Senin, 13 Mei 2013

Contoh Tesis S2-PAK

BAB I
PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas beberapa hal sebagai berikut: Latar belakang masalah penelitian, identifikasi masalah penelitian, pembatasan masalah penelitian, perumusan masalah penelitian, tujuan penelitian dan kepentingan penelitian. Adapun judul penelitian ini adalah Pengaruh Pemahaman Guru PAK Tingkat SLTA Se Kota Medan Tentang Panggilan Pelayanan Berdasarkan 2 Timotius 4: 1- 5 Terhadap Kinerja Mereka.

Latar Belakang Masalah Penelitian
Pendidikan Agama Kristen atau yang sering disingkat dengan PAK pada hakikatnya adalah:
Usaha yang dilakukan secara terencana dan kontiniu dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap sesama dan lingkungan hidupnya, yang pada dasarnya PAK dimaksudkan untuk menyampaikan kabar baik (euangelion= injil), yang disajikan dalam dua aspek, aspek Allah Tritunggal dan karya-Nya, serta aspek nilai-nilai kristiani.[1]

Dengan demikian, setiap orang yang terlibat dalam proses pembelajaran PAK memiliki keterpanggilan untuk mewujudkan tanda-tanda Kerajaan Allah dalam kehidupan pribadi maupun sebagai bagian dari komunitas. Dari uraian ini terlihat bahwa PAK merupakan mata pelajaran yang prosesnya disajikan secara terencana dan berkelanjutan yang dilakukan oleh guru PAK sebagai pengajar dan pendidik, serta siswa sebagai peserta didik.
Sebagai bagian dari Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), PAK menyelenggarakan proses pembelajaran di sekolah-sekolah mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi yang pelaksanaannya dijamin oleh Undang-Undang.[2]Hal ini berarti bahwa PAK merupakan mata pelajaran yang diselenggarakan di sekolah dengan menggunakan perangkat yang hampir sama dengan mata pelajaran lainnya, yakni dengan melibatkan semua elemen pembelajaran. Sedangkan yang membedakannya adalah bahwa substansi PAK berpusat pada Kristus dan Alkitab sebagai inti dari pemberitaan dan materi pengajarannya.
Selanjutnya, untuk mencapai tujuan pembelajaran PAK di sekolah, PAK dikemas sedemikian rupa sesuai dengan keadaan lingkungan belajar.Salah satu di antaranya adalah dengan penyediaan guru PAK di sekolah. Keberadaan guru PAK di sekolah tidak terlepas dari kedudukan, fungsi dan tujuan, serta tanggung jawab dan peranannya sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.[3]Oleh karena itu guru PAK merupakan unsur yang sangat vital dalam menjamin terlaksana serta tercapainya tujuan pembelajaran PAK di sekolah. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh seorang guru adalah dengan memaksimalkan kinerjanya sesuai dengan peranannya sebagai guru PAK.
Kinerja guru PAK dalam proses pembelajaran merupakan upaya mengembangkan kegiatan yang ada menjadi kegiatan yang lebih baik, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dicapai dengan baik melalui suatu kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sesuai dengan target dan tujuan.  Seperti yang diungkapkan oleh Tabrani Rusyan, bahwa kinerja guru adalah:
Melaksanakan proses pembelajaran baik dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas di samping mengerjakan kegiatan-kegiatan lainnya, mencakup perihal seperti: mengerjakan administrasi sekolah dan administrasi pembelajaran, melaksanakan bimbingan dan layanan pada para siswa, serta melaksanakan penilaian.[4]

Hal ini berarti bahwa kinerja guru PAK mencakup keseluruhan nilai-nilai dan kompetensi yang dimiliki guru, yang dapat digunakan untuk mendukung tercapainya hasil yang ditetapkan sebagai akibat dari tugas dan tanggung jawabnya dalam pendidikan.Dengan demikian dapat dipahami bahwa dalam ruang lingkup pendidikan, maju dan mundurnya suatu lembaga sangat dipengaruhi oleh kinerja dari individu guru yang ada di lembaga tersebut.Begitu juga dengan kualitas pendidikannya tidak terlepas dari peran kinerja individu guru dalam meningkatkan mutu pendidikan. Untuk mendukung keberhasilan kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya, A. Tabrani Rusyan mengemukakan bahwa: “Keberhasilan kinerja guru didukung oleh beberapa faktor yakni: 1) motivasi kinerja; 2) etos kinerja; 3) lingkungan kinerja; 4) tugas panggilan dan tanggung jawabserta5) optimalisasi kinerja”.[5]
Dalam ruang lingkup PAK, selain beberapa faktor yang diuraikan di atas, faktor mengenai tugas dan panggilan adalah hal mutlak yang harus dimiliki seorang guru PAK.Sebagai pendidik Kristen yang memberitakan kabar baik kepada peserta didik, profesi guru PAK merupakan tugas dan panggilan Allah yang ditujukan kepada orang yang bersedia untuk mengerjakan proyek Allah di bumi kepada peserta didik.Dikatakan demikian bahwa Alkitab dengan jelas berkata bahwa untuk menjadi guru PAK sesungguhnya bukanlah pekerjaan yang mudah. Alkitab dengan jelas mencatat bahwa menjadi seorang guru PAK harus memiliki kriteria yang sesuai dengan firman Allah, yakni:  mempunyai tanggung jawab yang sangat besar, harus bijak, memiliki budi, dan yang lain adalah harus mempunyai hikmat yang dari atas (hikmat yang berasal dari Allah).[6]Dengan demikian menjadi guru seorang guru PAK adalah tugas yang menuntut tanggung jawab di hadapan Allah.Artinya kedudukan guru PAK bukan hanya sekedar profesi tetapi merupakan panggilan pelayanan yang harus dikerjakan berdasarkan ketetapan Allah dan harus dipertanggungjawabkan kembali di hadapan Allah. Sejajar dengan pernyataan ini, sehubungan dengan tugas panggilan guru PAK, Andar Ismail mengatakan bahwa:
Mendidik bukan sekedar pekerjaan. Mendidik adalah ajakan Allah untuk bekerja sama; kita menabur benih dan Allah yang menumbuhkan.  Allah mengajak kita bekerja sama dalam proyek yang maha penting ini. Kalau tidak ada yang menabur benih di tanah, bagaimana manusia bisa hidup? Kalau tidak ada penabur yang menabur dalam diri nara didik, bagaimana manusia bisa bertumbuh menjadi insan yang beriman, berilmu dan berpelayanan? Sebab itu dunia memerlukan penabur-penabur yang mau menaburkan kasih rahmat Tuhan.[7]

Lebih jauh, Andar Ismail menjelaskan bahwa pendidik (orang tua, guru, pendeta atau jabatan pelayanan lainnya) adalah ibarat seorang penabur. Artinya bahwa seorang pendidik setiap hari harus menabur rupa-rupa benih; benih kepribadian, benih disiplin, benih perilaku, benih iman, benih ilmu, benih pelayanan, benih kejujuran, benih keuletan, benih kemandirian, benih moral, benih belas kasihan, dan sebagainya. “Terkhusus dalam benih pendidikan, bahwa benih itu akan tumbuh subur bila lahannya kondusif”.[8]Dengan demikian jabatan guru PAK sebenarnya tidak berbeda dengan jabatan gereja lainnya yang selalu menaburkan kebenaran Alah meskipun bahwa ladang pelayanan sebagai tempat pelayananya adalah sekolah.[9]Sehubungan dengan penjelasan ini bahwa tugas dan panggilan guru PAK seharusnya harus dipahami sejajar dengan tugas dan panggilan jawatan gereja lainnya.
Dalam 2 Timotius 4: 1-5 menjelaskan agar seorang hamba Tuhan senantiasa menunaikan tugas dan panggilannya sebagai pelayan Allah. Bentuk tugas dan panggilan yang dimaksudkan adalah meliputi tugas dan panggilan untuk selalu memberitakan Injil, baik atau tidak baik waktunya.Menegur dan menasehati yang salah serta memberikan pengajaran yang sehat. Tugas dan panggilan ini hampir sama dengan tugas dan panggilan yang harus dilakukan oleh guru PAK.  Mengenai hal ini, Homrighausen menjelaskan bahwa tugas guru agama Kristen adalah sebagai berikut:
Pertama, menjadi penafsir iman Kristen. Dialah yang menguraikan dan menerangkan kepercayaan Kristen itu, karena ia harus menyampaikan harta-harta dari masa lampau kepada para pemuda yang akan menempuh masa depan.
Kedua, menjadi seorang gembala bagi murid-muridnya. Seharusnya seorang guru mengenal tiap-tiap muridnya; bukan hanya namanya saja, melainkan latar belakangnya dan pribadinya juga.Ia harus mencintai mereka dan mendoakan mereka masing-masing di depan takhta Tuhan.
Ketiga, menjadi seorang pedoman dan pemimpin.  Guru hendaknya menjadi teladan yang menarik orang kepada Kristus; hendaknya ia mencerminkan Roh Kristus dalam seluruh pribadinya.
Keempat, menjadi seorang penginjil.Yang bertanggung jawab atas penyerahan diri setiap orang pelajarnya kepada Yesus Kristus.[10]

Dengan demikian, berdasarkan argumentasi teologis dan berbagai teori yang telah diuraikan di atas dapat dipahami bahwa seorang guru PAK harus memahami betul apa yang menjadi tugas dan panggilannya sebagai pengajar PAK. Sebab pemahaman akan tugas dan panggilan sebagai guru PAK akan menentukan dapat berdampak pada aktifitas dan hubungannya dengan lingkungannya.  Singkatnya pemahaman guru PAK tentang tugas dan panggilannya akan mempengaruhi bagaimana kinerja yang diperlihatkan dan dihasilkan khusunya bagi peserta didik.  Sehingga harapan agar tercapainya tujuan PAK seperti yang telah dirumuskan dalam kurikulum PAK di sekolah, yakni untuk:
Pertama, memperkenalkan Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus dan karya-karya-Nya agar peserta didik bertumbuh iman percayanya dan meneladani Allah Tritunggal dalam hidupnya, Kedua,  menanamkan pemahaman tentang Allah dan karya-Nya kepada peserta didik, sehingga mampu memahami dan menghayatinya, dan Ketiga, menghasilkan manusia Indonesia yang mampu menghayati imannya secara bertanggungjawab serta berakhlak mulia di tengah masyarakat yang pluralistik, dapat diwujudkan dalam diri peserta didik.[11]

Namun kenyataannya dalam praktek pelaksanaan kinerja guru di sekolah sebagai lapangan pekerjaan sekaligus pelayanan, masih banyak guru yang belum sepenuhnya menyadari tugas dan panggilannya. Salah satunya adalah seperti yang terjadi di kota Medan. Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara merupakan daerah yang paling berkembang dibandingkan dengan daerah lainnya di Sumatera Utara.Hal ini tentu saja berdampak pada semua aspek hidup masyarakat yang tinggal di dalamnya, ada yang positif namun ada juga dampak negatif dari perkembangan itu.Dampak positifnya, luasnya ruang lingkup yang dapat dijangkau oleh masyarakat di daerah ini, termasuk guru, seperti mudahnya memperoleh akses teknologi dan informasi.Sedangkan salah satu dampak negatifnya adalah seiring dengan kemudahan tersebut, tidak jarang dimanfaatkan oleh guru untuk menambah jam kerja di luar jam yang dimilikinya pada instansi sekolah tertentu.Sehingga profesi yang diemban oleh guru tidak lebih hanya sekedar pekerjaan untuk mencapai materi atau upah. Akibatnya, jika guru telah selesai melakukan proses pembelajaran, akan langsung meninggalkan sekolah dan mengajar di tempat lain.  Dengan demikian, hal ini akan berdampak pada kurangnya interaksi antara guru dan peserta didik di luar jam kelas.
Kemudian, program pemerintah yang telah menaikkan anggaran Pendidikan sebesar 20 % dari APBN yang diaplikasikan dalam bentuk sertifikasi guru (PAK), dan insentif guru, berdampak pada banyaknya masyarakat yang ingin menjadi guru, termasuk di bidang PAK.  Proses ini tentu saja berakibat pada semakin berkurangnya pemahaman bahwa guru PAK adalah tugas panggilan, yang diakibatkan betapa mudahnya untuk menjadi guru karena pengaruh remunirasi dan perhatian pemerintah serta banyaknya lembaga pendidikan Teologi di kota Medan yang menghasilkan guru PAK. Jika demikian, guru PAK yang dihasilkan adalah guru PAK yang asal jadi dalam arti guru PAK yang kurang menghargai panggilan yang diembannya.
Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataan.Di satu sisi, pemerintah dan Alkitab sebagai firman Allah mengharapkan agar guru PAK adalah guru yang benar-benar memahami dan menunaikan tugas Panggilannya sebagai rekan sekerja Allah untuk memberitakan karya Allah dalam Kristus. Sedangkan di sisi lainnya adalah bahwa pekembangan jaman dan meningkatnya perhatian pemerintah terhadap guru mengakibatkan banyaknya guru PAK yang kurang memahami tugas panggilannya akibat mudahnya memperoleh pendidikan guru PAK. Dengan demikian, berdasarkan persoalan ini peneliti mengangkat masalah ini sebagai Tesis dengan judul: Pengaruh Pemahaman Guru PAK  Tingkat SLTA Se Kota Medan Tentang Panggilan Pelayanan Berdasarkan 2 Timotius 4: 1 – 5 Terhadap Kinerja Mereka.

Identifikasi Masalah Penelitian
Identifikasi masalah merupakan upaya untuk mengelompokkan, mengurutkan sekaligus memetakkan masalah-masalah tersebut secara sistematis berdasarkan keahlian bidang peneliti. Sehubungan dengan pernyataan ini, maka dalam penelitian ini, peneliti mengidentifikasi pokok-pokok permasalahan sebagai berikut:
Pertama,masih adanya guru PAK belum memahami hakikat dan pengertian PAK di Sekolah. Jika demikian bagaimanakah pemahaman guru PAK terhadap hakikat dan pengertian PAK?
Kedua,sebagian guru PAK belum memahami bahwa pada dasarnya PAK tidak berbeda dengan mata pelajaran lain di sekolah. Jika demikian bagaimanakah pemahaman guru PAK terhadap muatan dan isi PAK di sekolah?
Ketiga,masih adanya guru yang belum memahami sepenuhnya bahwa keberadaan guru PAK di sekolah tidak terlepas dari kedudukan, fungsi dan tujuan, serta tanggung jawabnya sebagai pendidik profesional.  Jika demikian bagaimanakah pemahaman guru PAK terhadap kedudukan, fungsi dan tujuan, serta tanggung jawab dan peranannya di sekolah?
Keempat, masih adanya guru yang belum memahami bahwa dalam ruang lingkup pendidikan, maju dan mundurnya suatu lembaga sangat dipengaruhi oleh kinerja dari individu guru.  Jika demikian bagaimana pemahaman guru PAK terhadap kinerjanya di sekolah?
Kelima, kualitas pendidikannya tidak terlepas dari peran kinerja individu guru dalam meningkatkan mutu pendidikan. Jika demikian faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja guru PAK?
Keenam, Alkitab dengan jelas mencatat bahwa menjadi seorang guru PAK harus memiliki kriteria yang sesuai dengan firman Allah.  Jika demikian bagaimanakah pemahaman guru PAK terhadap tugas dan tanggung jawabnya di hadapan Allah?
Ketujuh, dalam 2 Timotius 4: 1-5 dijelaskan agar seorang hamba Tuhan senantiasa menunaikan tugas dan panggilannya sebagai pelayan Allah.  Jika demikian, bagaimanakah pemahaman guru PAK terhadap tugas dan panggilannya berdasarkan 2 Timotius 4: 1 – 5?
Kedelapan, pekembangan jaman mengakibatkan banyaknya guru PAK yang kurang memahami panggilannya akibat mudahnya memperoleh pendidikan guru PAK. Jika demikian bagaimana pemahaman guru PAK terhadap kemudahan untuk memperoleh pendidikan keguruan PAK saat ini?

Pembatasan Masalah Penelitian
Sehubungan dengan sangat rumit dan kompleksnya sebuah penelitian, maka perlulah dibuat pembatasan masalah, seperti yang dikemukakan oleh Winarmo Surakhmad, bahwa: “Pembatasan ini bukan saja memudahkan dan menyederhanakan bagi penyelidik tetapi untuk pemecahan tenaga, kesehatan, ongkos, dan lain-lain yang timbul dalam rencana tersebut.”[12]Sehubungan dengan pedoman ini, dari beberapa identifikasi masalah tersebut di atas, peneliti dalam tesis ini hanya membatasi beberapa masalah yang akan diteliti. Masalah yang peneliti pilih adalah pada nomor 7, 6, dan 5.Masalah-masalah tersebut antara lain:
Pertama, bagaimanakah pemahaman guru PAK tentang tugas dan panggilannya berdasarkan 2 Timotius 4: 1 – 5?
Kedua, bagaimanakah pemahaman guru PAK  tentang kinerjanya sebagai guru di lingkungan pendidikan?
Ketiga, bagaimanakah keterkaitan antara pemahaman panggilan guru PAK berdasarkan 2 Timotius 4: 1- 5 dengan kinerja guru-guru PAK tingkat SLTA  se Kota Medan?

Perumusan Masalah Penelitian
Perumusan masalah diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait di antara fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun sebagai akibat.
Dari pembatasan masalah di atas, maka dapat disusun rumusan masalah penelitian ini dalam bentuk kalimat tanya sebagai berikut:
Pertama, bagaimanakah pemahaman guru PAK  tingkat SLTA se Kota Medan tentang panggilan pelayanan berdasarkan 2 Timotius 4: 1 – 5?
Kedua, bagaimanakah pemahaman guru PAK  tingkat SLTA se Kota Medan tentang kinerja mereka?
Ketiga, bagaimanakah pengaruh antara pemahaman guru PAK PAK  tingkat SLTA se Kota Medan tentang panggilan pelayaan berdasarkan 2 Timotius 4: 1-5 terhadap kinerja mereka?

Tujuan Penelitian
Agar penelitian  mencapai titik fokus dan memiliki arah yang jelas maka perlu adanya tujuan penelitian untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam melakukan penelitian, karena tujuan penelitian merupakan penunjuk arah dalam perjalan sebuah penelitian ilmiah.  Seperti yang dikemukakan oleh Mohammad Ali bahwa:
Ketajaman seseorang dalam merumuskan tujuan penelitian akan sangat mempengaruhi penelitian yang akan dilaksanakan, karena tujuan penelitian pada dasarnya merupakan titik tujuan yang akan dicapai seseorang melalui kegiatan penelitian, harus mempunyai rumus yang jelas terperinci dan operasional.[13]

Sesuai dengan judul penelitian dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Pertama, untuk mengetahui bagaimana pemahaman guru PAK  tingkat SLTA se Kota Medan tentang panggilan pelayanan berdasarkan 2 Timotius 4: 1 – 5.
Kedua, untuk mengetahui bagaimana pemahaman guru PAK  tingkat SLTA se kota Medan tentang kinerja mereka.
Ketiga,untuk mengetahui bagaimana pengaruh antara pemahaman guru PAK tingkat SLTA se kota Medan tentang panggilan Pelayaan Berdasarkan 2 Timotius 4: 1-5 terhadap kinerja mereka.


Kepentingan Penelitian
Penelitian dalam bidang pemahaman tugas dan tanggung jawab berdasarkan 2 Timoius 4: 1 – 5 dan kinerja guru PAK ini memiliki kepentingan dari sudut teoritis maupun sudut praktis.  Berdasarkan pedoman tersebut, maka akan dijelaskan kepentingan penelitian dalam tesis ini sebagai berikut:
Kepentingan Teoritis
Pertama, hasil penelitianini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pembaca untuk mengetahui dan memahami tentang tugas panggilan guru PAK dan kinerjanya dalam dunia pendidikan, khususnya dalam aktifitas pembelajaran.
Kedua, Sebagai acuan untuk peneliti selanjutnya yang ingin memperdalam penelitian tentang hal-hal yang berhubungan dengan tugas panggilan guru PAK dan kinerjanya.

Kepentingan Praktis
Pertama, sebagai salah satu persyaratan bidang akademik untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Kristen
Kedua, hasil penelitian ini menjadi diharapkan menjadi terapan ilmu bagi guru PAK maupun calon guru PAK untuk mengerti dengan jelas tugas panggilannya sebagai profesi yang telah ditentukan Allah. Dengan demikian sebagai seorang guru PAK dapat mengaplikasikan tugas panggilan itu dalam hubungannya dengan anak didik
Ketiga, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagaimana meningkatkan kinerja guru di sekolah.
Keempat, penelitian ini diharapkan menjadi salah satu pedoman bagi gereja untuk meningkatkan pengajaran PAK bagi jemaat.
Kelima, bagi Sekolah Tinggi Teologi Baptis Medan, penelitian ini diharapkan menambah khazanah kepustakaan tentang panggilan guru PAK.
Keenam, untuk peneliti selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan untuk meneliti dan memperdalam ilmu penelitian pada ruang lingkup dan persoalan yang sama, yakni tentang panggilan guru PAK.


[1] Sariaman Sitanggang. Bagaimana Menyusun KTSP & Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen - Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Egrateia Putra Jaya, 2007), 55.
[2] Dedi Hamid. Undang-undang  Nomor 20 Tahun 2003 Sistem PendidikanNasional, (Jakarta: Durat Bahagia 2003), 3.
[3]Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Pasal 1 ayat 1.
[4]Tabrani Rusyan dkk.Upaya Meningkatkan Budaya Kinerja Guru, (Cianjur: CV. Dinamika Karya Cipta, 2000), 17.
[5]Tabrani. 18
[6] Dalam Yakobus 3: 1, 13, 17 dikatakan bahwa: “Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang diantara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat...siapakah diantara kamu yg bijak dan berbudi? Baiklah ia dengan cara hidup yg baik menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang lahir dari kelemah lembutan...hikmat yang dari atas”.
[7] Tentang hal ini Andar Ismail mengutip Markus 4: 3 pada bukunya yang berjudul Selamat Menabur, (Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2002), 3.
[8] Andar Ismail. 1- 2.
[9] Bandingkan dengan Efesus 4: 11 Tentang Jawatan Gereja
[10] E. G. Homrighausen dan I.H. Enklaar. Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), 164 – 165.
[11]Depdiknas. Kurikulum, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PAK untuk Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Depdiknas, 2004), 1.
[12] Winarmo Surakhmad. Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsito, 2005), 36.
[13] Mohammad Ali. Prosedur Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Aksara, 1985), 30.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar