Jumat, 31 Mei 2013

Hak-Hak Non Muslim Di Sebuah Negara Islam

Oleh: Samuel Shahid

PENDAHULUAN
Belum lama ini telah ditulis sejumlah buku mengenai hak-hak non Muslim yang harus hidup di bawah aturan hukum Islam. Kebanyakan dari buku-buku ini mempresentasikan hal-hal yang kelihatannya baik dari pandangan Islam, tanpa menyingkapkan sisi-sisi negatif yang terkandung dalam hukum-hukum ini.  
Studi yang singkat ini berupaya menguji hukum-hukum ini sebagaimana yang dinyatakan oleh ke-4 mazhab Fikih (yurisprudensi). Studi ini bertujuan untuk menyadarkan para pembaca akan implikasi-implikasi negatif dari hukum-hukum tersebut tanpa mengabaikan pandangan-pandangan yang lebih toleran dari para reformis modern.  
Pengharapan kami yang mendalam adalah agar studi ini akan membukakan kepada para pembaca kami kebenaran yang sesungguhnya dalam sisi positif maupun sisi negatifnya.
S.S.

Kamis, 30 Mei 2013

Sejarah Alkitab (Bagian Lima)


Sejarah Terbentuknya Kitab-kitab Perjanjian Lama
Alkitab Gereja Katolik terdiri dari 73 kitab, yaitu Perjanjian Lama terdiri dari 46 kitab sedangkan Perjanjian Baru terdiri dari 27 kitab.
Bagaimanakah sejarahnya sehingga Alkitab terdiri dari 73 kitab, tidak lebih dan tidak kurang ?
Pertama, kita akan mengupas kitab-kitab Perjanjian Lama yang dibagi dalam tiga bagian utama :
  • Hukum-hukum Taurat,
  • Kitab nabi-nabi, dan
  • Naskah-naskah.

Sejarah Alkitab (Bagian Empat)

INJIL
1.     Nama
Kata Arab-Indonesia ‘Injil’ adalah suatu turunan dari kata Yunani "eu-ang-gelion" dan kiranya liwat bahasa Etiopia masuk kedalam bahasa Arab dan Kuran. Dalam Kuran (3:3, 48, 65; 5:46, 47, 66, 110 dll.). Injil adalah kitab jang diturunkan kepada nabi Isa, Kitab Suci orang-orang Keristen. Karenanya kata "Injil" kerap kali tidak hanya berarti apa yang kita sebut "Injil" (tertulis), tetapi juga seluruh Perjanjian Baru, yang memang menurut artikata aselinya boleh dikatakan "Injil" juga.

Sejarah Alkitab (Bagian Tiga)

Kronologi Perjanjian Baru


Chronologi berarti : ajaran (logos) tentang waktu (chronos). Maksudnya ialah urutan peristiwa-peristiwa dalam waktu. Maka chronologi Perjanjian Baru artinya ialah: urutan peristiwa-peristiwa (dan karangan) yang tercantum dalam Perjanjian Baru. Masa itu merangkum jaman sejak lahirNya Yesus sampai dengan kematian Rasul terakhir, dengan lain kata jaman kehidupan Yesus serta jaman rasuli.

Sejarah Alkitab (Bagian Dua)

Apakah Alkitab Dapat Dipercaya?

Kata Pengantar

Apakah Alkitab dapat dipercayai? Dapatkah saya menemukan alasan yang tepat untuk menerima pandangan-pandangannya yang "kuno"? Alkitab adalah sebuah buku tua di dunia modern. Jika saya hendak mempercayai isinya, saya harus memiliki alasan yang kuat mengapa saya harus mempercayainya, dan apa konsekuensinya terhadap sikap saya mengenai masalah-masalah seks, pernikahan, pekerjaan dan ibadah.

Andaikata pikiran-pikiran semacam ini memenuhi benak Anda dari waktu ke waktu, kami akan merasa senang bila dapat membantu Anda. Buku ini kami persembahkan kepada Anda untuk menunjukkan wibawa Alkitab yang telah teruji dari waktu ke waktu. Kami berharap Anda akan memiliki pemahaman yang baru tentang Alkitab, buku yang telah banyak memberi arti bagi kehidupan orang-orang yang mempercayainya. Martin R. De Haan II

Sejarah Alkitab (Bagian Satu)

Alkitab

Selama kurang lebih 50 tahun, telah dilaporkan bahwa Alkitab adalah buku yang paling banyak terjual dalam sejarah dunia.
Alkitab ditulis oleh sekitar 40 orang dalam kurun waktu kurang lebih 1600 tahun dari 1500 SM hingga sekitar 100 M. Orang-orang ini menulis karena didorong oleh Roh Kudus (2 Pet. 1:21). Mereka menuliskan kata-kata yang bukan diajarkan oleh kebijakan manusia tetapi oleh Roh Kudus (1 Kor. 2:13).

Pertanyaan Alkitabiah dari 1 Tawarikh

P: Dalam 1 Taw, apakah 1 dan 2 Paraleipomenon?
J: Dalam terjemahan Septuaginta Yunani 1 dan 2 Tawarikh disebut dengan 1 dan 2 Paraleipomenon. Alkitab Katolik juga menggunakan nama ini, tetapi isinya sama.

P: Dalam 1 Taw, mengapa ada begitu banyak silsilah?
J: Tawarikh kemungkinan ditulis kemudian setelah Kitab Raja-Raja, setelah pengasingan Yehuda. Hal ini menjadi penting bagi orang Yahudi untuk mengingat nenek moyang mereka, dan mengingat siapa mereka sebagai suatu bangsa. Beberapa silsilah juga menunjukkan kepada kita bagian dari garis keturunan Maria dan Yusuf.

Pertanyaan Dalam Kitab 1 Raja-raja

P: Dalam 1 Raj, apakah sebuah prediksi kronologi dari raja-raja di Israel dan Yehuda?
J: Berikut adalah keduanya.
Berikut adalah kronologi dari raja-raja Israel

Pertanyaan Alkitabiah dari Ayub

P: Kapankah kitab ini ditulis?
J: Para sarjana tidak yakin. Namun, dalam kitab Ayub, Bildad adalah Suah dan Elifas adalah orang Teman. Shuah adalah anak Abraham dan Ketruah dalam Kejadian 25:2. Teman adalah cucu dari Esau. (Kejadian 36:11,15,42 dan 1 Tawarikh 1:36,53; 1 Tawarikh 1:45). Oleh karena itu ditulis dengan baik setelah waktu Yakub dan Esau. Gaya penulisan Ayub adalah "Ibrani klasik", yang mana berarti setelah 1500 SM.

Selasa, 28 Mei 2013

Ketrampilan Mengelola Kelas

Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas secara umum adalah penciptaan kondisi yang memungkinkan pengelolaan pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. Sedangkan pengertian pengelolaan kelas (classroom management) berdasarkan pendekatannya menurut weber (1977) diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:

Sabtu, 18 Mei 2013

Tugas dan Panggilan Guru PAK

Panggilan Guru PAK
Guru merupakan unsur penting dalam proses belajar mengajar di bidang Pendidikan, serta memiliki tanggung jawab yang besar. Guru adalah Pembimbing siswa untuk mengenal, memahami dalam menghadapi semua yang berkaitan dengan pendidikan. Profesi atau pekerjaan guru sangat penting untuk pelaksanaan proses belajar mengajar khususnya dalam pembinaan iman siswa. Dalam pembahasan bab ini akan meninjau secara singkat serta menghubungkan antara seorang guru PAK dengan salah satu tugasnya yaitu dalam upaya membina iman Kristen siswa.

Horace Bushnell

Sebuah Ringkasan:

Panggilan hidupnya akhirnya ia temukan bersamaan dengan maraknya kegiatan kebangunan rohani yang melanda kampus Yale saat itu. Ia kemudian mengambil keputusan penting yakni melupakan cita-citanya menjadi pengacara dan membulatkan tekad untuk menjadi pendeta. Khotbanya di kapel Yale seolah-olah menjelaskan pergumulan batinnya ketika memutuskan menjadi pendeta. 

Tugas Profesi Keguruan PAK (Pascasarjana)

Pertanyaan 1:
Bagaimana caranya Guru Pendidikan Agama Kristen (PAK) menempatkan diri di tengah-tengah Guru Agama lain dan Guru Pendidikan Umum yang bukan orang Kristen, ketika mereka berada di Sekolah?

Tanggapan:
Memahami pertanyaan di atas, Jika saya sebagai seorang Guru pendidikan Agama Kristen, maka hal yang saya lakukan sebagai cara untuk menempatkan diri,
1. Ketika berhadapan dengan Guru Agama lain, adalah:
Bersikap Ekstrovert. Ekstrovert yang saya maksud di sini adalah memiliki sikap (pribadi) terbuka terhadap hal-hal lain tanpa memandang perbedaan. Dalam hal ini seorang guru berusaha membuka diri terhadap orang lain meskipun orang lain atau guru tersebut tidak memiliki paham (iman) yang sama dengan diri saya. Namun hal ini perlu saya lakukan mengingat bahwa Sekolah adalah sebuah institusi/lembaga yang terdiri dari berbagai elemen di dalamnya, mulai dari tenaga pendidik, dan peserta didik. Sedangkan sebagai seorang pendidik, diperlukan adanya kerja sama. Hal ini dimaksudkan untuk membantu proses pendidikan yang sedang berlangsung di sekolah. Dalam hal ini jika berhadapan dengan Guru Agama lain, sikap terbuka ini membantu saya untuk lebih memahami perbedaan yang ada dan mampu bekerja sama sebagai Guru Agama, antara agama Kristen dengan agama di luar Kristen.

PAK Dalam Perjanjian Lama

Menjadi sebuah hal yang menarik adalah ketika muncul sebuah pertanyaan, seberapa pentingkah Perjanjian Lama dalam ruang lingkup Pendidikan Agama Kristen (PAK)? Mungkin pertanyaan ini kita anggap sambil lalu, atau tidak terlalu penting, atau memang kita belum mengetahuinya. Mungkin ada yang mengatakan bahwa Perjanjian Lama (PL) tidak terlalu penting karena PL sudah berlalu dan sudah digenapi oleh Perjanjian Baru (PB), atau PB telah menjelaskan tentang pendidikan kekristenan.

Pemberdayaan Guru Menyongsong Era Globalisasi


 Diadopsi dari Tulisan Hairuddin

Sejalan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, khususnya dalam bidang informasi dan komunikasi, telah menjadikan dunia ini terasa semakin menjadi sempit dan transparan. Antara satu belahan dunia dengan belahan dunia lainnya dengan mudah dapat dijangkau dan dilihat dalam waktu yang relatif singkat. Itulah globalisasi, yang di dalamnya membawa berbagai implikasi yang luas dan kompleks bagi kehidupan manusia. Implikasi nyata dari adanya globalisasi adalah terjadinya perpacuan manusia yang mengglobal. Seorang individu dalam berkarya tidak hanya dituntut untuk mampu berkiprah dan berkompetisi sebatas tingkat lokal dan nasional semata, namun lebih jauh harus dapat menjangkau sampai pada tingkat kompetisi global, yang memang di dalamnya berisi sejumlah tantangan dan peluang yang begitu ketat.

Singkirkanlah Batu-batu Itu!


Roimanson Panjaitan

Nats: Yesaya 62: 10

Dahulu, pada beberapa kisah dalam Perjanjian Lama, batu (Ibrani 'even, Yunani lithos) digunakan untuk berbagai-bagai tujuan. Tergantung pada jenis batunya. Batu-batu kecil umpamanya dapat digunakan sebagai senjata dalam perang atau pertempuran karena mudah digunakan. Masih ingat kisah Daud melawan Goliat orang Filistin? Dalam 1 Sam 17:40, Daud menggunakan batu kecil yang diambil dari sungai untuk menjatuhkan musuhnya Goliat. Sedangkan batu-batu yang lebih besar dapat digunakan untuk menutup sumur (Kej 29:2), untuk menutup mulut gua seperti yang dilakukan Yosua tatkala ia melihat musuhnya melarikan diri dan bersembunyi di dalam gua di Makeda (Yos 10:18). Bahkan ada juga yang digunakan sebagai pertanda atau prasasti (2 Sam 20:8), sebagai batu peringatan yang lebih dikenal dengan sebutan nisan atau tugu, yang hal ini juga masih dapat kita temui dalam tradisi Habatahon (Kebudayaan orang Batak) masa kini. Juga batu dapat digunakan sebagai mezbah dalam upacara keagamaan (Kej 28:18), dan masih banyak lagi kisah lain yang dapat kita temukan di Alkitab yang sudah barang tentu menunjukkan betapa banyaknya kegunaan batu. Tegasnya memang itulah kegunaan dan fungsi batu, yakni sebagai bahan utama pada suatu bangunan.

Selasa, 14 Mei 2013

Gereja yang Kudus



Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “kudus” berarti suci, murni. Sedangkan dalam bahasa Ibrani, qadosy (=kudus) berarti dipisahkan, disendirikan, dipisahkan dari yang lain. Uniknya dalam bahasa Ibrani kata ini hanya digunakan untuk hal-hal yang berhubungan dengan Allah. Mengapa? Sebab, hanya Allah yang kudus (2 Raj. 19:22; Yes. 1:4). Kemudian, kata kudus dipakai juga untuk benda dan manusia sebab keduanya milik Allah dan termasuk dalam lingkup kehidupan Allah (Im. 19:2). Dengan demikian, kita mengenal istilah gereja yang kudus, orang kudus, tempat kudus.

Gereja disebut kudus bukan berarti gereja bebas dari dosa atau tidak ada cacat celanya. Sebab, kenyataannya gereja terdiri dari orang-orang berdosa. Calvin menyebut gereja sebagai “gereja orang-orang berdosa”, gereja yang tidak kudus. Kekudusan gereja tidak terletak pada perbuatan manusia, tapi pada perbuatan Allah. Oleh karena kasihNya kepada mansuia dan dunia ini, Allah mau memulihkan hubungan-Nya dengan manusia yang telah rusak akibat dosa melalui pengorbanan dan kematian Yesus Kristus di kayu salib. Dengan demikian, kasih Allah dalam Yesus Kristuslah yang membuat gereja itu kudus (lih. I Kor. 1:30). Gereja juga disebut kudus karena dikuduskan oleh Roh Kudus (I Pet. 2)

Paskah : Sebuah Refleksi

Bahan Alkitab:
Yohanes 17:26, I Kor. 15:54-55


Kebangkitan Tuhan Yesus dari maut disebut sebagai Paskah. Kata Paskah – mengingatkan kita pada Paskah Yahudi – berasal dari kata Ibrani pesakh, artinya melewati atau menyeberangi (dengan makna menyelamatkan). Paskah dalam Perjanjian Lama dilaksanakan untuk mengenang sejarah bangsa Israel yang dilepaskan dari perbudakan Mesir, dan kini mereka menuju tanah yang dijanjikan (kanaan). Sementara, dalam bahasa Yunani, Paskah disebut pascha anastasimon yang berarti kebangkitan. Kebangkitan Tuhan Yesus dari maut yang menandakan kemenangan-Nya sehingga kebangkitan itu mempunyai arti bagi manusia yang percaya kepada-Nya. Kebangkitan merupakan inti dan pusat iman Kristen.

Senin, 13 Mei 2013

Contoh Tesis S2-PAK

BAB I
PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas beberapa hal sebagai berikut: Latar belakang masalah penelitian, identifikasi masalah penelitian, pembatasan masalah penelitian, perumusan masalah penelitian, tujuan penelitian dan kepentingan penelitian. Adapun judul penelitian ini adalah Pengaruh Pemahaman Guru PAK Tingkat SLTA Se Kota Medan Tentang Panggilan Pelayanan Berdasarkan 2 Timotius 4: 1- 5 Terhadap Kinerja Mereka.

Iman, Mahasiswa dan Perubahan Sosial

Penulis: Guno Tri Tjahjoko635

Memasuki PJP II, sosok mahasiswa mendapat perhatian khusus, mengingat pembangunan nasional bangsa Indonesia memberi konotasi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia628. Mahasiswa adalah harapan bangsa, dan di pundak merekalah masa depan bangsa ini akan dipertaruhkan. Maka mahasiswa sering "diagungkan" dan sekaligus "diharapkan" oleh orang tua dan calon mertua. Seolah-olah mahasiswa adalah sekelompok masyarakat elite, yang 'asing' bagi masyarakat. Dengan demikian posisi menjadi mahasiswa, identik dengan "gengsi" bagi sekelompok orang.

Poligami dan Perceraian dalam Perjanjian Lama

Oleh: Risnawati Sinulingga

Pengantar
Kemitraan perempuan dan laki-laki sering dipermasalahkan. Perempuan biasanya dikemukakan dalam status yang lebih rendah dari laki-laki (Bnd. Lagu "Sabda Alam" ciptaan Ismail Marzuki. "Diciptakan... pria dan wanita. Ditakdirkan bahwa pria berkuasa. Wanita dijajah pria sejak dulu..."). Perjanjian Lama sering dipergunakan sebagai dasar argumentasi untuk membuktikan bahwa status perempuan lebih rendah dari laki-laki. Pembuktian ini, antara lain, dilakukan berdasarkan penafsiran tradisional terhadap Kej. l dan 2. yaitu bahwa perempuan berasal dari laki-laki, untuk laki-laki, bahkan sepanjang waktu statusnya lebih rendah dari laki-laki.1218 Pembuktian yang sama diberikan dengan mengutip bagian Perjanjian Lama yang berbicara "negatif" tentang perempuan.1219 Satu diantara bagian Perjanjian Lama yang dianggap "berbicara negatif" adalah yang mengijinkan poligami dan diceraikannya perempuan dengan cara yang relatif mudah.

Yesus Sebagai Pendidik

 Pengantar

Sebagai orang Kristen kita percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Mesias yang mengerjakan penebusan dan pengampunan dosa bagi segenap umat manusia (Yoh 3:16; 1Pet 2:24; 1Kor 15:3-5). Atas dasar kesaksian Alkitab, kita juga bahkan percaya bahwa Yesus Kristus adalah Allah yang menjelma menjadi manusia. Dia ilahi dan sekaligus manusiawi secara sempurna, penuh kasih sayang dan anugerah (Yoh 1:1-3, 14, 18).

Injil mengemukakan bahwa barangsiapa yang percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadinya, berarti berkedudukan dan berperan sebagai murid-Nya. Dalam kedudukan sebagai murid, kita didesak untuk terus mengikut Dia, menyangkal diri dan memikul salib (1Yoh 2:6; Mrk 8:34-35). Sebagai murid Kristus pun kita didorong untuk terus bertekun mempelajari kebenaran yang diajarkan-Nya. Sebab, kebenaran yang diajarkan Yesus adalah kebenaran yang sanggup mengerjakan perubahan hidup (Yoh 8:31-32; 17:17).

Janganlah Banyak di antara Kamu Menjadi Guru

Oleh Pendeta Jeremiah L.C

Pada dasarnya kita telah selesai dengan pembahasan di Yak 3:1-12. Hari ini, saya akan kembali pada Yak 3:1-2, dan kedua ayat ini akan menjadi fokus pembahasan kita. Di sini, Rasul Yakobus memperingati kita agar jangan ingin menjadi guru, agar kita tidak mendatangkan penghakiman yang lebih keras atas diri kita. Kata di sini adalah "penghakiman". Hal ini berarti bahwa Allah akan memakai standar yang lebih tinggi untuk menghakimi mereka yang menjadi guru. Guru-guru di sini menunjuk kepada siapa? Sesuai dengan kata asli dalam bahasa Yunani, kata benda "guru" adalah kata untuk "Rabi" dalam Perjanjian Baru. Sudah pasti Yakobus bukan mengatakan mengenai guru-guru di sekolah. Ia berbicara dengan konteks mengenai kehidupan Gereja. Guru-guru di sini adalah para pengkhotbah dan mereka yang bertanggung jawab untuk pengajaran Alkitab di Gereja sekarang ini, dan kita bisa katakan bahwa mereka adalah pemimpin rohani di gereja.

Selasa, 07 Mei 2013

Buku Ende No. 1 (Ringgas Ma Ho Tondingku)

RINGGAS MA HO TONDINGKU
 1. Ringas ma ho tondingku Mamuji Debatanta i
Ai diparmudumudu Ho unang halupahon i
Disesa do dosamu Didaoni sahitmi Diudut do hosamu Diburi tondimi
Huhut diapul-apul Roham na marsak i Asa tung lam humibul Mingot uhumna i

2. Na tolhas do tu hita Uhumna na sumurung i Dibaen holong rohana Di angka na porsea i
Ai ndada dilaluhon Tu hita rimas i Sai lam dipatuduhon DengganbasaNa i :
Ai songon hasundutan Dao sian purba i Holang dibaen Ibana Sude dosanta i
3. Asi roha ni ama marnida anakkonna i Suman tusi Jahowa Marnida na porsea i
Diboto do mulanta Na sian tano i Tudoshon bungabunga Tudoshon bulung i Disi ro habahaba
Mamintor habang be Suman tusi do jolma, Sai mate do sude.
4. Tung asi ni rohana Sambing do na manongtong i Saleleng ni lelengna
Di tonga huriana i Di surgo habangsana Hinaliangan ni Sude parhaladona
Na sun badia i Na sai tongtong mamuji Pasangap Tuhan i
Ho pe tondingku puji Tongtong goarNa i.