Pendidikan memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sesuai dengan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang tujuan Pendidikan Nasional, bab II pasal 3 yang berbunyi:
Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.[1]
Pendidikan Agama Kristen adalah salah satu mata pelajaran yang menekankan adanya perubahan perilaku siswa tidak hanya sebatas kognitif saja tetapi afektif dan psikomotoriknya. Sebagai seorang guru PAK harus mempelajari dan menemukan metode mengajar yang tepat sehingga mata pelajaran PAK menjadi mata pelajaran yang disenangi oleh siswa. Mengingat siswa sudah menemukan PAK dalam gerejanya atau keluarganya mengakibatkan sering sekali mata pelajaran PAK dianggap rendah oleh siswa. Apalagi didalam kelas setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda, ada yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Siswa yang berkemampuan tinggi akan kelihatan dalam meresponi pelajaran dengan minat yang tinggi, sedangkan siswa yang berkemampuan rendah akan kelihatan tidak adanya keseriusan dalam mengikuti pelajaran. Malas mengerjakan tugas dan tidak mendengarkan guru mengajar. Peraturan dalam memberikan kriteria minimal ketuntasan belajar agama oleh kepala sekolah dengan nilai 7 (tujuh), membuat siswa tidak lagi berusaha untuk meningkatkan hasil belajarnya. Reinforcement adalah cara yang tepat sebagai stimulus bagi siswa untuk memiliki minat belajar dalam PAK, dengan harapan akan terbentuk siswa-siswi yang memiliki nilai-nilai kekeristenan dalam seluruh aspek kehidupannya sebagai generasi penerus. Dan guru PAK dapat memberikan nilai hasil belajar sesuai dengan keberadaan dan kemampuan siswa.
Demikian juga halnya dengan tempat penelitian penulis pada siswa kelas XI SMK 3 TD pardede sesuai dengan hasil survei dan perbincangan penulis dengan guru PAK di sekolah tersebut, minat belajar siswa masih kurang dalam mata pelajaran PAK. Dapat di lihat dalam proses pembelajaran, siswa masih kurang antusias dalam mendengarkan guru mengajar dan malas mengerjakan tugas. Hasil belajar siswa dikelas yang diperoleh masih perlu di tingkatkan :
Hasil Belajar PAK
Tahun Pelajaran | KKM | Siswa | Rata-rata | % Prestasi | Siswa | Rata-rata | % Prestasi |
2011/ 2012 | 70 | 50 | 74 | 70% | 50 | 73,5 | 70% |
Guru sebagai salah satu pelaksana dalam pendidikan harus mempersiapkan materi ajarnya dalam rangka mengembangkan potensi siswa. Untuk itu guru sebagai motivator bagi siswa untuk semangat belajar harus dapat menemukan metode yang tepat dalam menumbuhkan minat belajar siswa.
Menurut Hendra Surya, secara sederhana minat ini dapat diartikan sebagai suatu keinginan yang kuat untuk memenuhi kebutuhan atau kehendak. Dimana anak dengan minatnya itu bisa melihat bahwa sesuatu yang dilihatnya itu akan mendatangkan keuntungan atau faedah, sehingga dapat menimbulkan kepuasan jika melakukan atau mendapatkannya. Jika anak dapat merasakan itu tentu semakin besar minat anak untuk melakukan kegiatan belajar.[2]
Dengan adanya minat tersebut, belajar bukan lagi merupakan sebagai beban bagi siswa, belajar menjadi hal yang menggembirakan. Sehingga tujuan belajar agar siswa mengalami perubahan perilaku yang diharapkan oleh pembelajaran dapat tercapai.
Skinner, adalah salah seorang tokoh yang sangat berperan dalam teori pembelajaran perilaku. Prinsip yang paling penting dari teori belajar perilaku adalah bahwa perilaku berubah sesuai dengan konsekuensi-konsekuensi langsung dari perilaku tersebut.Konsekuensi tersebut disebut reinforcement.[3]
Menurut Darji Darmodiharjo (1980), dalam buku penilaian pencapaian Hasil Balajar, Kemampuan dasar profesional seorang guru meliputi 10 hal, salah satunya dalam point ke lima menggunakan reinforcement secara tepat memungkinkan siswa belajar dengan tekun.[4]Sumantri dan Permana (1999: 274) menyebutkan beberapa tujuan yang bisa dicapai dari pemberian reinforcement ; membangkitkan motivasi belajar siswa, merangsang siswa untuk berpikir, menimbulkan perhatian siswa, menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi dan mengendalikan serta mengubah sikap negatif siswa dalam belajar kearah perilaku yang mendukung belajar.[5]
Fungsi reinforcement itu adalah untuk memberikan ganjaran kepada siswa sehingga siswa akan memiliki minat belajar dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu seorang guru harus mengetahui cara-cara pemberian reinforcement terhadap siswa, sehingga reinforcement itu dapat menumbuhkan minat nya dalam mempelajari suatu materi pelajaran.
[2]Drs. Hendra Surya, Rahasia Membuat Anak Cerdas dan Manusia Unggul, (PT Elex Media Komputindo : Jakarta), hal 27.
[3] Trianto, Mendesain model-model pembelajaran dan inovatif Progressif,( Prenada Media Group, 2010), hal 39.
[4] Drs. Ign. Masidjo, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah, (Kanisius : Yokyakarta, 1995), hal 12
[5] Yudha99, Manfaat Reinforcement-dalam. html, (BlogSpot. Com/2010/04/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar