakarta: Imanuel,  2002, p. 11

[20] Jeff & Annette Hammond,  Ibid, p. 13

[21] Jeff & Annette Hammond,  Ibid, p. 71

[22]  Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 3, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996, p. 134

[23] Donald Guthrie, Ibid, p. 206

[24] Donald Guthrie, p. 156

[25]  D. Scheuneman, Berita Kitab Wahyu, Malang: Gandum Mas, 1997, p. 11

[26] Tafsiran Alkitab Masa Kini 3 (Matius-Wahyu), Jakarta: Yayayasan Komuniksi  Bina Kasih/ OMF, 2003, p. 55


[27] Ola Tulluan , Introduksi Perjanjian Baru,  Malang: Departemen Literatur YPPII, 1999, p. 34

[28] M.E. Duyverman, Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru,  Jakarta: BPK Gunung Mulia,  2006, p. 54


[30] Tafsiran Alkitab Masa Kini 3 (Matius –Wahyu),  2003,  p. 58

[31]  Tafsiran Alkitab Masa Kini 3 Matius –Wahy,  2003,  p. 60

[32] Donald C. Stamp, Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, Malang: Gandum Mas, 2000, p. 45

[33]  John F. Walvord, Penggenapan Nubuat Masa Kini-Zaman Akhir, Malang: Gandum Mas, 1996, p. 277

[34] John  F. Walvoord,  p. 279

[35] Tafsiran Alkitab Masa Kini 3 (Matius –Wahyu), 2003, p. 112

[36]  Emery H Bancroft, Elemental Theology, 2000, United States of America: Kregel Publications, p. 356

[37] Webster’s Elementary Dictionary, 1956, USA: American Book Company, p. 517

[38] Emery H. Bancroft, Elemental Theology, 2000, United States of America: Kregel Publications, p.356
 [39] Ensiklopedia Masa Kini Jilid I (A-L), Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1992, p. 331
 [40] H. Berkhof, I.H. Enklaar, Sejarah Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997, p. 16-17

[41] Richard Wumbrand, Berkorban Demi Kristus, Surabaya: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, 2002, p. 132

[42]James Strong, Strong Exhaustive Concordance of the Bible, p. 65

[43] James Strong, Strong Exhaustive Concordance of the Bible, p. 60, 78

[44] John Drane, Memahami Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003), p. 128

[45] Bibel (Padan Na Robi dohot Padan Na imbaru), 1961, p. 34

[46] Robert Liardon, Bila Akhir Zaman Tiba – Peluang Dan Petualangan Dalam Kehidupan Akhir Zaman, (Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil Imanuel, 2000), p. 59-60


[47]Robert P. Borong, Etika Bumi Baru, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009, p. 96-106.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar