Pada topik pertama dari materi yang akan dibahas dalam tulisan ini akan dibicarakan terlebih dahulu beberapa hal yang berkaitan dengan etika terapan (applied ethic). Alasannya, karena sebagian besar dari materi yang dibahas dalam buku ini merupakan bahan-bahan pembahasan dari etika terapan. Istilah “etika terapan” kedengarannya agak baru, tapi isinya bukanlah sesuatu baru sama sekali dalam sejarah filsafat moral. Sudah sejak Plato dan Aristoteles (filsuf Yunani Kuno) terdapat penekanan yang jelas bahwa etika merupakan filsafat praktis yang ingin memberikan penyuluhan kepada tingkah laku manusia, dengan memperlihatkan apa yang harus dan tidak boleh dilakukan. Dalam abad pertengahan Thomas Aquinas melanjutkan tradisi filsafat praktis ini dengan menerapkannya dibidang teologi moral. Demikian juga dalam dunia modern, orientasi praktis dan etika berlangsung terus. Pada awal zaman modern muncul etika khusus (ethica spesialis, yang membahas masalah etis tentang suatu bidang tertentu, seperti keluarga dan negara. Etika terapan yang kita kenal sekarang sebenarnya tidak lain dari etika khusus itu, yang bermaksud menyorot hal-hal praktis kehidupan manusia. Situasi yang telah berlangsung dalam waktu yang cukup lama tersebut justru mengalami perubahan selama enam dasawarsa pertama abad ke-20. Pada masa-masa itu sifat praktis dari etika hampir terlupakan, Namun sejak tahun 1960-an situasinya berubah, perhatian pada etika kembali mendapat tempat penting. Bahkan sekarang dapat dikatakan bahwa filsafat moral, khususnya dalam bentuk etika terapan, mengalami masa suatu kejayaan.