Minggu, 16 Juni 2013

Nilai Alkitab

David Livingstone


Dikatakan ketika misionari terkenal, Dr.David Livingstone, memulai perjalanannya ke Afrika, ia memiliki 73 buku yang dibagi dalam tiga pak, beratnya 90 kilogram. Sesudah rombongan itu menempuh jarak 300 mil, Livingstone harus membuang sebagian bukunya karena mereka yang memikul barang-barangnya terlalu lelah. Sementara ia melanjutkan perjalanannya perpustakaannya makin lama makin berkurang, sampai ia hanya memiliki sebuah buku – Alkitabnya.

 Today in the Word, April, 1989, p. 28


 


Kebandelan yang Saleh


Pada tahun 303 M, Kaisar Romawi Diocletian membuat dekrit yang ia harap akan mematikan penyebaran Kekristenan. Salah satu sasaran utamanya adalah menyita dan merusak Alkitab Kristen. Belakangan pada tahun itu, para pejabat menjalankan dekrit itu di Afrika Utara. Salah satu targetnya adalah Felix, Uskup dari Tibjuca, sebuah desa dekat Carthage. Walikota memerintahkan Felix untuk menyerahkan Alkitabnya. Meskipun beberapa hakim mau menerima sebagian gulungan perkamen, Felix menolak untuk menyerahkan Firman Tuhan atas desakan orang-orang itu.

Tegasnya, ia menolak untuk berkompromi. Akhirnya pemerintah Roma mengirimnya dengan kapal ke Italia, dimana ia membayar keteguhan prinsipnya dengan nyawanya. Pada 30 Agustus, dengan catatan “dengan kebandelan yang saleh,” ia menyerahkan nyawanya daripada menyerahkan Injilnya.

 Christian Theology in Plain Language, p. 41.

 


Pikiran Allah


Penulis tak dikenal berkata, “Alkitab adalah pikiran Allah, keadaan manusia, jalan keselamatan, kematian bagi para pendosa, dan kebahagiaan bagi yang percaya. Doktrin-doktrinnya kudus, ajaran-ajarannya mengi-kat; sejarah-sejarahnya benar, dan keputusan-keputusannya kekal.

Bacalah agar menjadi bijak, percayalah agar selamat, praktekkan agar kudus. Isinya adalah terang untuk memimpinmu, makanan untuk menopangmu, dan penghiburan untuk memberimu semangat. Ini adalah peta bagi pelancong, asisten para musafir, kompasnya pilot, pedang tentara, dan karakter orang_orang Kristen. Di sini firdaus dipulihkan, surga dibuka, dan gerbang neraka diperlihatkan. Kristus adalah subyek agung, didesain untuk kebaikan kita, dan berakhir untuk kemuliaan Allah. Ini seharusnya mengisi benak, memimpin hati, dan membimbing langkah kaki. Bacalah Alkitab perlahan-lahan, seringkali, berdoa sepenuh hati. Ini adalah tambang kekayaan, firdaus kemuliaan dan sebuah sungai kesenangan. Ikuti ajaran-ajarannya dan ini akan memimpinmu ke Kalvari, kepada kubur kosong dan suatu kebangkitan hidup dalam Kristus, ya, untuk memuliakan-Nya, untuk kekekalan.

Sumber tak dikenal

 


Mahasiswa Baru


Ketika putra mereka meninggalkan rumah untuk kuliah di Universitas Duke, orang tuanya memberikan dia sebuah Alkitab, meyakinkannya bahwa Alkitab itu akan sangat berguna.

Belakangan, ketika anak itu mengirimkan surat kepada mereka minta uang, mereka membalasnya dengan menyuruhnya membaca Alkitabnya, menyebutkan pasal dan ayat. Ia menjawab bahwa ia sudah membaca Alkitab, tapi tetap perlu uang. Ketika ia pulang ke rumah pada liburan semester, orang tuanya memberitahu dia bahwa mereka tahu ia tidak membaca Alkitabnya. Bagaimana bisa tahu? Mereka telah menyelipkan lembaran $10 dan $ 20 pada ayat-ayat yang mereka sebutkan dalam surat-surat mereka.

John T. Spach, in Reader’s Digest

 

Kitab Mazmur


Anatoli Shcharansky, seorang Yahudi Rusia yang membangkang, mencium istrinya sebagai ucapan selamat tinggal ketika ia meninggalkan Rusia untuk hidup merdeka di Israel. Kata-kata perpisahannya kepada istrinya adalah, “Aku akan segera bertemu denganmu lagi di Yerusalem.” Namun Anatoli ditahan dan akhirnya dipenjarakan. Reuni mereka di Yerusalem bukan hanya tertunda, tampaknya tak mungkin terjadi. Selama tahun-tahun yang panjang dalam penjara-penjara Rusia dan kamp-kamp kerja Anatoli kehi-langan semua barang-barang pribadinya. Satu-satunya miliknya adalah sebuah salinan kecil kitab Mazmur. Pernah dalam masa penahanannya, penolakannya untuk menyerahkan kitab tersebut kepada yang berwe-nang menyebabkan ia dimasukkan dalam penjara terasing selama 130 hari. Akhirnya, dua belas tahun sesudah berpisah dengan istrinya, ia dibebaskan. Pada Februari 1986, sementara dunia menyaksikan, Shcharansky diizinkan meninggalkan penjaga-penjaga Rusia menuju mereka yang akan membawanya ke Yerusalem. Namun pada menit-menit terakhir penahanannya, para penjaga mencoba lagi untuk menyita kitab Mazmur tersebut. Anatoli tiarap di salju dan menolak untuk dibebaskan tanpa kitab itu. Kata-kata dalam Mazmur itu telah membuatnya tetap hidup selama dipenjara. Ia tidak akan menuju kebebasan tanpa itu.

From Discipleship Journal, Issue #43 (1988), p. 24

 


Sebuah Perumpamaan


“Sam, bagian mana dari Alkitab yang paling Anda suka?” “Tuan, saya paling suka Perjanjian Baru, Tuan.” “Kitab apa dalam Perjanjian Baru” “Kitab apa, Tuan? Kitab apa? Saya pikir kitab berisi perumpamaan-perumpamaan, Tuan.” “Maukah Anda menceritakan salah satu perumpamaan tersebut kepada dewan?”

Sam yang malang ingin menentangnya, tapi ada kemungkinan anggota-anggota dewan tidak lebih tahu tentang Alkitab mereka daripada ia sendiri. Ia memutuskan untuk mencoba dengan berani dan mulai seperti ini:

Pada suatu ketika seorang pria menuruni jalan dari Yerusalem ke Yerikho dan jatuh ke tangan para penja-hat dan lalang-lalang tumbuh dan mencekik pria itu dan ia terus pergi dan ia tidak punya uang dan ia ber-temu Ratu Syeba, dan ia memberikan pria itu --- ia memberikan kepada pria itu, Tuan, seribu talenta emas dan perak dan seratus pakaian ganti. Dan ketika ia sedang naik kuda di bawah sebuah pohon besar, rambutnya tersangkut pada sebuah dahan dan ia tergantung di sana. Nah, begitulah Tuan. Dan ia tergan-tung di sana berhari-hari dan bermalam-malam dan burung-burung gagak membawakannya makanan untuk dimakan dan air untuk diminum. Dan suatu malam sementara ia tertidur sambil tergantung di sana, istrinya, Delila, datang dan mencukur rambutnya, dan ia jatuh dan mendarat di tanah yang berbatu-batu dan hari mulai hujan dan hujan terus turun empat puluh hari dan empat puluh malam. Dan ia bersembunyi di dalam sebuah gua. Dan pria itu keluar pergi ke jalan raya dan jalan-jalan sempit dan memaksa dirinya untuk masuk. Ia terus berjalan dan sampai ke Yerusalem dan ia melihat Ratu Izebel sedang duduk di jendela di atas dan ketika ratu itu melihatnya ia tertawa dan pria itu berkata, “Lemparkan ia ke sana,” dan mereka melemparkannya ke bawah. Dan pria itu berkata, “Lemparkan lagi,” dan mereka melemparkan wanita itu ke bawah, tujuh puluh kali tujuh puluh dan kepingan-kepingan tubuhnya yang mereka kumpulkan ada dua belas bakul penuh. Jadi dia akan menjadi istri siapa pada hari penghakiman?”

Tak seorang pun anggota dewan yang sanggup bertanya lebih jauh lagi kepada calon tersebut dan ia diluluskan

Sumber tak dikenal

 


Tepat Sekali


Kesalahan ke-4: Bersikap terbuka terhadap ajaran Alkitab yang kuat secara otomatis memecahkan masa-lah-masalah. Hanya petunjuk Alkitab saja tidak akan menghasilkan pemecahan-pemecahan masalah secara cepat. Tak peduli betapa bisa dipercaya pengajaran tersebut atau betapa bagusnya guru, pernya-taan kebenaran tidak menyingkirkan kesulitan-kesulitan.

Pikirkanlah Firman Tuhan sebagai sebuah peta yang tepat dan teliti. Sebuah peta memberi petunjuk bagai-mana Anda bisa sampai ke tujuan tertentu. Tapi hanya dengan melihat pada sebuah peta tidak secara otomatis membawa Anda ke Arizona atau Inggris atau Peru. Untuk sampai ke tempat-tempat tersebut artinya Anda harus berusaha …..membayar biaya ……meluangkan waktu untuk pergi ….. berada dalam perjalanan sampai Anda tiba. Dengan satu kata: bertekun.

Demikian juga dalam kehidupan Kristiani. Peta Allah dapat dipercaya dan tersedia. Ini juga jelas dan langsung. Tapi tidak ada sulap dalam halaman-halamannya yang secara otomatis mengirim pembaca ke tujuan seperti sebuah permadani ajaib. Tolong jangan salah mengerti. Saya mengasihi Firman Tuhan! Saya lebih yakin dari sebelumnya dalam hidup saya bahwa kebenaran-kebenaran yang dapat dipercaya tak terukur nilainya. Namun meskipun Alkitab mungkin sebuah kitab yang dapat dipercaya, sudah pasti tidak ada ramuan ajaib sehingga bila Anda menggosoknya tiga kali sehari bisa mengusir Iblis pergi. Ini adalah sesuatu yang harus Anda masukkan ke hati dengan suatu janji yang suci kepada Allah, berharap bahwa esok pagi Anda akan tiba-tiba mengerti dan mengalami semua kebenaran yang ada di dalamnya.

Tidak ada semacam “kedewasaan instan” yang tersedia di dunia ini. Allah tidak menawarkan suatu formula yang menghasilkan orang-orang Kristen yang dewasa dalam semalam. Pertumbuhan Kristiani datang mela-lui menerapkan intinya, bertekun dengan berani (sebuah kata yang terlupakan!) apa yang Anda dengar dan menaatinya …. dan karena itu belajar bagaimana menangani masalah-masalah yang tak terelakkan.

Perseverance, Condensed from Three Steps Forward, Two Steps Back by Charles Swindoll, 1980

 




Sejarah Alkitab


Jika seseorang bertanya kepada Anda di mana Anda bisa menemukan ayat Alkitab yang dimulai dengan, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini …. Anda mungkin tahu ia sedang menanyakan Yohanes 3:16. Jika Anda memiliki sebuah Alkitab, Anda bisa mencarikan untuknya saat itu juga. Tapi ada suatu masa ketika tak seorang pun bisa menemukan satu ayat dalam seluruh Alkitab. Tidak ada Yohanes 3:16, Kejadian 1:1 atau ayat lainnya karena Alkitab tidak dibagi dalam ayat-ayat dan bahkan pasal-pasal. Lebih buruk lagi, selama ratusan tahun bahkan tidak ada pembagian-pembagian kata. Tanda-tanda baca, huruf besar dan bahkan huruf hidup tidak ada. Dalam zaman itu, jika Kejadian ditulis dalam bahasa Inggris, ini akan berbunyi: NTHBGNNNGGDCRTDTHHVNSNDTHRTH.” Anda harus memakai waktu berjam-jam atau berhari-hari hanya untuk menemukan ayat favorit Anda.

Kata-kata dibagi dalam zaman Yesus, namun huruf hidup tidak dipakai dalam Perjanjian Lama Bahasa Ibrani sampai abad keenam Masehi. Secara bertahap, huruf-huruf besar, tanda baca dan alinea mulai dipakai dalam Perjanjian Lama dan Baru. Namun pasal-pasal Alkitab seperti yang kita lihat sekarang ini belum ada sampai abad ke-13. Mereka merupakan hasil karya Stephen Langton, Uskup Besar Canterbury.

Selama 200 tahun selanjutnya, Alkitab dibagi dalam pasal-pasal, diperbanyak dengan cara menyalinnya dengan tangan. Kemudian pada tahun 1448, Rabi Nathan mengejutkan dunia dengan membagi Perjanjian Lama dalam ayat-ayat. Perjanjian Baru tidak dibagi dalam sejumlah ayat hingga tahun 1551 ketika seorang pemilik percetakan, Robert Estienne melakukan pekerjaan tersebut. Ia sedang mempelajari Alkitab dengan tiga kolom berdampingan dalam tiga terjemahan ketika ia mendapatkan ide tersebut. Ia dikejar waktu sehingga ia memutuskan untuk membagi-baginya dalam perjalanan dari Paris ke Lyons. Beberapa orang memberi kesan bahwa ia melakukannya sambil menunggang kuda dan kadang-kadang pembagian yang janggal terjadi akibat “lompatan kudanya sehingga penanya menandai tempat yang salah. “ Meskipun demikian, dengan sedikit pengecualian, pembagian Estienne membuat kita memiliki ayat-ayat sekarang ini.

Jadi sejumlah orang dipakai dalam penulisan Alkitab selama suatu periode berabad-abad, ini adalah kontribusi dari para penulis yang tak terhitung jumlahnya, ratusan tahun, dan tiga pria secara istimewa – seorang uskup besar Katolok, seorang rabi Yahudi, dan seorang pemilik percetakan Protestan --- yang mengubah “NTHBGNNNGGDCRTDTHHVNSNDTHRTH”” menjadi Kejadian 1:1.

Campus Life, March, 198l, p. 40, Miller Clarke



Jajak Pendapat Gallup


Ada suatu masa ketika kebanyakan orang Amerika menghargai Alkitab, dan bisa mengutipnya dengan benar. Dalam tahun 1963, menurut Gallup, 65% percaya pada Alkitab secara harfiah; sekarang ini jumlahnya hanya 32%.

Ada suatu masa ketika kebanyakan orang Amerika akrab dengan doktrin Alkitab. Anda bisa berkata,

“Percaya pada Yesus? Dan sekurangnya mereka mengerti apa yang Anda maksudkan. Namun sekarang ini kebanyakan akan bingung. Newsweek menceritakan tentang seorang anak yang melihat sebuah salib dengan Yesus tergantung di sana dan bertanya, “Mama, apa yang orang itu lakukan”? Ada suatu masa ketika kebanyakan orang Amerika menerima standar-standar yang mutlak. Mereka mungkin tidak setuju dengan hal-hal mutlak tersebut, namun mereka tahu bahwa sesuatu itu benar-benar betul atau salah. Sekarang ini 70% menolak moral yang benar.

Chuck Colson, Christianity Today, November 9, 1992, p. 112


Hanya Satu Alkitab


Pengajar Alkitab Inggris terkenal E.Schuyler menceritakan tentang Michael Billester, suatu distributor Alkitab yang mengunjungi sebuah dusun kecil di Polandia tak lama sebelum Perang Dunia II. Billester memberikan sebuah Alkitab kepada seorang penduduk desa, yang menjadi percaya sesudah membacanya. Orang percaya baru tersebut kemudian meneruskan Alkitab itu kepada orang-orang lain. Siklus pertobatan dan meneruskan Alkitab terus berlanjut sampai 200 orang menjadi percaya melalui satu Alkitab.

Ketika Billester kembali pada tahun 1940, kelompok orang Kristen ini berkumpul untuk mengadakan kebak-tian dimana ia menyampaikan Firman Tuhan. Biasanya ia minta agar orang bersaksi, namun kali ini ia menyarankan beberapa orang yang hadir untuk menyebutkan ayat-ayat Alkitab. Seorang pria berdiri dan berkata, “Mungkin kita salah paham. Maksud Anda ayat-ayat atau pasal-pasal?”

Penduduk desa ini tidak hanya menghafalkan beberapa ayat tertentu dari Alkitab, namun seluruh pasal dan kitab-kitab. Tiga belas orang menghafalkan Matius, Lukas dan setengah kitab Kejadian. Orang lain telah bertekad untuk menghafalkan Mazmur. Satu Alkitab yang diberikan oleh Billester telah melakukan fung-sinya. Hidup yang diubahkan menjadi kesaksian akan kuasa Firman Allah.

Sumber tak dikenal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar